Pemandangan istri bongkok menuntun suaminya yang buta sepanjang jalan dan sepanjang hari menjadi sebuah ‘gertakan halus’ di hati banyak manusia masa kini. Di tengah hiruk pikuk cinta, hidup dan perceraian, dua insan tersebut melangkah pelan tapi pasti dalam keterbatasan yang mereka miliki.
Seringkali pasangan masa kini berpisah atas nama perbedaan prinsip. Sementara apa yang akan Anda lihat ini hanyalah sebuah cinta sederhana yang berkomitmen untuk bersama selamanya.
Dimulai Dari Cinta
Kalau bicara tentang kesulitan yang dialami di masa pernikahan, pasangan ini juga mengalaminya. Sejak menikah 55 tahun lalu, pasangan asal Guangxi, China, ini berjanji tak akan meninggalkan satu sama lain. Bahkan Huang Funeng, tadinya adalah pria yang bisa melihat dan sehat.
Namun Yang Maha Memiliki membalik keadaan mereka dengan sekejap, dari yang sehat jadi sakit. Tahun 1985, Huang Funeng mulai mengalami penyakit mata yang serius dan membuatnya perlahan-lahan mengalami kebutaan. Kehidupan mulai berubah menjadi sulit, tapi istrinya tidak…
Ujian Yang Menguatkan
Huang Funeng mulai mengalami kebutaan. Tapi, sang istri tidak berhenti menyayanginya. Ia menjadi mata bagi suaminya itu, meski dirinya sendiri mengalami masalah osteoporosis yang membuat tulang punggungnya bongkok.
Hidup harus terus berjalan, sehingga sang istri tidak melangkah sendiri meninggalkan suami yang terpuruk dalam kegelapan. Setiap hari untuk bisa bertahan hidup, keduanya beternak ayam dan bebek. Keduanya diuji dengan keterbatasan masing-masing, tapi malah menguatkan satu sama lain.
Istri Huang Funeng membawa sebilah tongkat agar suaminya bisa mengikuti ke mana kakinya melangkah. Dengan demikian sang suami tidak akan tersesat. Meski dengan punggung bongkok dan kondisi makin renta, wanita itu tetap menuntun suaminya di depan. Ujian ini bukan alasan untuk memikirkan diri sendiri dan menyerah pada keadaan.
Cinta Itu Masih Ada
Banyak netizen yang salut dan bersimpati dengan kedua suami istri ini. 55 tahun dan dihantam ketidakmampuanpun, mereka masih tidak terpisahkan. Sementara saat ini di China, dan berbagai belahan dunia manapun, cinta dan pernikahan seperti mainan. Kalau sudah bosan atau tidak berharga, akan dibuang dan ditinggalkan begitu saja.
Huang Funeng dan istrinya hanya memiliki satu sama lain, tanpa anak dan tanpa kerabat. Mereka dipertemukan Tuhan untuk saling menemani dan menyadari bahwa keduanya harus menjaga hubungan yang bagaikan anugerah itu.
Andai itu bukan Huang Funeng, mungkin lain ceritanya. Andaipun bukan istri Huang Funeng, mungkin pria itu akan ditinggalkan. Siapa yang tahu? Tuhan sudah menyiapkan orang yang tepat, tinggal kita mau menjaganya atau tidak.
Banyak pasangan modern merasa cinta sejati sudah lama mati dan cinta masa kini sangat dekat dengan kepalsuan. Semoga kita masih diberi kesempatan untuk merasakan kebahagiaan sederhana seperti pasangan ini. Sesederhana air putih yang murni dan bermanfaat. Percayakah Anda masih ada cinta sejati di dunia ini?