Kaum Khawarij
Sejak kejadian penghancuran WTC tanggal 11 September 2001, nama Islam terus disangkutpautkan dengan terorisme. Padahal ajaran Islam sangat mengutamakan kedamaian, toleransi, dan keberadaban.
Munculnya para teroris yang mengatasnamakan Islam, membuat kaum muslimin mayoritas yang semula hidup damai dengan umat lain menjadi sasaran cercaan, bahkan menjadi korban kekerasan. Indonesia pun tidak lepas dari munculnya ormas-ormas garis keras yang semakin memburamkan wajah Islam.
Sebenarnya Rasulullah SAW telah mengabarkan tentang hal ini. Dalam haditsnya, beliau bersabda, “Nanti akan muncul di antara kamu, kaum yang menghina shalat kamu dibandingkan shalat mereka, dan puasa kamu dibandingkan dengan puasa mereka, amal perbuatan kamu dibandingkan dengan amal perbuatan mereka. Mereka itu membaca Al-Quran tetapi bacaan mereka tidaklah melewati kerongkongan mereka. Dan mereka memecah belah agama sebagaimana anak panah keluar dari busurnya” (Sahih Bukhari/5058).
Nabi Muhammad mengatakan hal ini ketika ada seseorang yang menegur beliau dengan keras atas pembagian ghanimah. Sayiddina Umar mengajukan diri untuk menghukumnya tetapi Nabi tidak mengijinkan. Rupanya Nabi SAW telah tahu bahwa dari golongan laki-laki inilah, Allah SWT mentakdirkan akan muncul kaum yang mengaku muslim, tetapi perbuatannya jauh dari ajaran Islam. Kaum ini dikenal dengan nama kaum Khawarij. Kata khawarij berasal dari kata “Khuruj” yang berarti “keluar”, “berontak” atau “bangkit”.
Para extrimis ini menganggap bahwa hanya pendapat merekalah yang paling benar mengenai kepemimpinan, pemerintahan, politik, dan hukum syariah. Siapapun yang berbeda pandangan dengan mereka adalah kafir dan pantas dibunuh. Padahal keseluruhan hal di atas adalah hal yang tergantung interpretasi, dan para ulama yang paling berilmu pun saling berbeda pendapat.
Dalam shahih muslim 1848, Rasulullah SAW bersabda, “Siapapun yang menolak untuk patuh kepada pemimpin yang sah, dan memecah belah umat, saat mati, ia mati dalam kejahiliyahan. Siapa yang berperang di bawah panji yang tidak jelas, membenci atas dasar fanatisme golongan atau ia mengajak untuk bersikap fanatik terhadap golongan atau membela atas nama fanatisme golongan, lalu ia terbunuh, maka matinya mati jahiliyah. Barangsiapa menentang dan memberontak pada penguasa yang baik atau penguasa yang jahat tanpa memperhatikan mereka yang beriman, dan tidak memegang janji yang ia buat dengan seseorang, maka ia tidak termasuk golonganku, dan aku tidak termasuk golongannya.”
Bukankah hal ini begitu nyata di jaman ini? Kaum Khawarij telah muncul dan membuat terror. Mereka muncul dengan nama organisasi yang berbeda-beda, satu sama lain saling membenci pula tetapi mereka sebenarnya muncul dari akar jahat yang sama. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW berkata, “Mereka akan muncul terus berulang-ulang, lalu kemudian dihancurkan berulang-ulang pula. Hal ini berlangsung terus sampai Dajjal muncul dari sisa-sisa mereka.”
Para ekstrimis ini sudah tampak dengan jelas di depan mata. ISIS, Al-Qaedah, dan bermacam-macam organisasi garis keras, yang ketika sudah dilumpuhkan, muncul lagi dalam bentuk yang baru. Mereka berperang melawan pemerintah lalim, tetapi peperangan ini bukan disebabkan untuk menegakkan keadilan, tetapi untuk menegakkan ideologi iblis milik mereka sendiri. Dan korban yang paling dirugikan adalah rakyat jelata yang terjepit di antara tombak pemerintah lalim, dan pedang kaum extrimis.
Hadits di atas menyarankan agar kaum muslim untuk bersabar, menolak turut dalam kekerasan, dan menjauhkan diri dalam konflik ini. Jika muslim tidak berhati-hati, kita mungkin saja akan jatuh ke dalam dosa karena memihak kepada kedua pihak yang sebenarnya sama-sama salah (pemimpin lalim dan kaum extrimis). Kita mungkin akan menyetujui cara-cara salah satu di antara mereka, kita mungkin bahkan akan turut bergabung dengan salah satu di antara mereka. Muslim tidak boleh buru-buru menyatakan keberpihakannya kepada salah satu pihak, karena ini adalah fitnah (kekacauan) di mana kebenaran masih kabur dan samar-samar.
Muslim haruslah tetap berbuat baik, bersabar, dan bersikap adil terhadap siapa saja. Keberpihakan dalam kekacauan ini hanya akan membuat kaum muslim sendiri yang rugi, dan Allah SWT tidak menurunkan pertolongannya. Hanya dengan cara menerapkan ajaran Islam yang benar lah, baru Allah SWT memberi pertolongan dan petunjuk kepada umat Islam.
Nah sudah jelas. Umat Islam bukan teroris, dan harus bersabar saat jaman kekacauan tiba. Tetapi jika ada pemimpin muslim yang adil dan kuat, maka umat Islam wajib bersatu padu memberantas para teroris ini. Kapankah waktu itu tiba? Segera. Jika kaum muslim mau bersabar.
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…