TNI AL Indonesia memiliki banyaknya sekali kapal laut yang ditugaskan untuk melindungi NKRI. Dari kapal-kapal yang dimiliki itu dibentuklah beberapa satuan kapal yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Ada yang namanya Satuan Kapal Amfibi, Satuan Kapal Cepat, Satuan Kapal Selam dan Satuan Kapal Eskorta.
Satuan Kapal Eskorta diciptakan untuk menjadi benteng pertahanan. Kapal-kapal ini sangat kuat dalam hal defense namun juga bisa menyerang dengan mematikan. Dalam sejarah kemaritiman Indonesia, setidaknya ada beberapa kapal perang hebat yang pernah atau masih menjadi benteng laut terkuat NKRI. Berikut kapal hebat yang menjadi anggota Satuan Kapal Eskorta Indonesia.
KRI Yos Sudarso 353
KRI Yos Sudarso 353 atau Frigat Van Speijk adalah salah satu kapal satu Satuan Eskorta terhebat dari TNI AL. Bahkan, kapal ini menjadi ikon kehebatan TNI AL di lautan dari dahulu hingga sekarang. Meski kapal-kapal dengan jenis frigat lain sudah berdatangan Frigat Van Speijk Class yang dibuat di tahun 1968 ini masih mampu bertahan dengan baik.
Seiring berkembangnya waktu, kapal hebat yang menjadi benteng lautan ini mengalami beberapa kali perbaikan. Alat-alat yang sudah tua diganti dan senjata di-upgrade total mulai dari rudal Hanud yang bisa melakukan serangan udara dan rudal anti kapal selam yang bekerja di bawah laut.
KRI RE Martadinata 331
KRI RE Martadinata 331 adalah sebuah kapal yang dipesan oleh TNI AL dan dibuat oleh DSNS Belanda yang bekerja sama dengan PT. PAL. Kapal dengan jenis PKR atau perusak kawal rudal ini akan menjadi punggawa baru dalam Satuan Kapal Eskorta TNI AL dan aktif dioperasikan pada Januari 2017 nanti setelah melakukan beberapa uji pada peralatan kapal.
Kapal yang memiliki 105 meter dan berat 2.400 ton ini diharapkan akan mampu menjadi kekuatan baru dari TNI AL. Dengan kecepatan maksimal hingga 28 knot, kapal ini akan gesit di lautan dalam menyerang musuh yang mendekat. Memiliki KRI RE Martadinata 331 akan membuat benteng usang lautan Indonesia semakin tebal dan susah ditembus.
KRI Teluk Banten 516
Berbeda dengan dua kapal sebelumnya yang bertugas sebagai punggawa dalam hal penyerangan. KRI Teluk Banten 516 yang sangat besar ini justru bertugas sebagai kapal markas. Di dalam kapal yang memiliki panjang 100 meter ini bisa diisi dengan tank, 202 pasukan dan 115 awak kapal yang bertugas mengendalikan semua komponen dengan baik.
KRI Teluk Banten 516 juga digunakan sebagai tempat landing dan menyimpan helikopter. Setidaknya 3 helikopter bisa muat di dalam kapal buatan galangan Korea Selatan ini. Oh ya, KRI Teluk Banten 516 pernah bertugas sebagai pengendali KRI Yos Sudarso 353, KRI Ngurah Rai 344, dan Kri Rakata 922.
KRI Ki Hajar Dewantara 364
Kalau kapal-kapal lain memiliki sister ship dengan namanya yang berbeda-beda. KRI Ki Hajar Dewantara adalah satu-satunya kapal yang dibeli single oleh TNI AL dari Yugoslavia pada tahun 1980 silam. Kapal ini bertugas sebagai Satuan Kepal Eskorta yang menjaga kedaulatan dan juga tempat berlatih dari para calon Perwira Tempur TNI AL.
Tidak mengherankan kalau TNI KI Hajar Dewantara yang memiliki panjang 96 meter dan bobot penuh 1.850 ton ini dijuluki sebagai mesin pencetak Perwira TNI AL. Saat ini KRI KI Hajar Dewantara 364 masih bekerja dengan baik meski usianya sudah semakin senja.
Inilah kapal perang hebat yang dimiliki oleh Satuan Eskorta TNI AL. Bagaimana pendapat Sobat Boombatis tentang kapal-kapal yang menjadi benteng pengalaman laut Indonesia di atas?