Al-Qur’an adalah pedoman hidup utama bagi umat Islam. Karena Al-Qur’an adalah kalam yang diturunkan Allah, menyangkut semua kehidupan, dan hukum-hukum yang Allah tetapkan pada umat manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Maka sebagai umat Islam sudah sepatutnya kita meletakkan dasar hukum sesuai Al-Qur’an pada urutan pertama dalam hidup kita. Itulah mengapa, Al-Qur’an tidak hanya sekedar kita baca atau hafalkan saja, namun kita harus memahaminya dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita menengok pada masa Rasulullah Muhammad SAW dahulu, beliau dan para sahabat begitu mencintai Al-Qur’an. Tiada hari tanpa membaca atau menghafal Al-Qur’an, tiada hari tanpa belajar tafsirnya dan berusaha menerapkan semuanya yang ada dalam Al-Qur’an pada kehidupan sehari-hari. Sehingga tak heran, bahwa walaupun pada masa itu musuh Islam sangat banyak dan terang-terangan sekali berusaha menghancurkan Islam, namun persaudaraan dan kekuatan tekad kaum Muslimin begitu kokoh. Itu karena Al-Qur’an begitu dekat dengan hati dan jiwa mereka.
Namun fenomena yang terjadi di masa sekarang amatlah memilukan. Banyaknya hiburan tak layak konsumsi, pergaulan yang menyesatkan, dan rongrongan musuh Islam dari berbagai pintu, membuat generasi muda Islam mulai jauh dari Al-Qur’an. Berikut ini adalah beberapa fenomena yang sering kita temui dewasa ini, terkait hubungan generasi muda Islam dengan Al-Qur’an.
Al-Qur’an Hanya Sekedar Dibaca
Ya, Al-Qur’an memang sepintas hanyalah huruf-huruf arab yang terangkai dalam sebuah kitab yang dicetak di atas kertas. Namun, jika kita membaca dan memahami artinya, isinya, dan semua yang dituliskan tersebut dengan penuh keikhlasan dan penghayatan, bisa dipastikan bahwa hati kita akan terasa hangat, mata panas tak mampu membendung air mata, dan kita merasa kecil sekali tak ada apa-apanya di hadapan Allah.
Allah Yang Maha Kaya. Dia mengajak hambaNya bercakap atau berkomunikasi, lewat Al-Qur’an. Namun dewasa ini, generasi Islam semakin menjauh dari ajakan Allah berkomunikasi, dengan hanya sekilas membaca Al-Qur’an, jika teringat atau bahkan jika dipaksa. Lalu bagaimana kita bisa memahami isinya dengan penuh penghayatan jika kita hanya membacanya dengan sepintas lalu?
Jika diibaratkan, saat ada seseorang yang mengajak kita berbicara, saat dia berbicara kepada kita dan kita mendengarkan sambil bermain gadget, maka apakah kita bisa mencerna dengan baik apa yang dia sampaikan? Tentu tidak bukan! Nah, itu sama halnya dengan saat kita hanya sekedar membaca saja Al-Qur’an kita tanpa mau menghayati atau memahami isinya, kita tak akan pernah paham apa yang dimaksud Allah, sehingga kita akan semakin jauh dariNya.
Para Penghafal Hanya Sekedar Mengejar Target Hafalan
Kita wajib bersyukur dan berbangga, dewasa ini banyak generasi muda Islam yang berlomba-lomba menjadi hafidz atau hafidzah penghafal Al-Qur’an. Mereka berhasil menghafalkan 30 juz dan lancar sekali melafalkannya. Namun, pernahkah kita sekedar bertanya, apakah dengan menghafal Al-Qur’an mereka juga sekaligus paham dan mengerti apa sebenarnya maksud dari yang mereka hafalkan tersebut?
Ternyata masih banyak para penghafal Al-Qur’an yang menghafal hanya karena mengejar target namun lupa memahami dan berusaha mempelajari tafsir dari Al-Qur’an itu sendiri. Sehingga walau mereka hafal 30 juz Al-Qur’an namun beberapa masih kesulitan dalam memahami atau bahkan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ibaratnya, jika kita berusaha menghafalkan suatu pelajaran yang akan dijadikan ujian sekolah esok hari, kita hanya menghafal sesuai yang tertera di buku panduan belajar, tanpa berniat memahami maksudnya. Maka ketika esoknya soal ujian diganti dengan kalimat tanya yang lain, kita akan kebingungan karena kita hanya menghafal apa yang tertera di buku, bukan memahami maksudnya.
Generasi Islam Sekarang Hanya Membaca Terjemah Tanpa Mau Belajar Tafsir
Sekarang ini, telah banyak baik dalam bentuk kitab maupun aplikasi gadget Al-Qur’an beserta terjemahannya. Ada yang dilengkapi juga dengan hukum-hukum bacaan atau tajwidnya, ada yang diartikan per kata, ada pula yang lengkap dengan keterangan-keterangan kata asingnya. Lengkap bukan?
Namun ternyata hal tersebut tidaklah cukup jika generasi Islam sekarang tak mau belajar tafsirnya. Memahami Al-Qur’an bukanlah sesuatu yang sulit, jika kita benar-benar memiliki tekad dan merasa bahwa kita sangat membutuhkan Al-Qur’an dalam menjalani kehidupan ini. fenomena sekarang, banyak yang hanya sekedar membaca, sekedar menghafal, atau sekedar membaca terjemah dari Al-Qur’an sendiri tanpa mau mempelajari tafsirnya.
Padahal bisa jadi, ketika kita tak memahaminya, kita bisa salah tafsir dan malah membuat kita salah dalam melangkah, tak sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an seharusnya. Ibaratnya saat kita hanya menangkap sebagian dari perintah Ibu kepada kita, sehingga kita yang kurang memahami akan salah dalam menjalankan perintah Ibu tersebut.
Maka, saat hati kita meyakini bahwa kita sangat membutuhkan Al-Qur’an dalam kehidupan kita, kita harus siap sedia mempelajari tafsir dari Al-Qur’an tersebut, tak hanya sekedar membaca, menghafal, atau membaca terjemahannya saja. Benar-benar ingin mengerti sebenarnya apa yang ingin Allah sampaikan pada kita, sehingga kita bisa menjadi hamba yang benar-benar sesuai dengan apa yang Allah inginkan. Semoga. (sof)