Kamu pasti tahu atau setidaknya pernah mendengar sebuah film yang diadaptasi dari novel berjudul “The Hunger Games.” Dalam film ini, setiap peserta akan dikumpulkan dalam satu arena atau wilayah dan lewat sebuah aturan mereka akan dipaksa untuk saling membunuh satu sama lain. Pernahkah terlintas di benak kamu, bagaimana jika seandainya film tersebut menjadi nyata?
Seorang pria asal Rusia mungkin telah memikirkan hal tersebut jauh sebelum kita. Sebab, saat ini ia tengah mendesain sebuah reality show yang terinspirasi dari film tersebut. Acara yang kurang lebih akan menggunakan aturan yang sama seperti The Hunger Games ini ia namakan Game2: Winter.
Apa itu Game2: Winter?
Garis besarnya, itu adalah sebuah reality show berisikan 30 kontestan yang terdiri dari pria maupun wanita. Mereka akan diasingkan ke kawasan Siberia yang terkenal akan cuacanya yang dingin ekstrem. Tercatat suhu di kawasan tersebut berada pada titik minus 35 derajat celcius pada musim panas dan minus 50 derajat celcius pada musim dingin.

Yevgeny Pyatkovsky, sang kreator yang baru berusia 35 tahun, berujar bahwa Game2: Winter rencananya akan disiarkan secara langsung di beberapa negara seperti Inggris, Cina, Perancis, Jerman hingga Arab. Namun, tenang saja, bagi mereka yang berada di luar wilayah tersebut tetap dapat menyaksikannya secara streaming via situs mereka atau Youtube.
Tak ada panitia di lapangan, hanya ribuan kamera tersembunyi yang terpasang
Namanya juga reality show, tentu saja para pemirsa dapat menyaksikannya. Namun, yang menarik dari acara ini, tak akan ada kru kamera di lapangan. Pihak panitia hanya akan memasang lebih dari 2.000 kamera tersembunyi di berbagai titik. Tak lupa setiap kontenstan juga dipasangi kamera kecil. Sehingga para penonton dapat merasakan kengeriannya secara nyata jika berada pada posisi orang pertama.

Bebas berbuat kejahatan terhadap sesama kontestan
Begitu para kontestan menjejakkan kaki di tanah Siberia, mereka akan diberi waktu untuk mengumpulkan makanan, kayu bakar, membangun tempat perlindungan, dan persiapan lainnya selama tiga bulan. Selama waktu tersebut, sesama peserta tak boleh saling serang.

Selain ancaman dari sesama manusia, para peserta juga harus siap menghadapi serangan dari berbagai macam binatang buas yang ada di wilayah tersebut. Semisal beruang dan serigala buas yang banyak hidup di wilayah tersebut.
Ada kontrak khusus yang harus mereka setujui
Panitia hanya akan menyediakan sebuah pisau untuk setiap orang. Mereka tak menyediakan alias melarang penggunaan senjata api. Sebab, hal tersebut dapat menurunkan kadar keseruan permainan. Namun, para kontestan dapat menggunakan atau membuat senjata tajam yang berasal dari alam liar.

Banyak kritik tapi tak bergeming
Tentu saja format acara ini menuai banyak kritik tajam dari beragam pihak yang menuding bahwa acara ini sungguh tak etis dan telah melampaui batas norma kemanusiaan. Hal ini juga mereka anggap dapat memicu munculnya acara-acara lain yang lebih kejam dan jauh lebih tak manusiawi lagi.

Wajar saja, kabarnya mereka yang mau ikut pertandingan ini, harus bersedia membayar “uang pendaftaran” sebesar US$130` ribu. Oleh karena itu, game reality show ini menargetkan kalangan atas sebagai kontestannya. Dan agar para penonton yakin bahwa semua peserta yang nantinya ikut dalam acara, adalah orang-orang yang waras dan punya akal sehat.
Dapat pelatihan khusus dan bisa mendapat donasi dari pemirsa
Jika 30 kontestan telah resmi diperoleh, mereka semua akan dilatih secara khusus terlebih dahulu sebelum terjun ke gelanggang arena. Mereka akan dilatih oleh seorang prajurit yang pernah bekerja di bawah naungan unit intelijen militer Rusia.

Sang kreator menyebutkan bahwa acara ini telah digodok beberapa tahun sebelumnya. Ia mengklaim belum ada acara yang seberani dan sebrutal acara buatannya tersebut. Memang benar, sepertinya belum ada acara yang memperbolehkan para pesertanya untuk saling bunuh seperti Game2: Winter. Apabila acara ini benar diadakan, semoga saja kita nanti dapat menyaksikannya. Itupun jika pihak KPI luput mengetahuinya.