Setiap orang memiliki cara sendiri dalam menyampaikan sebuah pesan. Beberapa orang suka menyampaikan langsung secara terbuka lewat media massa dan sebagian yang lain memilih untuk membuat sebuah karya menggelitik namun sarat akan pesan yang mendalam. Misalnya karya-karya ilustrator dunia berikut ini, mereka memberikan pesan dengan cara membandingkan masa lalu dengan masa sekarang.
Yakin kita hidup di zaman yang lebih baik? Dengan segala kemajuan teknologi yang makin mempermudah manusia dalam menyelesaikan segala pekerjaannya mungkin saja hal ini benar. Akan tetapi ilustrasi kartun berikut ini membuktikan sebaliknya, dunia berubah ke arah yang lebih buruk, kalian setuju?
Ilustrasi pertama mencoba menggambarkan perbedaan guru di tahun 1960 dan guru di tahun 2010. Karya ini cukup menggelitik namun terselip pesan yang sangat dalam. Dalam ilustrasi tersebut diceritakan jika tahun 1960, saat guru memberikan nilai jelek pada muridnya, orang tua murid akan memarahi anaknya karena mendapatkan nilai yang buruk.
Kemudian keadaan serupa dibandingkan dengan saat ini. Meski tak mewakili keadaan di seluruh dunia namun saat anak mendapatkan nilai buruk orang tua sekarang cenderung memarahi gurunya dengan berbagai alasan. Mereka menyalahkan guru yang tidak bisa mengajar atau berbagai alasan lain. Benar tidak sih?
Jika tidak semua orang setuju dengan ilustrasi pertama maka untuk yang kedua ini pasti banyak yang setuju. Tidak banyak kata yang tertulis untuk menjelaskan gambar tersebut cuma ada tulisan angka 1990 di gambar sebelah kiri dan 2008 di gambar kanan. Tapi semua orang pasti akan menangkap pesan ini dengan mudah termasuk Anda pembaca setia Boombastis.
Bayangkan kemajuan teknologi berhasil mentransformasi berbagai peralatan elektronik dari semula berukuran jumbo yang sangat tidak praktis menjadi benda-benda minimalis yang elegan ditempatkan di berbagai ruangan. Namun apa yang terjadi pada manusia malah sebaliknya. kamu bisa membayangkan sendiri saat melihat gambar tersebut. Bagaimana pendapatmu tentang hal ini?
Masih ingat dengan foto-foto traveling kamu saat masih memakai kamera manual? Mungkin karikatur di bawah ini akan sedikit mengingatkan jika kamu lupa. Dulu saat jalan-jalan orang sudah sadar dengan pentingnya dokumentasi, mereka membawa kamera tapi masih jadul berisi klise yang hanya bisa dipakai 36 jepretan bahkan ada yang kurang. Saat di lokasi kita sangat berhati-hati menjepret objek bisa semua tempat terdokumentasi, hasilnya momen-momen seperti di gambar sebelah kiri lah yang terabadikan.
Sepuluh tahun berselang, hadir yang namanya smartphone yang dilengkapi dengan kamera depan belakang. Jika dilogika, harusnya akan banyak momen penting yang terekam oleh kamera ponsel ini bukan? Tapi lihat apa yang dilakukan mereka dengan smartphonenya, gambar di sebelah kanan menunjukkan untuk kamu, atau kamu pernah menjadi salah satu pelakunya?
Adakah game yang dimainkan sesulit yang dahulu? Tingkat kesulitan game di dunia modern memang lebih kompleks namun “cheat” untuk semua game juga mudah didapatkan. Gamer tinggal gugling semua yang dibutuhkan bisa didapatkan atau membayar dengan jumlah tertentu maka semua password game akan sampai di tangan. Lalu apa menariknya memainkan game pada zaman sekarang?
Coba inget-inget kembali masa kecil kalian. Apapun jenis gamenya kamu akan sangat antusias untuk memecahkan berbagai kode untuk mendapatkan karakter rahasia atau naik level. Berhari-hari mengotak-ngatik hingga akhirnya mendapatkannya dengan hasil jerih payahmu sendiri. Rasa bangga itu kini telah terbalik, mereka kini akan bangga ketika berhasil memperoleh cheat dari game yang sulit ketimbang berhasil memecahkannya sendiri. Benar tidak?
Olah raga seperti lari pagi berkeliling lapangan, komplek atau alun-alun merupakan kegiatan yang menyenangkan terlebih punya partner. Sebelum berlari kita selalu rutin untuk melakukan pemanasan barulah setelah itu berlari dari titik A ke titik B. Setelahnya minum air putih untuk mengganti cairan tubuh yang hilang agar tidak dehidrasi. Itulah yang kita lakukan dahulu, kini beda lagi.
Teknologi ternyata selain memudahkan pekerjaan manusia juga bisa bikin makin ribet. Sebelum lari orang-orang akan sibuk mengaktifkan aplikasi berlari, memutar musik hingga menyalakan GPS, heloowww memangnya kalian mau lari sampai di mana kok pakai GPS segala. Kejadian menggelikan tak berhenti sampai di situ, saat lari selfie tak ketinggalan dilakukan bisa pas selesai lari bisa diunggah di medsos. Nah untuk urusan yang satu ini mungkin penulis juga pernah melakukannya.hehe
Saat kecil, salah satu hari yang paling ditunggu-tunggu adalah hari ulang tahun. Berharap diadakan sebuah pesta, teman-teman datang dan membawa banyak kado. Terdengar sangat klasik bukan? Tapi menyanyi lagu ulang tahun bareng teman-teman itu sangat ngangenin meski sebenarnya kadonya lah yang paling tunggu-tunggu. hehe
Sekarang, kita rela bangun tengah malam aktifkan komputer atau smartphone kemudian log in ke media sosial dan mengecek siapa yang kasih ucapan pertama kali. Pagi hari juga begitu belum juga cuci muka kita cek lagi sudah berapa banyak orang yang kasih ucapan, makin banyak makin bangga. Yaelah, asal tahun dari sekian banyak yang kirim ucapan ultah berapa biji sih yang tulus mengucapkan?
Mungkin kamu yang pernah hidup dan masih hidup di dua generasi pernah mengalami hal yang digambarkan pada karikatur di bawah ini. Dulu pertama kali punya ponsel masih jadul layar monokrom ringtone masih midi pula, kita sebenarnya sudah tahu jika ponsel itu bisa digunakan untuk berkirim pesan. Tapi banyak dari kita yang bilang begini “buat apa kirim sms, toh aku bisa langsung telepon.”
Sekarang saat berbagai aplikasi perpesanan mulai bejibun dari aplikasi bawaan berupa short message service hingga beragam jenis aplikasi chat yang namanya tidak bisa kami sebutkan satu per satu saking banyaknya mampu merubah mindset seseorang. Boro-boro mereka mau menelpon, buat apa telepon cukup PING! saja beres. Iya kan?
Ini salah satu karikatur favorit penulis dan yang paling menohok tapi itulah kenyataannya. Tidakkah kamu merasa jika manusia itu semakin hari semakin ketergantungan dengan smartphone atau ponsel pintar mereka? Perhatikan orang-orang di sekitarmu baik saat di kendaraan umum, bandara, maupun kafe-kafe tempat nongkrong.
Saat berkumpul dengan teman-temannya mereka sebenarnya tidak benar-benar berkumpul dan melakukan aktivitas layaknya makhluk sosial yang berkomunikasi satu sama lain. Oke mereka tetap berkomunikasi tapi dengan orang yang jauh via ponsel masing-masing. Maka pantaslah jika ada yang mengatakan bahwa ponsel pintar itu mampu mendekatkan yang jauh namun sekaligus menjauhkan yang dekat. Setuju?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…