Senin (17/2/2025), situasi di Indonesia tiba-tiba mencekam bersamaan dengan munculnya aksi-aksi demo yang digelar oleh para mahasiswa di berbagai sudut Nusantara. Para pemuda yang tergabung dalam BEM Seluruh Indonesia (BEMSI) berkoalisi dengan masyarakat untuk menggelar aksi demo bertajuk “Indonesia Gelap” dengan pusatnya di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Apa yang kini menjadi tuntutan dari mahasiswa sebagai corong masyarakat kepada para wakil rakyat?
Aksi penolakan kebijakan pemerintah
Sebagian besar wilayah Nusantara memang sedang gelap karena mendung di musim hujan. Namun bukan itu yang dimaksud dengan ‘Indonesia Gelap’ yang disuarakan para mahasiswa. Demo di awal minggu tersebut semata untuk mengingatkan kembali pemerintah atas peran pentingnya untuk memberikan payung lewat kebijakan-kebijakan mereka yang pro-rakyat.
Namun sebaliknya, mahasiswa menganggap bahwa pemerintahan di bawah Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka justru makin melenceng. Semakin jauh dari prinsip keadilan sosial serta tidak memperhatikan kesejahteraan rakyat.
Aksi nyata dari gerakan yang muncul di media sosial
Aksi demo “Indonesia Gelap” juga merupakan jawaban dari keresahan yang dituangkan para netizen di media sosial. Menangkap adanya gelagat buruk dari berbagai kebijakan yang tidak berpihak kepada masyarakat, muncullah tagar #IndonesiaGelap di berbagai platform sosialisasi dunia maya.
Tagar #IndonesiaGelap sendiri muncul di awal Februari 2025 ini dan terus menjadi perbincangan menarik bagi para netizen. Dari platform X, tagar tersebut menjadi trending topic dengan lebih dari 700.000 bahasan.
Apa saja yang dituntut rakyat dari demo #IndonesiaGelap
Para mahasiswa dan rakyat yang berdemo di seluruh Indonesia memiliki beberapa agenda penting untuk mereka suarakan. Mulai dari menciptakan Undang-Undang yang pro-rakyat, menolak RUU anti-rakyat, melakukan evaluasi terhadap kebijakan pemerintah yang sudah berjalan, serta berani membatalkan kebijakan yang dinilai tidak adil terhadap masyarakat.
Selain itu, satu poin paling penting dan cukup kontroversial yang dikemukakan pendemo #IndonesiaGelap adalah menyeret mantan Presiden RI ke-7, Joko Widodo ke pengadilan. Mereka menganggap bahwa Jokowi memiliki catatan kejahatan dalam merusak demokrasi di Indonesia.
Tuntutan untuk tingkatkan anggaran pendidikan
Para pendemo #IndonesiaGelap juga merasa bahwa pemerintah terlalu menganaktirikan dunia pendidikan Tanah Air. Anggaran yang diberikan sangat jauh berbeda dengan yang dialirkan kepada institusi-institusi lain.
Dikutip dari detik.com, Satria, salah seorang demonstran menjelaskan bahwa rakyat perlu mendapat kepastian untuk mendapatkan akses pendidikan yang murah serta layak. Bagi Satria, pendidikan layaknya pondasi bagi setiap warga negara dan pemangkasan dengan alasan penghematan hanya akan memperdalam ketimpangan akses serta makin suramnya kualitas pendidikan.
Janji kembali turun ke jalan bila tuntutan tidak dipenuhi
Demo sudah usai tanpa ada aksi-aksi yang menjurus kekerasan. Meski tak luput dari friksi-friksi kecil, ketertiban dan kedamaian tetap dijaga, baik dari pihak keamanan maupun peserta aksi demo #IndonesiaGelap.
BACA JUGA:Kades Ciamis Mengundurkan Diri karena Pilih Kerja di Jepang, Netizen: #KaburAjaDulu
Langkah nyata harus segera dilakukan pemerintah dengan memperhatian, membicarakan, serta melakukan eksekusi terhadap tuntutan para pendemo. Bagas, Jenderal Lapangan aksi demo ini menegaskan bahwa aksi serupa akan kembali berlanjut di berbagai daerah Indonesia bila pemerintah masih saja bergeming terhadap keresahan di masyarakat.