Setiap manusia pasti akan meninggal dunia suatu saat nanti. Kematian adalah sebuah siklus alami yang kadang membuat orang ketakutan. Namun, beberapa orang ingin tahu kapan dia akan meninggal. Pada umur berapa dia akan meninggal, hingga bisa bersiap-siap dan membuat banyak kenangan indah.
Kerap kita melihat di media sosial tentang kuis memprediksi kematian. Biasanya kita hanya akan memasukkan nama dan voila.. muncullah prediksi panjang usia hingga penyebab kematian kita. Tapi berbeda dengan alat yang diciptakan oleh Thomas Perls ini. Kita dituntut untuk meng-input-kan beberapa parameter seperti diet, kehidupan sosial, hingga olahraga. Penasaran seperti apa alat ini bekerja? Yuk, kita simak bersama-sama.
Thomas Perls adalah seorang yang bekerja di New England Centenarian Study. Pria ini membuat alat yang dapat memprediksi umur manusia. Umur yang nantinya muncul di kalkulator adalah prediksi kita akan meninggal dunia.
Memprediksi kematian terdengar mengerikan. Jika kita masih berumur 20-an lalu di kalkulator muncul angka 80, mungkin biasa. Lantas jika kita berumur 20-an lalu meninggal umur 30, pasti kita kebingungan. Terlebih kita belum melakukan banyak hal. Namun Living to 100 Calculator diciptakan bukan menakuti. Tapi agar kita memperbaiki kehidupan.
Memprediksi dengan kalkulator ini tentu menggunakan perhitungan dan analisa. Salah satu parameter utama dalam kalkulator ini adalah kehidupan sosial. Seseorang yang memiliki kehidupan sosial baik, cenderung memiliki kehidupan yang baik pula. Selain itu dengan hidup di lingkungan sosial, kita akan terhindar dari kebiasaan mengurung diri dan serta individualis.
Kehidupan sosial yang baik dapat meningkatkan stimulasi kognitif pada otak. Selain itu aktivitas tubuh akan berjalan dengan baik. Dampaknya adalah tubuh jadi lebih sehat, dan penuaan dini bisa dicegah.
Seseorang yang memiliki kehidupan sosial kuat dengan tetangga, atau teman di tempat kerja, memiliki peluang hingga 50% untuk bertahan hidup. Orang yang cenderung menyendiri akan susah bertahan hidup di lingkungan apapun. Hal ini diperkuat dengan makalah ilmiah yang dipublikasi PLOS Medicine tahun 2010. Menurut makalah ini, seseorang dengan kehidupan yang baik memiliki korelasi untuk bisa hidup lebih panjang dan memiliki kesehatan yang prima.
Kalkulator ini juga membutuhkan parameter yang berhubungan dengan stres pada tubuh kita. Stres adalah hal yang paling dihindari oleh manusia. Karena jika orang sudah stres apa saja yang dilakukan akan kacau. Terlebih jika orang itu adalah pekerja kantoran. Stres bisa saja membuatnya dipecat dari pekerjaan.
Stres dapat dialami oleh manusia. Siapa saja, mau anak kecil atau orang dewasa bisa dihampiri oleh stres. Untuk mengendalikan stres kita dapat melakukan semacam meditasi. Atau jika tidak bisa kita bisa refreshing sejenak untuk menenangkan pikiran. Stres meski terkadang dianggap sepele ternyata berdampak banyak pada tubuh. Terutama masalah kesehatan fisik dan mental.
Kebiasaan buruk seperti merokok sudah pasti akan membuat tubuh kita teracuni. Terlebih jika kita juga mengkonsumsi alkohol hingga obat-obatan terlarang. Tubuh akan menyerap semua racun dan membuat kita lemah perlahan-lahan dan tidak mampu hidup lebih lama.
Living to 100 memasukkan parameter ini sebagai salah satu data untuk menganalisis. Semakin kita memiliki kebiasaan buruk, maka tubuh akan rentan dengan penyakit. Mungkin dari luar tidak akan nampak, tapi organ dalam kita akan perlahan mengalami penurunan fungsi. Hal ini mempercepat kita menuju pada sebuah kematian.
Diet bukan melulu masalah menyiksa perut karena terus kelaparan. Diet sebenarnya adalah pengaturan pola makan. Menyesuaikan kebutuhan tubuh dengan apa yang masuk ke dalam mulut kita. Komponen penting itu berupa kebutuhan makronutrien dan mikronutrien. Semuanya dapat kita peroleh dari makanan.
Namun gaya hidup setiap orang berbeda-beda. Ada yang makan teratur, ada juga yang semaunya sendiri. Beberapa orang yang makan tidak diatur dan cenderung makan makanan cepat saji memiliki resiko besar kegemukan. Kegemukan dapat membuat tubuh gampang sekali terkena penyakit. Salah satunya adalah jantung, stroke, darah tinggi, hingga diabetes. Dengan mengatur pola makan sesuai kebutuhan, tubuh akan memiliki waktu cukup lama untuk bertahan hidup.
Berolahraga adalah hal paling utama dalam hidup. Dengan berolahraga kita akan mendapatkan tubuh yang sehat. Selalu nampak segar dan jarang sakit. Tubuh yang selalu bergerak memiliki ketahanan tinggi akan penyakit.
Berolahraga rutin seminggu minimal 3 kali akan meningkatkan kesehatan tubuh secara signifikan. Olahraga dapat dilakukan di pagi hari atau setelah pulang kerja. Tidak perlu yang berat-berat. Jalan kaki saja sudah termasuk olahraga asal dilakukan dengan rutin. Tubuh orang yang rutin berolahraga akan memiliki peluang tinggi untuk bertahan hidup.
Benar, anda tidak salah membaca sub-judul di atas. Salah satu faktor yang membuat tubuh kita bertahan hingga mendekati 100 tahun adalah mengetahui keadaannya. Dengan mengetahui keadaan tubuh, kita bisa tahu bagian mana saja yang bermasalah. Penanganan lebih dini akan membuat kita jauh bertahan.
Kebanyakan manusia cenderung enggan memeriksakan keadaan tubuh. Selama tubuh tidak sakit artinya kita tidak perlu mengunjungi dokter. Jika tidak ada gangguan tubuh artinya kita tidak perlu buang-buang uang untuk pergi ke laboratorium. Padahal sebenarnya memeriksakan kesehatan termasuk investasi jangka panjang. Tubuh yang selalu terkontrol akan memiliki peluang besar untuk hidup jauh lebih lama. Lebih dari 100 tahun, mengapa tidak?
Living to 100 akan memberikan masukan perihal data yang kita inputkan. Data ini akan digunakan sebagai petunjuk agar kita mau berubah untuk lebih baik. Biasanya kita disarankan untuk mengubah gaya hidup yang buruk seperti merokok dan minum alkohol.
Angka yang muncul pada kalkulator hanya berupa prediksi. Misal muncul angka 56 tahun. Kita bisa saja hidup lebih dari itu atau justru kurang. Alat ini akan memberikan sebuah saran terbaik. Dan sekali lagi perlu ditegaskan jika alat ini dibuat bukan untuk menakuti tapi membuat kita mau berubah untuk hidup lebih baik.
Hidup dan mati semuanya ada di tangan Tuhan. Tua atau pun muda bisa mati sewaktu-waktu tanpa ada perlu sakit. Yang paling mengerti tubuh kita hanyalah kita sendiri. Mari kita mulai hidup dengan baik agar memiliki kesempatan besar hidup lebih lama.
Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus sudah sampai di Indonesia. Kedatangannya juga menjadi penanda dari…
Pilihan terjun ke dunia bisnis bukan hal yang akan diambil oleh sembarang orang. Hanya mereka…
Kabar duka datang dari keluarga besar Ayu Ting Ting atas meninggalnya keponakan penyanyi sekaligus presenter…
Indonesia patut berbangga dengan apa yang diraih Saptoyogo Purnomo yang berhasil menorehkan prestasi gemilang di…
Belakangan warga Indonesia dihebohkan dengan isu gempa megathrust. Hal ini berawal dari gempa di Pulau…
Beberapa waktu belakangan, fans Podcast Warung Kopi atau PWK sedang dikagetkan dengan mundurnya Praz Teguh…