Sudah menjadi aturan wajib untuk menguburkan orang yang telah tiada. Tapi, bagaimana dengan jasad yang tidak diterima oleh para warga? Tentu hal ini sangat menyalahi aturan dan membuat keluarga dari jenazah menjadi sedih tak karuan.
Mirisnya, peristiwa ini sudah terjadi berulang kali dan membuat geger netizen se-Indonesia. Dengan beberapa alasan, para warga merasa berhak menolak tubuh yang sudah tak bernyawa tersebut untuk dikuburkan di pemakaman milik daerahnya.
Jenazah bocah ditolak warga karena orangtuanya punya utang
Utang yang tak kunjung dibayar memang kerap membawa masalah. Seperti yang dialami oleh Ramadan, bocah asal Kota Baubau ini harus rela menunggu lama karena tubuhnya tak kunjung dikebumikan. Dilansir dari liputan6.com, para warga enggan mengurus dan menguburkan jenazah anak yang tewas lantaran kebakaran tersebut disebabkan ayahnya mempunyai utang kepada salah satu warga.
Adalah sepeda motor yang tak kunjung dikembalikan oleh ayah dari Ramadan. Melihat hal ini, kepolisian setempat pun memberi pemahaman kepada masyarakat karena anak berumur 9 tahun tersebut tidak memiliki salah apapun. Barulah, para warga langsung mengurus dan menguburkan anak malang ini.
Berbeda keyakinan, jenazah non muslim ditolak warga
Warga Desa Ngares, Mojokerto sempat geger beberapa waktu lalu. Dikarenakan ada penduduk non-muslim yang ingin menguburkan jasad keluarganya di pemakaman muslim. Ini terpaksa keluarga jenazah lakukan karena di desa tersebut masih belum ada pekuburan khusus non-muslim. Namun warga desa tetap tidak peduli karena itu merupakan tanah wakaf dan pemakaman muslim tidak boleh dicampur dengan orang yang berbeda keyakinannya.
Dari sini, Kukun Triyoga selaku Penggerak Gusdurian Mojokerto menjadi ikut turun tangan dan bermusyawarah dengan pihak keluarga serta wakil masyarakat. Pada akhirnya, mereka menemukan titik terang dengan tetap mendiamkan jenazah tersebut di pemakaman sampai pekuburan non-muslim selesai dibangun.
Jenazah pembunuh sekeluarga ditolak di dua tempat
Tubuh tak bernyawa dari Agus Hariadi seakan tidak pernah diterima di mana pun keberadaannya. Sebab, menurut jurnalasia.com, pria 49 tahun tersebut merupakan pembunuh suami istri dan satu orang anak. Ia tewas akibat tembakan yang dikeluarkan polisi gara-gara dirinya berani melawan pihak berwajib.
Awalnya, Agus akan dimakamkan di Pekanbaru, tapi warga menolak lantaran ia adalah mantan pembunuh. Sehingga jenazahnya pun dibawa ke Kabupaten Deliserdang. Bukannya diterima dengan baik, para warga desa setempat malah mendatangi makam Agus dan menempelkan poster ketidaksetujuan. Dengan harapan, jasad pria ini bisa segera untuk dipindahkan.
Mantan teroris, warga menutup liang yang sudah digali
Bom Surabaya yang terjadi di tahun 2018 lalu, ternyata masih menyisakan banyak cerita. Di mana Dita Oepriarto, salah satu tersangka pengeboman gereja tidak diterima dimakamkan di area pekuburan mana pun. Hal ini dibenarkan oleh seorang warga bernama Hamid jika memang Dita ingin dimakamkan di TPU Tembok Gede.
Tapi, banyak warga yang menolak karena tidak ingin ada jenazah penjahat dikuburkan di sana. Mendengar kabar ini, kepolisian setempat berencana untuk memakamkan Dita di gereja. Namun dengan alasan yang sama, pihak gereja dan warga sekitar menolaknya mentah-mentah. Sehingga mereka bergotong royong untuk menutup liang yang akan digunakan Dita bersemayam.
BACA JUGA : Kisah Menyayat Hati Seorang Bapak yang Membawa Jenazah Anaknya di dalam Kantong Plastik
Keempat cerita miris tersebut membuktikan kalau rasa empati masih kurang di zaman sekarang. Ada baiknya untuk mengundurkan emosi dan membuka hati nurani. Ya meskipun jenazah tersebut mempunyai kesalahan yang cukup membekas di ingatan, tapi kita tidak berhak melakukan hal kejam tersebut.