Baru-baru ini, Indonesia dikejutkan dengan pernyataan seorang tokoh politik yang meramalkan kondisi Nusantara di masa depan. Ramalannya tersebut menyatakan bahwa Indonesia di tahun 2030 nanti, terancam bubar alias hancur. Alhasil, pidato tokoh politik yang juga mantan petinggi militer tersebut, menuai berbagai reaksi dari netizen di dunia maya. Ada mendukung, ada pula yang mencibir
Namun jika dilihat ke belakang, fenomena tersebut mungkin bisa saja terjadi pada Indonesia. Ada banyak fakta secara jelas yang bisa membuktikan pernyataan kontroversial itu. Salah satu yang paling menonjol adalah, kekayaan bumi nusantara ini lebih banyak dikuasai pihak asing daripada putra bangsa sendiri. Tak hanya itu, kebobrokan moral para elite politik, juga turut menyumbang kebenaran akan ramalan tersebut. Nggak percaya? lihat baik-baik fakta di bawah berikut.
Hutang negara yang semakin….ah entahlah
Siapapun tahu, bahwa negara kita yang kaya raya ini memiliki tumpukan hutang yang luar biasa besar. Saking banyaknya hutang, untuk melunasi bunganya saja Indonesia tak akan sanggup. Menurut data yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Utang luar negeri Republik pada akhir November 2017 sebesar $ 347,3 Miliar atau setara Rp 4.636,455 Triliun dengan kurs Rp. 13.350 per Dollar AS. Dengan hutang sebesar itu, Indonesia akan mudah dikendalikan oleh negara lain. Bayangkan jika tahun 2030 si pemilik utang datang menagih, apa yang bisa digunakan Indonesia untuk membayar mereka?
Korupsi merajalela di mana-mana
Seperti yang sudah-sudah, korupsi telah menjadi suguhan manis hampir di setiap kolom pemberitaan media massa. Maraknya kasus suap, fenomena pejabat publik yang terkena OOT oleh KPK dan sebagainya, menjadi santapan kita sehari-hari. Jika kita tak sadar, perbuatan yang telah menjadi budaya tersebut akan memporak-porandakan pondasi ekonomi negeri ini. Sebagai contoh, para taipan asing yang hobi mencuri uang negara lantas kabur ke luar negeri, hingga kini masih belum banyak yang ditangkap.
Aset kekayaan alam banyak dikuasai pihak asing
PT. Freeport Indonesia, menjadi salah satu perusahaan yang paling disorot di Indonesia. Bukan apa-apa. Selain hasil tambangnya yang melimpah,Iindonesia hanya mendapatkan sebagian kecil dari panen tersebut. Yang ironis, Papua sebagai pemilik lokasi hanya mendapatkan jatah 10 persen setelah Indonesia berhasil mencaplok saham Freeport sebesar 51 persen pada 2017 silam. Tak hanya itu, sebagian besar kekayaan alam seperti Gas dan minyak, seluruhnya di dominasi oleh perusahaan asing. Sungguh tak terbayang jika hal semacam ini masih ada di tahun 2030.
Kerusuhan bernuansa SARA dan gerakan separatis
Keanekaragaman suku dan budaya di Indonesia, sedikit banyak pernah menjadi isu SARA yang dapat mengancam keutuhan bangsa. Adanya gerakan separatisme di wilayah tertentu, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Berkaca dari Timor Leste yang telah berdaulat penuh sebagai sebuah negara, keutuhan Indonesia bisa bubar lantaran tak ada lagi semangat nasionalis dan patriotisme di kalangan rakyatnya. Seperti yang terjadi saat ini, mereka cenderung mementingkan ego kelompoknya daripada kebutuhan bangsa secara umum.
Perilaku kaum mudanya yang telah menyimpang
Bung Karno pernah berkata, “beri aku 10 pemuda, maka akan ku guncang dunia”. Namun sayang, harapan Bung besar belum sepenuhnya terpenuhi. Tindakan moral yang semakin merosot akhir-akhir ini, seolah menjadi fenomena baru di kalangan anak-anak muda. Pergaulan bebas, prostitusi, melawan hukum, dan tindakan kriminal, kian mudah ditemui. Sebagai sosok penerus bangsa, Indonesia berada dalam kondisi darurat jika pemuda dan pemudinya masih seperti itu. Apakah semakin canggih dan modern suatu zaman, akan semakin rusak pula moralnya? Entahlah, bagaimana cara Indonesia menghadapi tahun 2030 kelak.
Sejatinya, ramalan yang dicetuskan tersebut, bersumber dari sebuah novel fiksi karangan P.W Singer dan August Cole yang berjudul Ghost Fleet. Indonesia sendiri diceritakan, bakal tamat riwayatnya dalam buku tersebut pada tahun 2030. Boleh percaya, boleh juga tidak. Yang jelas, lima fakta di atas adalah kejadian nyata yang jika dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin Indonesia hanya tinggal cerita di tahun 2030.