Perbudakan sudah ada dalam sejarah manusia sejak 12.000 tahun yang lalu. Sejak manusia mulai bisa bertanam, berburu, dan beternak, perbudakan diterapkan untuk memperoleh keuntungan besar tanpa harus mengeluarkan upah. Budaya ini akhirnya berkembang sampai di era modern hingga muncul istilah master dan servant.
Sejak zaman kuno di kebudayaan Mesir, Romawi, Kolonial Eropa, dan modern sekarang. Perbudakan telah mengalami banyak perubahan fungsi. Namun satu hal yang tak bisa dihilangkan. Perlakukan tak manusiawi yang diterima servant dari master yang memilikinya. Mereka harus patuh meski harus kehilangan nyawa. Berikut ulasan selengkapnya.
Mesopotamia kuno mengizinkan seseorang atau kelompok tertentu melakukan perbudakan. Mereka biasanya membeli budak dari penduduk lokal yang membutuhkan uang. Banyak sekali anak-anak atau wanita dijadikan budak untuk membangun peradaban Mesopotamia hingga menjadi besar dan tak tertandingi di masanya.
Budak di Mesopotamia bisa menjadi bebas jika mampu menebus harganya saat pertama kali dibeli. Namun hal ini jarang sekali terjadi mengingat budak tidak mendapatkan upah. Selain itu, seorang bayi yang lahir dari budak secara otomatis memiliki status budak sama seperti yang dimiliki ibunya.
Sekitar abad ke-9 hingga 10 masehi, Bangsa Viking banyak sekali melakukan penangkapan warga lokal di area Skandinavia, Eropa. Mereka menculik warga lokal yang sekiranya memiliki nilai untuk dijual sebagai seorang budak kepada bangsa-bangsa di Inggris dan juga di daratan Arab.
Manusia dianggap sebagai komoditas yang bisa dijual belikan untuk mendapatkan banyak uang. Rata-rata budak yang diperjualbelikan adalah wanita dan beberapa pria muda yang bisa dijadikan pekerja paksa. Perbudakan di era Viking menandakan jika Eropa di masa lalu benar-benar sangat kelam.
Perbudakan pertama kali dilakukan di Tiongkok kuno sekitar tahun 2100 sebelum masehi. Di era ini banyak orang ingin mengurangi biaya operasional pertanian hingga akhirnya menggunakan budak untuk bekerja di ladang tanpa diperbolehkan istirahat. Jika master meninggal dunia, budak akan dibunuh lalu dikubur bersama-sama sebagai tanda kesetiaan.
Perbudakan di Tiongkok terus berkembang hingga tahun 9 masehi era Raja Wang Mang. Di era ini perbudakan mulai diberi aturan hingga menjual orang tak bisa dilakukan dengan mudah. Dan lagi di era setelah Wang Mang banyak sekali budak dari Arab yang dijadikan pekerja paksa di Tiongkok. Perbudakan di Tiongkok berakhir di awal abad ke-20.
Bangsa Maya dan Aztec yang berada di Amerika Selatan melakukan banyak sekali praktik perbudakan yang mengerikan. Mereka menculik banyak sekali orang dari negara jajahannya untuk dijadikan budak pekerja di bidang kanal-kanal air dan juga dijadikan tumbal untuk dewa yang mereka sembah.
Mereka biasanya memenjarakan budak dan menyiksa mereka sampai tak bernyawa. Selain budak dari negeri jajahan mereka juga menerima budak dari penduduk lokal. Biasanya banyak warga miskin menjual anak mereka kepada pihak kerajaan untuk mendapatkan uang dan juga jaminan keselamatan.
Pesisir Barbary meliputi negara-negara seperti Maroko, Algeria, Tunisia, dan Libya. Di masa itu banyak sekali bajak laut dari negara itu menyerang kawasan Eropa yang tak terlalu kuat. Banyak sekali penduduk yang ditangkap lalu dijadikan budak untuk dijual di Jazirah Arab. Budak ini banyak berasal dari Italia, Prancis, Portugal, hingga Inggris.
Setidaknya 1 juta lebih warga kulit putih dari Eropa harus rela menjadi budak di kawasan Arab yang sangat kejam. Mereka banyak sekali dijadikan pekerja proyek dan juga para wanita yang cantik akan dijadikan pelampiasan nafsu para majikannya. Perbudakan ini berakhir di awal abad ke-19 saat kekuatan militer di Eropa sudah semakin kuat.
Jepang memulai perbudakan sekitar abad ke-16. Saat Eropa mulai datang ke negeri ini, Jepang memperbudak sekitar 10% dari warganya untuk dipekerjakan secara kasar. Mereka rata-rata diperlakukan dengan buruk dan banyak yang diminta untuk bunuh diri. Jepang juga melakukan perdagangan dengan Eropa terutama negara Portugis.
Para budak akhirnya dijual dan diganti dengan bahan-bahan perang seperti mesiu, pistol, dan alat hebat lain dari Eropa. Perbudakan ini akhirnya sedikit menurun setelah Raja Portugal membatasi jumlah budak Jepang yang masuk ke dalam negerinya.
Budak di dunia modern ternyata tak kalah banyak dari masa lalu. Setidaknya saat ini ada 27 juta orang di seluruh dunia yang harus hidup sebagai budak. Dari jumlah itu seperempatnya adalah anak-anak. Mereka disuruh bekerja di perkebunan, di pabrik hingga di industri penangkapan ikan yang banyak terjadi di kawasan Asia Tengara.
Selain digunakan sebagai pekerja kasar, beberapa di antara mereka sengaja dimanfaatkan untuk prostistusi. Mereka dipaksa bekerja di lokalisasi untuk menghasilkan uang banyak bagi para masternya. Jika menolak mereka akan disiksa dan juga dibunuh. Perbudakan di era modern lebih mengerikan dan sudah sepantasnya diberantas.
Inilah 7 fungsi perbudakan manusia dari masa ke masa. Perbudakan seharusnya tak ada lagi di dunia ini. Manusia sudah sepantasnya dihargai lebih tinggi apa pun statusnya. Karena pada dasarnya manusia sama dan tak ada bedanya.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…