Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran strategis untuk menguraikan masalah yang terjadi. Terutama mengenai konflik militer maupun sosial kemanusiaan. Tak jarang, Indonesia sering dimintai bantuan oleh banyak negara. Terutama di wilayah ASEAN sendiri dan timur tengah. Namanya pun sangat harum dan disegani di mata penduduk internasional. Maka jangan heran, jika warga Indonesia sangat disukai oleh semua bangsa di dunia.
Tak hanya kultur budaya nusantara yang dikenal ramah, bangsa besar yang menjujung tinggi adat ketimuran ini juga dikenal sangat peduli dan tak ragu untuk mengulurkan bantuannya. Sejumlah masalah kemanusiaan maupun konflik militer internasional, pernah di tangani dengan suskes oleh Indonesia lewat jalur perdamaian. Seperti apa bentuk bantuan tersebut? Simak ulasan berikut.
Kapal kemanusiaan ACT yang salurkan ribuan ton beras untuk Palestina
Organissi ACT (Aksi Cepat Tanggap), menjadi ujung tombak dalam proses pengiriman bantuan logistik kepada Palestina. Aksi kekerasan yang semakin meluas di wilayah tersebut, membuat banyak penduduk di dalamnya terancam kekurangan pangan. Rakyat Indonesia sendiri berkomitmen untuk menyalurkan bantuan bahan pangan lewat ACT. Ribuan ton beras yang disalurkan ke Palestina, berasal dari beberapa kabupaten yang ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kirim pasukan Garuda Indonesia di di bawah bendera PBB
Setelah Indonesia menjadi negara merdeka yang berdaulat penuh, Tanah Air secara resmi mengirimkan kontingen Garuda I ke wilayah Mesir pada 1957. Pasukan ini merupakan tentara penjaga perdamaian untuk meredam kekerasan pada negara yang tengah dilanda konflik militer. Selain menjunjung tinggi netralitas dalam bertugas, pasukan Garuda juga sering memberikan bantuan secara sosial dan moral kepada penduduk setempat. Hal ini terjadi pada Kontingen Garuda di Kongo dan Libanon. Dimana mereka juga membantu memulihkan psikologi agar terhindar dari trauma akibat konflik bersenjata.
Rezim Orba Presiden Soeharto kirim 100 ribu ton gabah ke Afrika
Pada tahun 1984, merupakan puncak kejayaan Indonesia untuk masalah pangan. Swasembada beras yang sukses pada zaman orde baru itu menuai pujian masyarakat dunia. Saat benua Afrika terancam bencana kelaparan seperti Sudan dan Somalia, para petani di Indonesia ramai-ramai memberikan bantuan 100 ribu ton lewat FAO. Atas jasanya ini, nama harum Indonesia kembali naik pamornya di mata dunia internasional. Terlebih, Presiden Soeharto juga menerima medali penghargaan dari Dirjen FAO saat itu, Edouard Saouma.
Bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya
Saat terjadi konflik bernuansa SARA di Myanmar, etnis muslim Rohingya harus menelan pil pahit lantaran menjadi korban. Banyak nyawa yang berguguran di negara tersebut. Indonesia sebagai negeri dengan populasi mayoritas muslim terbesar dunia, ikut tergerak untuk membantu. Hingga pada akhirnya, Presiden Joko Widodo secara resmi melepas sembako kemanusiaan sebesar 34 ton untuk meringankan beban etnis Rohingya. Paket yang disalurkan terdiri dari makanan siap saji, paket sembako, family kit, tangki air, tenda untuk pengungsi, pakaian anak serta selimut.
Menjadi penengah konflik timur tengah antara Iran dan Arab Saudi
Konflik antara Iran dan Arab Saudi, terjadi karena peristiwa eksekusi mati ulama agama Syah, Sheikh Nimr al-Nimr beberapa waktu lalu. Hal ini tentu saja membuka masalah baru di timur tengah. Indonesia sendiri akhirnya turun tangan dengan menjadi penengah dan mencarikan upaya perdamaian untuk kedua negara. Pada 13 Januari, Menteri Retno Marsudi berada di Teheran atas instruksi Presiden Joko Widodo untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri dan Presiden Iran.
Kebaikan Indonesia di atas, menunjukan bahwa negara ini mempunyai peranan yang strategis. Terutama untuk meredam konflik sosial maupun bantuan kemanusiaan. Inilah salah satu rahasia terbesar bangsa Indonesia. Sehingga masyarakatnya sangat dihormati dan diterima oleh warga internasional. Bangga nih Saboom jadi orang Indonesia.