Yogyakarta memang dikenal dengan berbagai julukan, mulai dari kota pelajar, pariwisata dan budaya. Oleh sebab itu bukanlah hal yang aneh kalau kota ini menjadi tujuan utama banyak wisatawan. Baik mancanegara hingga domestik, tidak pernah ada bosannya datang ke tempat ini.
Namun ternyata di balik keindahan kota Yogyakarta, ternyata ada sisi lain yang jarang diketahui. Ya keberadaan kampung Congklang di Yogya, rupanya mengundang kontroversi bagi masyarakat. Bagaimana tidak, di daerah ini seseorang bisa dengan mudahnya berganti pasangan dengan orang lain. Lalu kenapa hal itu bisa terjadi di sana? Simak ulasan berikut.
Kampung di Yogyakarta yang dulunya didiami warga radikal
Salah satu yang jadi sorotan beberapa waktu yang lalu adalah keberadaan kampung Congklang. Ya, kampung yang terdapat di kota Yogyakarta ini, meskipun tidak terlalu terkenal, namun mulai viral akhir-akhir ini karena berita kontroversinya.
Ada adat bertukar istri dengan orang lain
Rupanya, hal yang menjadi sorotan adalah sebuah kebudayaan aneh yang dilakukan oleh penduduk yang ada di sana. Nampaknya, orang-orang kampung Congklang ini memiliki kebiasaan untuk bertukar istri atau pasangan dengan orang lain. Entah itu dengan tetangga ataupun para tamu, kegiatan seperti itu sepertinya sudah dari dulu dilakukan.
Selain itu kampung Congklang juga tertutup
Sepertinya ada sebuah keanehan yang membedakan kampung ini dengan yang lainnya. Ya, kampung yang satu ini sangat menolak adanya budaya yang tidak sepaham dengan mereka, meskipun itu merupakan adat asli Jawa. Bahkan Sri Sultan Hamengkubowono X mengatakan bahwa hanya kampung Congklang yang menolak pagelaran wayang kulit.
Jadi perhatian lebih oleh pihak berwajib
Nampaknya berita mengenai pertukaran istri yang ada di salah kampung di Yogyakarta ini sudah beredar di masyarakat. Oleh sebab itu bakal ada pengawasan serta penyelidikan ketat pada para penduduk yang ada di kampung yang satu ini. Jika memang terbukti adanya kegiatan semacam itu, para penduduk yang berpaham radikal itu pastinya akan dibina kembali, bahkan jika perlu akan ditangkap.
Tidak ada yang menyangka ternyata tradisi mirip suku di luar negeri itu ada di Indonesia. Namun melihat budaya orang Indonesia, hal itu merupakan sesuatu yang tabu. Jikalau memang terbukti, semoga semoga deh ada pembinaan ke jalan yang benar.