Menurut penjajah Belanda dulu, Malang dikatakan adalah zona segitiga emasnya Jawa Timur. Alasannya, karena kota ini dikelilingi oleh gunung-gunung yang membuatnya seperti dibentengi dengan kuat. Jika Belanda saja sudah mengakuinya, maka kenyataannya tentu saja demikian.
Baca Juga : Menyeberangi 5 Jembatan Gantung Paling Ekstrim, Siapa Takut!
Tak hanya dikaruniai kondisi geografis yang unik, Malang juga punya sederet hal menarik lain. Mulai dari tempat wisata, kampus, dan juga tempat misteri yang sempat diulas redaksi Boombastis beberapa waktu lalu. Nah, selain deretan hal tersebut ada juga yang begitu ikonik dengan Malang dan hanya segelintir saja yang mengetahuinya. Percaya atau tidak, kota ini punya jembatan rahasia yang cukup ekstrem dan benar-benar butuh kemampuan mumpuni dan juga keberanian untuk bisa melewatinya.
Mampir ke Malang hanya bawa bekal uang dan pakaian saja, tapi juga lengkapi dirimu dengan kemampuan mengemudi handal. Siapa tahu kamu akan melewati jalanan menyeramkan berikut.
Jembatan ini sering digunakan sebagai salah satu alternatif jalur paling cepat menuju Samaan dan sekitarnya dari arah Jalan Brigjen Slamet Riyadi. Meskipun sebagai salah satu jalur alternatif paling cepat, namun disarankan untuk tidak melewati jalan ini. Khususnya jika kamu masih belum benar-benar menguasai skill mengendarai sepeda motor.
Jembatan Pelor ini terbagi menjadi 2 bagian yang terpisah. Jembatan pertama adalah ketika masuk dari arah Brigjen Slamet Riyadi dan tinggal lurus saja untuk mencapai jembatan kedua. Alasan kenapa kamu sebaiknya menghindari jembatan ini lantaran lebar jalannya yang hanya cukup untuk satu motor saja. Sehingga ketika melewatinya harus bergantian. Belum lagi konstruksi Jembatan Pelor 1 yang masih dibuat dari kayu dan baja sebagai penyangganya. Sehingga menghasilkan suara berderit yang mengesankan jembatan ini seperti mau roboh.
Alasan lain kenapa jembatan ini lebih baik jangan dilewati kalau kamu belum ahli adalah karena tingginya yang tidak karuan. Sekitar 10 meter di bawah Jembatan Pelor 1 adalah sungai berantas. Jadi, cukup ngeri rasanya ketika melewatinya. Apalagi buat kamu yang tidak suka ketinggian.
Tantangan lain di sini adalah pejalanan kaki yang juga melewatinya. Harus ekstra hati-hati agar tidak bersenggolan satu sama lain atau bakal berakhir tragis jatuh dan mengapung di sungai Brantas. Untuk Jembatan Pelor 2 masih cukup aman karena konstruksinya sudah cor serta ketinggian jembatan yang masih normal. Walaupun bentuk fisiknya juga tidak lebih lebar dari yang pertama.
Jembatan belakang Sengkaling dikenal sebagai jalur tercepat menuju Batu lewat Sengkaling atau ke UMM yang bisa diakses dari Jalan Sukarno Hatta tapi terlebih dulu harus masuk daerah RRI. Konstruksinya sih cukup aman dan kuat mengingat banyak orang yang menggunakan jembatan ini agar tidak terjebak macet. Lebarnya sendiri cukup untuk berpapasan dua motor, tapi mobil dilarang melewatinya.
Mungkin nampak tidak ada yang salah, namun begitu banyak cerita miring soal jembatan ini. Pertama adalah rawan begal. Dulu tempat ini masih cukup jarang lampu yang dipasang di beberapa titik di jembatan. Menjadikan tempat tersebut spot yang potensial banget untuk para begal memboyong motor korban atau sekalian menghabisi dan melemparkannya ke sungai di bawah jembatan. Masyarakat sekitar selalu mewanti-wanti para pengguna agar tidak melewati jembatan ini ketika sudah larut malam.
Soal begal kita memang harus waspada betul. Tapi, tidak hanya ancaman ini saja yang ada di jembatan terkenal warga malang tersebut. Menurut legenda, cukup banyak orang-orang yang sukses nyemplung ke sungai atau meninggalkan motor-motor mereka yang tiba-tiba mogok ketika melewati jembatan ini. Yup, cerita hantu juga cukup sering didengar di tempat ini. Bahkan ada juga cerita pengemudi motor yang entah bagaimana ceritanya menabrak sebuah keranda mayat dan akhirnya malah dihantui sampai rumah.
Siapkan fisik, mental, ilmu bela diri dan doa begitu kamu melewati jembatan ini. Terlebih ketika malam hari. Namun, katanya sudah tidak seseram dulu meskipun auranya tetap mencekam ketika senja hingga malam hari.
Melihat bentuknya yang besar, lebar dan penuh dengan baja, mungkin kamu tidak akan punya pikiran aneh-aneh ketika melewati jembatan ini. Namun kamu perlu tahu jika apa yang terlihat tidak selalu seperti itu kenyataannya. Menurut pihak setempat jembatan ini sudah cukup tua umurnya. Yakni sekitar 25 tahun. Sebuah angka yang tergolong sangat tua untuk sebuah konstruksi.
Bukti kalau jembatan ini sudah tua adalah getarannya yang makin terasa. Coba ketika kamu melewatinya, pasti akan merasakan hal tersebut. Terlebih jika ada mobil. Meskipun aslinya sudah tidak layak, tapi pemerintah masih terus memaksa jembatan ini untuk beroperasi seperti biasanya. Untungnya, sekarang truk bermuatan besar tidak boleh melewati jembatan ini.
Meskipun sekarang masih aman, tapi belum tentu akan terus begitu. Masih ingat jembatan Kutai yang runtuh tahun 2011 lalu? Nah, jika jembatan sekuat itu saja bisa runtuh, apalagi dengan yang satu ini. Kita tidak pernah berharap jika jembatan ini rusak, namun mengingat jembatan Kutai juga mengalami problem yang sama, bukan tidak mungkin kejadian buruk juga akan terjadi tiba-tiba. Lebih berhati-hati saja ketika melewatinya.
Ada jalur cepat jika kamu ingin menuju daerah Mergosono dan berangkat dari Bumiayu, lewat jembatan gantung Mergosono. Namun, jika ingin melewatinya kamu harus benar-benar yakin akan kemampuanmu mengendalikan motor. Pasalnya, jalan yang akan kamu lalui sangatlah ekstrem.
Dari arah Bumiayu, kemudian masuk ke salah satu gang, kamu akan dihadapkan dengan medan yang lurus lalu menikuk curam ke bawah. Pastikan rem motormu belum aus karena derajat kecuramannya ekstrem. Jalan menurunnya sendiri kurang lebih sekitar 100 meter lebih dengan turunan yang konstan. Kemudian kamu akan melewati jembatan gantungnya.
Soal konstruksi, mungkin cukup aman dengan bahan-bahan penyusunnya yang rata-rata adalah besi dan sedikit kayu. Namun demikian, ada juga banyak karat di beberapa titik jembatan. Nuansa sekitar tempat ini bisa dibilang lumayan seram dan cukup gelap ketika malam. Meskipun jembatannya cukup lebar, namun masuk portal di ujungnya harus bergantian. Jembatan selesai dilewati apakah tantangan pun usai? Belum!
Kamu masih harus dihadapkan dengan medan menukik ke atas dengan kemiringan lebih dari 45 derajat. Pastikan kamu memakai komposisi gear yang pas agar kuat menanjak. Harus berhati-hati apalagi ketika hujan. Jangan sampai tergelincir dan berakhir dalam daftar orang-orang yang terkena musibah di tempat ini. Satu lagi, tempat ini juga cukup sering dibicarakan karena keangkerannya.
Jembatan Sulfat ini pernah di bahas sebelumnya dalam ulasan tempat paling menyeramkan untuk uji nyali di Malang. Seperti yang tertera di sana, tempat ini sama sekali tidak ada yang aneh. Konstruksi jembatannya begitu kokoh dengan aspal yang mulus. Bahkan kendaraan-kendaraan besar sering lewat di sini dan semuanya baik-baik saja.
Namun patut untuk diketahui tentang riwayat Jembatan Sulfat. Dulunya, konstruksi Jembatan Sulfat dikatakan mengambil sebagian lahan makam yang di sana. Seperti yang mungkin sudah kamu pikirkan, sepertinya si empunya makam tidak terima tanahnya diambil begitu dan mulai menyebarkan teror.
Sudah begitu banyak kejadian mistis di sini. Mulai dari jembatan yang jadi lurus padahal ia agak berbelok sedikit, sampai puluhan pemotor yang ngaku mendapatkan penumpang gelap mulai pocong sampai kuntilanak. Siang hari adalah saat paling aman untuk melewati jembatan ini. Namun ketika senja hingga malam hari, pastikan kamu memilih jalan memutar saja dari pada melewatinya. Namun bagi pemberani sih silahkan dan siap-siap motormu terasa agak lebih berat ketika melewati jembatan ini.
Baca Juga : 8 Tempat Menyeramkan di Malang yang Pas Untuk Uji Nyali
Dengan ini komplit sudah kota Malang. Tidak hanya punya banyak wisata, kampus dan tempat kuliner enak saja, tapi juga ada jembatan-jembatan ekstremnya. Apakah penjelasan tentang jembatan ini berlebihan? Jika kamu berpikir demikian, sepertinya tak ada salahnya kalau mencoba mengunjunginya. Risiko ditanggung sendiri ya!
Kasus baru, masalah lama. Begitulah kira-kira jargon yang cocok disematkan kepada Menteri Peranan Pemuda dan…
Selain susu dari sapi atau kambing, kamu mungkin sudah pernah mendengar susu dari almon atau…
Kamu pasti sudah nggak asing lagi dengan nama Labubu, atau Boneka Labubu. Jelas saja, karena…
Di dalam hutan lebat Papua, terdapat salah satu burung terbesar dan paling menakjubkan di dunia,…
Siapa yang tidak kenal Hikigaya Hachiman? Tokoh utama dari *OreGairu* ini dikenal dengan pandangan hidupnya…
Belakangan ramai perbincangan mengenai dugaan eksploitasi yang dialami mantan karyawan sebuah perusahaan animasi yang berbasis…