Wajah pendidikan Indonesia lagi-lagi tercoreng dengan pelatihan berbalut kekerasan. Kali ini terjadi pada pemuda berusia 21 tahun bernama Gilang Endi Saputra. Ramai dikabarkan, bahwa mahasiswa ini mengalami kekerasan fisik dan meninggal saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Nasi sudah menjadi bubur, jasad pria yang akrab disapa Gilang ini telah terbujur kaku. Kini warganet Indonesia berteriak di media sosial, menuntut keadilan atas kematian Gilang. Bagaimana peristiwa tragis ini bisa kembali terjadi? Berikut kronologi dan fakta tentang kematian Gilang di tengah Diksar Menwa UNS.
Tidak ada yang aneh dalam benak Sunardi, ayah Gilang, saat putranya pamit untuk mengikuti Diksar Menwa UNS. Pensiunan TNI tersebut bercerita anaknya sempat pulang ke Desa Dayu, Karanganyar, hari Jumat (22/10) untuk persiapan diksar tersebut. Sunardi sendiri heran dengan Gilang. Ia pernah menawari anaknya untuk menjadi aparat hukum tapi selalu ditolak.
Pihak UNS menjelaskan kronologi kejadian yang merenggut nyawa Gilang. Kegiatan Diksar Menwa dimulai 23 Oktober 2021 pukul 06.00 sampai 23.00 WIB di sekitar kampus. Di hari yang sama, Gilang mengeluh kakinya keram. Hari berikutnya, kegiatan dilanjutkan di luar kampus, tepatnya di Jembatan Jurug.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol. M. Iqbal Alqudusy mengatakan bahwa ada kemungkinan tindak kekerasan pada Gilang. Hasil autopsi sementara menunjukkan korban meninggal akibat penyumbatan di bagian otak, dengan beberapa luka pukulan di bagian kepala. Pemeriksaan jenazah masih dilakukan oleh Tim Kedokteran Forensik RS Moewardi.
Kasus seperti yang dialami Gilang, bukanlah yang pertama. Kisah tragis pelatihan berakhir kematian sudah sering mencoreng pendidikan Indonesia. Tak heran bila warganet bereaksi keras terhadap jajaran Menwa UNS Solo.
BACA JUGA: 4 Kisah Pilu MOS Sekolah yang Akhirnya Membuat Nyawa Siswa Melayang Sia-sia
Kematian Gilang kembali memberikan catatan buruk tentang wajah pendidikan Indonesia. Kegiatan yang seharusnya dimaksudkan untuk mendidik, malah sering terpeleset dan berujung petaka. Apakah di kemudian hari akan ada Gilang-Gilang lain yang kembali meregang nyawa gara-gara acara sekolah, kampus, dan sejenisnya?
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…
Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…
Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…