Mungkin ada betulnya hashtag yang sempat menjadi tagar utama ketika terjadi pengeboman di dekat Sarinah, Jakarta, beberapa waktu lalu tersebut, yaitu Kami Tidak Takut. Kenapa dikatakan benar, karena ternyata terbukti orang-orang Indonesia ‘haus’ akan hiburan dan justru akan beramai-ramai ke tempat terjadinya suatu kejadian. Walaupun kejadian yang dimaksud memiliki level bahaya tingkat tinggi.
Untuk mengetahui seperti apa saja sih, ketidaktakutan orang-orang Indonesia akan suatu kejadian dan justru datang bergerombol untuk menontonnya.
Nampaknya tidak ada rasa takut bagi orang Indonesia untuk terus menjadikan lokasi bencana sebagai destinasi wisata yang patut dikunjungi. Dalam beberapa tahun setelah tragedi mencuatnya lumpur akibat pengeboran oleh PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, daerah di sekitarnya seperti menjadi kota mati yang tak berpenghuni. Uniknya, justru daerah ini menjadi tempat wisata dadakan yang terus dikunjungi oleh berbagai orang dari banyak tempat atau kota.
Bagi warga yang memanfaatkan bencana Lapindo ini sebagai pengeruk keuntungan menjelaskan bahwa setiap harinya ada puluhan orang yang datang ke tempat tersebut untuk melihat hamparan lumpur yang menggenangi sebagian besar daerah Porong.
Di tahun 2010, warga di sekitar lereng Gunung Merapi harus menyelamatkan diri karena gunung yang dikeramatkan satu ini mulai aktif dan memuntahkan lahar serta debu-debu vulkanik. Banyak rumah, kendaraan, sampai dengan korban jiwa berjatuhan karena bencana alam satu ini.
Akan tetapi, seperti tidak kenal takut, justru banyak warga dari sejumlah kota atau daerah sekitar Sleman, Yogyakarta yang berdatangan untuk melihat amuk Merapi ini di sekitar daerah Kopeng, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Padahal daerah yang mereka jadikan spot untuk menonton aktivitas Merapi ini termasuk daerah yang rawan dan dapat sewaktu-waktu mendapatkan ancaman dari ‘wedus gembel’ yang dikeluarkan Gunung Merapi.
Di akhir tahun 2014 lalu, ada sebuah bencana alam yaitu longsor yang menimpa Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara dan sekitarnya.Dikarenakan longsor tersebut, banyak orang yang menjadi korban karena tertimbun tanah dan juga tidak sedikit yang menderita kerugian karena rumahnya hancur teruruk dan tergerus longsoran tanah.
Uniknya, walaupun sudah beberapa kali petugas keamanan melarang siapa saja untuk mendatangi sekitar lokasi longsor, namun tetap saja ada banyak orang dari daerah sekitar yang berduyun-duyun mendatangi tempat terjadinya longsor. Bahkan mereka seperti ‘kucing-kucingan’ dengan longsor dan berlarian ketika tanah yang dipijaknya kembali bergerak, tapi kemudian kembali menuju tempat berbahaya itu saat pergerakan tanah sudah tidak terasa lagi.
Sesaat setelah ada serangan oleh kelompok Islam radikal di sekitaran gedung Sarinah, Jakarta, banyak orang berbondong-bondong mendatangi tempat tersebut. Bahkan mereka rela berdesak-desakan di balik police line untuk dapat menyaksikan aksi aparat keamanan dalam meringkus para teroris.
Tidak hanya itu saja, banyak orang yang memanfaatkan momen seperti itu untuk menjajakan dagangan mereka. Seperti berjualan sate, kerupuk sampai dengan makanan kecil lainnya. Dikarenakan inilah, hashtag #KamiTidakTakut langsung menyeruak dan memberitahukan bahwa orang Indonesia tidak kenal takut, justru akan menjadikan ancaman sebagai bahan tontonan gratis.
Sebuah fenomena langka yang baru saja terjadi di pertengahan bulan Februari 2016, yaitu munculnya waterspout atau pusaran air. Waterspout ini terlihat seperti sebuah puting beliung raksasa di sekitaran pantai Ketapang, Banyuwangi.
Tidak hanya satu, ada 3 pusaran air yang cukup tinggi dan membentuk pilar air yang bertahan sekitar 10 menit sebelum akhirnya menghilang nampak secara jelas di daerah tersebut. Kembali, seperti tidak kenal bahaya yang dapat sewaktu-waktu mengancam, banyak orang yang dengan cepat berdatangan untuk menonton dan mengabadikan fenomena langka ini menggunakan berbagai perangkat.
Selain itu, masih banyak lagi bukti-bukti lain bahwa orang-orang Indonesia tidak mengenal takut dan justru menjadikan sebuah bencana atau ancaman sebagai sarana tontonan gratis. Akan ada banyak orang yang berdatangan untuk melihat dari dekat. Padahal di banyak negara, ketika terjadi bencana atau ancaman, tidak sedikit yang langsung kabur dan menyelamatkan diri daripada harus menontonnya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…