in

Viral Seorang Imam Tetap Salat di Tengah Guncangan Gempa, Begini Hukumnya dalam Islam

Duka yang menyelimuti Lombok belum juga usai karena guncangan gempa 6,8 SR minggu lalu (29/7), kini resah kembali mengguncang masyarakat. Gempa dengan kekuatan 7 magnitudo kembali menggoyang wilayah Nusa Tenggara Barat. Berpusat di lereng Gunung Rinjani dan sempat diberi peringatan tsunami, hingga berita ini ditulis ada sekitar 91 korban jiwa yang jatuh.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mengatak guncangan kali ini merupakan gempa bumi utama, atau main shock dari rangkaian gempa bumi yang terjadi sebelumnya, seperti yang tertulis dalam sebuah artikel kompas.com. Mengenai bencana dahsyat ini, ada banyak sekali hal yang menjadi sorotan massa, salah satunya adalah seorang imam yang tak bergeming dan tetap fokus salat walaupun para jamaahnya sudah pada ngacir ketakutan.

Gempa terjadi tepat waktu Isya’ (19:48:35 WITA), saat ribuan umat muslim pasti sedang melakukan ibadah di masjid. Uniknya, ada kejadian yang cukup menggugah di Masjid As-Syuhada, Denpasar, Bali. Rekaman menjadi viral setelah diunggah oleh berbagai akun sosial media facebook Musholla Asy-Syuhada Blk.

Dalam video berdurasi 14 menit tersebut, sang imam sedang membaca surah Al-Fatihah ketika gempa terasa, hal tersebut membuat para jamaah berlari menyelamatkan diri. Tak ada sahutan aamiin, karena hanya menyisakan beberapa orang saja, sang imam tetap keukeuh melanjutkan membaca Ayat Kursi dengan berpegang di dinding masjid. Salat ini pun selesai sampai salam dengan beberapa orang makmum. Wajar saja, jika aksinya menuai pujian warganet, termasuk Ustad Yusuf Mansur.

Sebelum dan saat terjadi guncangan [Sumber gambar]
Nah, dalam hal ini bagaimana hukumnya jika meninggalkan salat saat ada gempa, seperti yang terekam dalam beberapa video? Islam adalah agama yang fleksibel dan memberikan keringanan ketika umatnya berada dalam kondisi sulit dan bencana. Tak hanya gempa saja, bisa saja angin topan, tsunami, banjir, dan sebagainya. Seperti dilansir dari laman adzkia.net, ada beberapa perkara yang membolehkan salat itu dibatalkan, termasuk salah satunya adalah ketika sebuah bencana sedang terjadi seperti gempa ini misalnya.

Kamu boleh membatalkan salat dan segera menyelamatkan diri. Membatalkan salat untuk menyelamatkan diri sendiri, dan menyelamatkan orang lain itu diperbolehkan, bahkan diwajibkan. Rukhshoh seperti ini sama saja dengan dibolehkan memakan babi saat sudah tidak ada lagi makanan yang bisa membuatmu bertahan untuk hidup, bahkan hal tersebut juga disebutkan Al-quran secara gamblang dalam Al-Baqarah ayat 85 dan  Al-An’am ayat 119.

Kepanikan warga saat gempa [Sumber gambar]
Nah, tetapi point yang perlu dicatat adalah wajib hukumnya mengulang salat yang ditinggalkan dari awal lagi saat peringatan bencana sudah usai. Adapun tetap salat di tengah bencana seperti imam yang viral juga bukan berarti salah. Bagi orang yang memang imannya sudah tingkat dewa, hal tersebut bukan masalah dan bisa menunjukkan seberapa besar rasa pengabdiannya kepada sang maha kuasa. Pujian yang diberikan kepada Imam masjid Bali ini juga pernah dialami oleh seorang sahabat Rosulullah, Ali bin Abi Thalib.

Ali pernah terkena panah yang menancap dalam hingga mengenai tulang kakinya, alih-alih dicabut saat sadar, ia malah memilih meminta diambil ketika sedang khusyu’ salat. Hal ini tentu hampir sama dengan imam yang tak gentar walaupun ada bencana yang sedang mengancam nyawanya.

Gambar dari Instagram stories @dediindra13.di [Sumber gambar]
Kesimpulannya, tak apa meninggalkan salat saat kondisi dalam bencana seperti di atas, menyelamatkan diri malah menjadi kewajiban. Jikapun ada yang seperti imam di atas, ia adalah contoh teladan muslim yang imannya benar-benar kuat dan sudah sangat jarang sekali ditemukan. Bila nahas nasib membuat ia meninggal dunia, maka potret seperti ini insyaallah pergi dengan khusnul khotimah. Semoga bisa menjadi pelajaran untuk kita semua!

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

Antara Kenyataan dan Hoax, Inilah Penyebab Manusia Tak Lagi Dikirim Ke Bulan

4 Peraturan Presiden Duterte yang Bikin Segan Dunia, Salah Satunya Lindas Mobil Mewah Koruptor