Zaman dulu sangat lazim untuk memakai hewan-hewan dalam perang. Kuda dan anjing perang adalah beberapa contoh yang paling populer. Penggunaan hewan dalam perang memang cukup efektif. Kuda, mereka terkenal dengan staminanya yang liar serta anjing yang punya kecepatan gila serta beringas luar biasa.
Sejarah mencatat tak hanya anjing atau kuda saja yang dipakai untuk perang, tapi juga gajah. Ya, binatang besar ini adalah alutsista luar biasa yang seolah tak terkalahkan. Gajah tidak gampang mati, ia juga bisa disulap menjadi mesin pembunuh luar biasa. Sudah banyak kerajaan kuno yang memakai jasa binatang darat terbesar ini dan meraih kemenangan dalam banyak perang.
Masih tentang gajah perang alias war elephant, berikut adalah fakta-fakta mengerikan tentang pasukan kuno mematikan itu.
Dalam sebuah perang, penampilan dan kesan adalah hal yang tak kalah penting dari skill dan persenjataan. Kesan pertama akan terbawa ke mental lawan. Makin sangar, maka secara otomatis lawan akan lemah psikologisnya.
Nah, inilah salah satu fungsi pasukan gajah. Mereka selalu diletakkan di bagian tengah-tengah pasukan agar menimbulkan kesan seperti ini. Sebisa mungkin para pasukan gajah akan menempati posisi barisan paling terlihat dan strategis, sehingga musuh pun ciut nyalinya. Tak hanya kesan, pasukan gajah memang benar-benar bisa memberikan kengerian yang nyata.
Gajah mungkin besar dan lamban, tapi bagaimana pun juga mereka tetap punya kecepatan. Mereka sanggup berlari tanpa henti dengan kecepatan sampai 40 kilometer per jam. Makanya, seringkali pasukan gajah dipakai sebagai pendobrak.
Ngerinya pasukan gajah jika sudah terlanjur seperti ini adalah mereka takkan mungkin bisa dihentikan. Pedang, panah, tombak, senjata-senjata ini bahkan tak cukup untuk menghentikannya. Makanya, pasukan musuh pun tak punya pilihan selain lari secepat mungkin ketika pasukan gajah bergerak. Melawan memang bisa, tapi sudah jelas ujung-ujungnya pasti tewas. Entah terinjak-injak atau mungkin diseruduk dengan gading bermeter-meter yang runcing mematikan itu.
Kuda adalah salah satu hewan paling mematikan dalam perang. Mereka mungkin tidak membunuh, tapi mereka memungkinkan berbagai hal ngeri terjadi. Kalau diibaratkan, satu pasukan kuda itu sama kuatnya seperti 5-10 orang prajurit biasa. Tapi, betapa pun jemawanya kuda dalam perang, mereka akan langsung takluk dengan gajah.
Diceritakan dalam literatur sejarah kalau kuda memang benar-benar ogah berhadapan dengan pasukan gajah. Jadi, secara naluriah mereka menolak untuk menghadapi gajah. Makanya, sangat percuma untuk membasmi pasukan gajah dengan kuda, selain dengan artileri kelas berat atau pasukan gajah tandingan.
Pasukan gajah tak hanya ditakuti karena kemampuan membunuhnya, tapi juga kekebalan mereka dari kematian. Pasukan gajah mungkin memang terluka dalam perang, tapi kematian adalah hal yang jarang dialami. Panah, pedang, senjata apa pun seolah tak mempan dengan hewan satu ini.
Kemampuan bertahan pasukan gajah makin menggila ketika mereka dilengkapi dengan baju-baju zirah dari besi. Keberadaan pelindung ini makin membuat pasukan gajah tak tertandingi karena mereka seolah-oleh kebal. Makanya, tak heran kalau pasukan gajah hampir selalu memenangkan peperangan yang mereka lakukan.
Selain dipakai untuk perang pasukan gajah juga bisa mengemban satu fungsi vital yakni sebagai carrier alias pembawa muatan. Berbeda dengan kuda, keledai, atau unta yang barang bawaannya terbatas, gajah mampu membawa beban yang berlipat-lipat jumlahnya.
Ransum, senjata, perlengkapan perang, bisa sekaligus dibawa oleh para gajah. Tak hanya itu, mereka juga bisa sebagai tenaga penarik untuk artileri kelas berat. Misalnya catapult raksasa sampai fire ballista besar. Tak hanya sebagai frontliner, pasukan gajah juga bisa jadi supporter perang yang dahsyat.
BACA JUGA: Menguak 5 Fakta Kedigdayaan Satgultor 81, Pasukan Siluman Terganas Yang Dimiliki Indonesia
Sangat hebat dan perkasa, pasukan gajah seolah mustahil untuk dikalahkan. Meskipun demikian, ada masa di mana pasukan gajah benar-benar kalah telak. Ya, itu adalah masa ketika meriam-meriam mekanis ditemukan. Karena tak lagi menguntungkan, pasukan gajah pun akhirnya benar-benar ditinggalkan pada awal abad 19.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…