Ada banyak masalah dalam hidup ini. Namun kata orang bijak, ada berkah dengan label masalah yang sebenarnya bisa membuat kita lebih bijaksana dan berkembang. Sayangnya, tak semua orang menyadari kenyataan ini.
Masih ada saja yang mencari jalan pintas untuk bisa keluar dari masalahnya. Salah satunya adalah dengan bunuh diri. Ada berbagai motif bagi seseorang untuk melakukan aksi mengakhiri hidup sendiri ini. Namun mirisnya, hal ini banyak juga di kalangan remaja masa kini. Beberapa di antaranya adalah lima kisah bunuh diri atau mengancam bunuh diri seperti di bawah ini.
Rambut memang menjadi mahkota bagi wanita. Akan tetapi, Tuhan memberikan karunia bahwa bila rambut dipotong, maka rambut akan tumbuh lagi, bahkan lebih indah. Namun seorang murid kelas 9 tidak bisa memahami hal itu. Gadis kecil yang disamarkan namanya sebagai Yingying, lompat dari jendela gedung tempat tinggalnya karena tak mau dipaksa memotong rambut.
Sekolah Yingying di Shandong memang memiliki kebijakan bahwa anak lelaki dan perempuan memiliki rambut pendek rapi. Sebelum insiden tragis ini, ayah Yingying sudah 8 kali menerima pesan singkat dari pihak sekolah. Namun ternyata saat sang ibu memberikan pengertian, Yingying membuka jendela dan lompat dari ketinggian. Sungguh sangat disayangkan, tapi beberapa orang berkomentar bahwa sebaiknya tidak usah memaksakan sebuah aturan. Melanggar peraturan itu setidaknya lebih baik daripada kehilangan nyawa.
Kisah ini baru saja terjadi beberapa waktu lalu. Seorang anak perempuan mengetahui bahwa ayahnya yang menjadi buruh konstruksi, sudah dari tahun 2012 tidak dibayarkan upahnya dengan layak. Tak hanya ayahnya sendiri, bahkan banyak buruh konstruksi di sana yang juga mendapatkan pengupahan kurang layak. Maka mereka melakukan demo.
Tak disangka, sang anak naik ke bangunan yang pembangunannya masih terus berlangsung itu. Ia sebenarnya disusul oleh sang nenek, namun tak ada yang menyangka bahwa gadis ini ternyata memutuskan untuk loncat. Usut punya usut ternyata ini adalah usaha terakhirnya agar pihak vendor membayarkan gaji ayahnya. Atas kasus ini, pihak pemilik gedung dikritik dan terdesak oleh banyak pihak sehingga mau tidak mau mereka harus membayar gaji para buruh tersebut.
Hari pertama sekolah sebenarnya adalah masa yang menyenangkan. Ada banyak suasana baru dan semangat di sana. Namun suatu momen dalam 2 hari pertama, ada 4 kasus bunuh diri di Shanghai. Hal ini terjadi sekitar tahun 2008. Pada tanggal 1 September pagi buta, seorang gadis 14 tahun lompat dari jendela. Ia tidak meninggal, namun mengalami luka. Di hari yang sama jam 5 pagi, seorang remaja lelaki 15 tahun jatuh dari lantai 8 dan menderita luka serius.
Masih dalam hari yang sama jam 9 pagi, seorang murid hendak bunuh diri karena tidak naik kelas, tapi polisi berhasil mencegahnya. Namun nasib baik tak menghampiri seorang murid keesokan harinya. Seorang murid usia 12 tahun tewas 10 menit setelah terjun dari ketinggian. Untuk semua kasus ini, netizen menyayangkan generasi muda yang mudah menyerah dalam menjalani hidup.
Hampir sama dengan kejadian pertama, seorang anak perempuan asal Shandong memutuskan bunuh diri. Sekolah memulangkannya karena ia berambut panjang. Apa yang terjadi selanjutnya sangatlah mengenaskan. Tak tahan dengan perlakuan sekolahnya, ia mengakhiri hidupnya dengan menenggak obat serangga.
Beredar foto gadis itu yang terkulai lemah di rumah sakit. Kejadian yang terjadi pada 2010 ini mengundang kemarahan banyak netizen. Mereka mengkritik kebijakan sekolah yang tampaknya terlalu serius dan tidak bertanggung jawab atas hal yang terjadi pada siswinya. Keluarga gadis tersebut juga menuntut pertanggung jawaban atas nasib anaknya yang melayang sia-sia karena sebuah peraturan.
Satu lagi kisah bunuh diri yang membuat banyak netizen geleng-geleng kepala. Seorang ibu terpaksa menggugurkan kandungannya karena anak pertamanya tak mau punya adik. Selama sang ibu memelihara janinnya, ada banyak ulah pemberontakan yang dilakukan oleh gadis itu.
Yang paling membuat ibunya khawatir adalah tindakan bunuh diri. Akhirnya terpaksa ayah dan ibu gadis tersebut sepakat untuk menggugurkan kandungannya. Mereka tidak ingin kehilangan anak pertamanya. Dokter juga menyarankan agar orang tua membicarakan untuk punya anak lagi dengan anak-anak mereka. Akan tetapi, banyak netizen yang malah mengkritik keputusan aborsi yang dilakukan hanya karena anak pertama mereka dianggap egois.
Masalah memang akan selalu ada, tapi menurut hokum yang ada di alam ini, kita diuji karena dirasa mampu melampauinya. Jangan putus asa, bila tak menemukan solusi, Anda bisa berbagi. Bila tak ada teman berbagi, masih ada doa yang bisa menguatkan hati. Manfaatkan kehidupan ini sebaik-baiknya, agar setiap momen hidup Anda jadi berharga.
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…