Tak banyak orang Indonesia yang tahu siapa Idjon Djanbi. Tapi, kalau kamu mampir ke markas komando Kopassus dan bertanya tentang ini, maka semua orang di sana akan menjawabnya dengan satu jawaban yang sama dan seragam. Ya, para pasukan khusus itu akan serempak bilang kalau Idjon Djanbi adalah bapaknya Kopassus. Dialah orang yang merintis Kopassus hingga hebat seperti hari ini.
Dengan namanya yang kental dengan kesan kedaerahan itu, kamu mungkin akan menyangka kalau Idjon Djanbi adalah pria Indonesia. Tapi, silakan kaget karena Djanbi sebenarnya adalah mantan serdadu elit Belanda. Dengan kata lain, ia adalah musuh bebuyutan para pejuang di masa lalu. Meskipun statusnya adalah mantan tentara penjajah, pada akhirnya ia justru berjasa besar kepada negeri ini, terutama TNI.
Lalu, seperti apa perjalanan hidup Idjon Djanbi yang dari tentara Belanda kemudian membantu Indonesia? Ketahui lewat ulasan berikut.
Anak Petani yang Nasionalis
Idjon Djanbi adalah seorang Belanda kelahiran Kanada dengan nama asli Rokus Bernardus Visser. Diketahui, Djanbi awalnya bukan siapa-siapa selain hanya anak petani bunga. Namun, invasi Jerman ke Belanda mengubah jalan hidupnya yang lempeng-lempeng saja menjadi sangat nasionalis.
Singkat cerita, Visser atau Djanbi ini kemudian masuk ke kesatuan dan mendapatkan tugas pertama sebagai supirnya Ratu Wilhelmina. Setahun kemudian ia berganti posisi menjadi seorang petugas radio, lalu kemudian terlibat beberapa pertempuran dengan Jerman.
Melatih Tentara Belanda dan Kepincut dengan Indonesia
Keadaan Indonesia yang lengang setelah Jepang minggat, membuat Belanda nafsu ingin kembali menguasai. Sayangnya, hal tersebut agak susah dilakukan karena ketersediaan pasukan yang minim. Hingga akhirnya tercetus ide untuk membentuk di Indonesia yang dikepalai oleh Visser alias si Djanbi. Pemerintah Belanda mempercayakan posisi penting ini lantaran Djanbi memang sudah punya kualifikasi.
Djanbi melatih kesatuannya di tempat-tempat yang sama sekali tak diketahui oleh pemerintah kita. Pernah ia melatih di hutan Papua dan beberapa tempat terpencil lainnya. Hasil dari latihan ini cukup bagus namun sia-sia karena pada akhirnya Belanda gagal mencaplok lagi Indonesia. Namun, alih-alih pulang ke Belanda, Djanbi malah memutuskan untuk tinggal walaupun risikonya begitu besar. Ya, sentimentil orang Indonesia terhadap Belanda masih sangat tinggi ketika itu.
Ketika memutuskan menetap di Indonesia, Djanbi sendiri melepaskan status ketentaraannya. Kemudian ia hidup sederhana di sebuah desa lalu menikah dengan orang sana. Nama Visser juga ditanggalkan untuk kemudian berganti menjadi Idjon Djanbi. Atau lengkapnya Mochammad Idjon Djanbi karena ia juga memeluk Islam.