Sudah menjadi sifat alamiah seorang ibu untuk mencintai dan melindungi buah hatinya dengan segenap jiwa dan raga. Namun kenyataan yang terjadi belakangan ini sungguh sangat di luar dugaan. Anda mungkin masih ingat kasus Engeline yang hingga saat ini kasusnya masih terus berjalan. Tidak hanya di Indonesia, kekerasan terhadap anak oleh orang terdekatnya juga terjadi di luar negeri. Paling banyak dibicarakan saat ini adalah kasus ibu yang makan anaknya sendiri yang membuat India heboh beberapa waktu lalu.
Seorang ibu asal Gopalpur, Bengat Barat, India, bernama Pramila kedapatan sedang memotong telinga anaknya yang berumur dua tahun bernama Bharati Mondal dan memakannya. Untungnya, kejadian ini cepat diketahui sang paman sehingga si balita bisa terselamatkan. Seperti apa kronologi kejadiannya, simak ulasannya berikut.
1. Tangisan Bharati Menyelamatkannya
Siapa yang tidak kaget luar biasa ketika mengetahui seorang ibu tengah berlumuran darah sambil memakan telinga anaknya sendiri? Hal tersebut yang dialami oleh paman Bharati sebagai orang pertama yang memergoki kejadian tak masuk akal ini.
2. Warga Marah Kepada Pramila
Mengetahui kejadian buruk ini, masyarakat pun geram bukan main kepada Pramila. Sesaat setelah Bharati di bawa ke rumah sakit, warga pun menyatroni rumah ibu tiga orang anak ini dan mengikatnya.
3. Polisi Akhirnya Datang
Kalau saja pihak berwenang terlambat datang saat itu, mungkin Bharati akan kehilangan ibunya. Bagaimana tidak, warga yang kesal tidak henti-hentinya melayangkan pukulan kepada Pramila. Untungnya, saudara iparnya bernama Mamta segera menghubungi polisi yang datang tidak lama setelah itu.
4. Tabiat Buruk Pramila
Hal mencengangkan lain yang patut diketahui adalah fakta kalau Pramila adalah pecandu alkohol yang lumayan berat. Bahkan ketika ditemukan mengunyah potongan kuping anaknya, si ibu ini juga diindikasi tengah mabuk berat. Kalau dilihat dari keadaan ekonomi dan keluarganya, aksi ibu ini erat kaitannya dengan depresi.
5. Nasib Bharati
Trauma jelas dialami bocah ini. Selain kekerasan fisik, masalah kepercayaan terhadap orang terdekat juga akan cacat. Sangat tidak memungkinkan untuk mengembalikan Bharati ke pangkuan Pramila meskipun untuk beberapa tahun ke depannya. Pemerintah sendiri akan mengirim bocah kecil tersebut ke sebuah penitipan di Kolkata. Sedangkan untuk dua saudaranya yang lain mungkin akan dirawat kerabat dekat Pramila.
Pengaruh alkohol serta masalah ekonomi dan sosial seperti jadi problem yang melatarbelakangi kejadian ini. Mengingat India adalah negara yang cukup banyak penduduknya yang hidup di bawah garis kemiskinan, mungkin saja kasus kekerasan terhadap anak tidak hanya dialami oleh Bharati.
Kepedulian masyarakat terhadap sekitar juga turut mengurangi tingkat kejahatan terhadap yang terjadi di suatu lingkungan. Jangan sampai kejadian seperti ini terjadi di wilayah kita.