in

Kades Ciamis Mengundurkan Diri karena Pilih Kerja di Jepang, Netizen: #KaburAjaDulu

#KaburAjaDulu jadi solusi masa depan anak muda Indonesia? [freepik; katamadura]

Sedang heboh tagar #KaburAjaDulu di berbagai media sosial. Sebuah ajakan untuk meninggalkan Tanah Air demi meniti karir di luar negeri yang makin banyak didengungkan oleh kaum muda kita.

Tapi tampaknya bukan hanya yang muda-muda saja. Bahkan milenial ke atas pun sudah mulai tergoda untuk mencoba peruntungan di negara lain, termasuk seorang Kades yang rela meninggalkan jabatannya demi pilihan kerja di Jepang.

Tinggalkan jabatan demi meraih masa depan di Jepang

Dia adalah Dodi Rombadi. Sosok pria yang juga dikenal sebagai Kepala Desa Sukamulya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Berdasarkan keterangan dari Kabag Hukum Sekretariat Daerah Pemkab Ciamis, Deden Nurhadana, Dodi menyerahkan permohonan pengunduran dirinya sejak tahun 2024 lalu dengan alasan ingin menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Jepang.

Menurut keterangan Deden, panggilan kerja dari Jepang diterima Dodi saat ia masih menjabat sebagai Kades Sukamulya. Dodi sendiri sudah menjadi Kades selama hampir enam tahun dan telah terbang ke Jepang di tahun 2024 lalu. Deden menjelaskan bahwa memang ada aturan yang memperbolehkan seorang Kepala Desa menentukan karirnya sendiri, termasuk Dodi yang masih memiliki sisa dua tahun untuk masa jabatan Kadesnya.

#KaburAjaDulu muncul akibat kesenjangan sosial di Indonesia

Beberapa bulan terakhir tagar #KaburAjaDulu makin sering muncul menghiasi layar smartphone kita. Sebagian menganggap ini adalah tingkah orang-orang yang tidak nasionalis, sementara lainnya justru berpikiran bahwa kondisi negara kita benar-benar mengkhawatirkan. Selain perkara persyaratan masuk kerja, kesenjangan sosial dan keadilan antara miskin dan kaya semakin gamblang dipertontonkan.

Tagar ini tak hanya sekadar kata-kata tak bermutu. Dari gerakan media sosial ini mulai banyak netizen yang berbagi informasi tentang beasiswa pendidikan, lowongan kerja, hingga kebudayaan di luar negeri sebagai jawaban atas makin carut marutnya sistem pendidikan dan lapangan pekerjaan di dalam negeri.

#KaburAjaDulu bukan perkara nasionalisme, tapi… 

Bersama dengan makin viralnya tagar #KaburAjaDulu, makin banyak pula orang yang berani membandingkan rasa nasionalisme mereka. Padahal, mereka yang lebih memilih untuk pergi dan bekerja, atau bahkan tinggal di luar negeri itu belum tentu benci terhadap negaranya sendiri.

Misalnya, makin banyak yang lebih memilih untuk bekerja di negara tetangga, Singapura. Mengapa? Karena perusahaan dan negara benar-benar menghargai jerih payah warga negaranya. Tak hanya perkara besaran gaji, tetapi juga kehidupan yang lebih teratur, serta jauh dari berita-berita tentang ketidakadilan sosial yang terjadi di masyarakat.

Jadi, ya, tidak usah heran mereka mengorbankan hal-hal yang lumrah di negara ini. Tidak bisa lagi makan seporsi menu makan hanya dengan uang 10 ribu Rupiah atau parkir kendaraan sembarangan asal dekat dengan tujuan.

BACA JUGA: Coretax dan Sejumlah Masalah yang Bikin Wajib Pajak Serba Salah

Untuk itu, sebaiknya simpan dulu tuduhan ‘tidak nasionalis’ bagi mereka yang memilih untuk #KaburAjaDulu seperti Kades Dodi Rombadi yang rela meninggalkan jabatannya demi bekerja di Jepang. Sesuatu yang tak perlu diperdebatkan karena setiap orang memiliki hak untuk memilih. Memilih pekerjaan yang lebih layak, kehidupan yang lebih baik, dan keadilan yang sama rata bagi semua kalangan.

Written by Bayu Yulianto

Kontroversi Abidzar Al-Ghifari dengan Film Terbarunya dan Fenomena Cancel Culture

Hashtag Indonesia Gelap, Ini Sejumlah Fakta Aksi Demo Mengkritik Pemerintah