Trending

Gerakan Stop Tot Tot Wuk Wuk, Kritik pada Patwal Arogan di Jalan

Ada yang baru dari masyarakat untuk bangsa Indonesia. Setelah sekian lama cuma bisa menggerutu, kini makin banyak orang yang tidak peduli dengan rombongan kendaraan yang dikawal polisi dengan mengumandangkan suara khas, ‘Tot Tot Wuk Wuk.’

Diawali dari media sosial, makin banyak orang posting video ke-cuek-an mereka terhadap kendaraan-kendaraan yang dikawal para Patwal. Sengaja tidak mau menepikan mobil mereka dan merekam kejadian tersebut, disertai dengan ungkapan-ungkapan yang, intinya, “Emang gue pikirin?”

Muncul gerakan tidak peduli strobo dan sirine Patwal

Kapan terakhir lihat Patwal yang mengawal rombongan mobil sambil menyalakan strobo dan sirine bernada ‘Tot! Tot! Wuk! Wuk’? Tampaknya makin jarang, ya. Seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang gerah dan bersumpah tidak akan memberikan jalan untuk mereka.

Bahkan, kini sudah tersedia stiker tempel untuk kaca mobil yang bertuliskan kecaman terhadap mereka yang menggunakan Patwal untuk mendapatkan privilege di jalanan. “Pajak kami ada di kendaraanmu, jadi stop mulai sekarang di jalan berisik Tot Tot Wuk Tuk,” kira-kira seperti itu tulisan yang kini mulai banyak terbaca di kaca belakang kendaraan.

Arogansi Patwal salah satu pemicu kegerahan di masyarakat

Selain karena berisik, keberatan masyarakat juga ditujukan pada personel Patwal. Seringkali mereka tertangkap kamera, menyuruh minggir seenaknya dan memberikan tekanan kepada kendaraan yang dianggap tidak mengindahkan perintah mereka untuk memberi jalan.

Salah satu yang pernah viral adalah rekaman video tentang seorang Patwal yang memarahi sopir mobil saat mengawal mobil dengan plat RI 36. Tampak, polisi dengan motor gede tersebut merasa tersinggung dan memberikan gestur yang kurang pantas dilihat kepada sesama pengguna jalan.

Sering terjadi penyalahgunaan penggunaan Patwal

Padahal, sebenarnya mobil dengan plat RI 36 tersebut termasuk dalam kendaraan yang memang berhak mendapatkan kawalan dan prioritas di jalan. Hal ini tertuang dalam Pasal 134 dan 135 Undang-Undang 22 Tahun 2009.

Kegeraman warga pada Patwal dengan Tot Tot Wuk Wuk ini adalah semakin banyaknya keluarga pejabat atau banyak warga sipil yang merasa mampu dan menggunakan ‘layanan’ Patwal untuk memperlancar kendaraan mereka. Padahal, urusan mereka juga ‘nggak penting-penting amat.’ Apa iya, pergi ke salon saja harus pakai Patwal?

Anggota DPR setuju batasi kepentingan penggunaan sirine dan strobo

Kali ini, Anggota Komisi III DPR Soedeson Tandra berada di belakang masyarakat dengan mendukung gerakan ‘Stop Tot Tot Wuk Wuk.’ Anggota Fraksi Golkar tersebut mempertanyakan, kalau pejabat ingin cepat, apalagi masyarakat.

Baginya, kalau ingin cepat, ya, sebaiknya para pejabat juga harus berangkat lebih awal. Menurut Tandra, penggunaan strobo dan sirine bukan hanya melukai perasaan rakyat, tapi juga menunjukkan seolah-olah pejabat punya hak istimewa, apalagi ketika penggunaan seringkali diikuti manuver berbahaya, seperti zig-zag di jalan, yang bisa menimbulkan kecelakaan.

Pejabat harus peka perasaan masyarakat

Sementara itu, Sosiolog UMY Profesor Zuly Qodir berharap para pejabat mulai lebih peka terhadap perasaan publik. Pasalnya, gerakan ‘Stop Tot-Tot Wuk-Wuk’ bisa jadi merupakan bentuk keresahan masyarakat terhadap pejabat publik yang sering meminta prioritas di jalan dengan sirine atau strobo.

Daripada makin meresahkan di tengah gejolak ekonomi yang makin bikin masyarakat tertekan, sebaiknya pejabat mulai sadar diri. Lebih baik penggunaan strobo diprioritaskan pada hal-hal yang benar-benar penting, seperti rombongan kepresidenan, ambulance, atau pemadam kebakaran.

Menurutnya kalau semua pejabat publik memakai strobo, wajar jika masyarakat protes, karena mereka juga sama-sama membayar pajak. Zuly mengingatkan, daripada kebal kritik, pejabat sebaiknya mulai buka telinga dan dengarkan kritikan masyarakat. Sebab, akumulasi kemarahan efeknya bisa sangat berbahaya jika dibiarkan begitu saja.

Share
Published by
Bayu Yulianto

Recent Posts

Tesso Nilo: Rumah Para Gajah yang Kian Terancam Eksistensinya

Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…

2 weeks ago

Penemuan Rafflesia Hasseltii Berbuntut Panjang, Oxford Dianggap Pelit Apresiasi

Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…

2 weeks ago

4 Aksi Pejabat Tanggap Bencana Sumatera yang Jadi Sorotan Netizen

Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…

3 weeks ago

Kisah Pilu Warga Terdampak Bencana Sumatera, Sewa Alat Berat Sendiri untuk Cari Jenazah Ibunya

Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…

3 weeks ago

Risiko Bencana Tinggi, Anggaran BNPB Kena Efisiensi

Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…

3 weeks ago

Insiden Tumblr Hilang di KRL Berujung Pemecatan Karyawan Sana Sini

Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…

4 weeks ago