5. Kebudayaan Bertarung di Era Modern
Di era modern seperti sekarang, peperangan yang dilakukan oleh warrior atau kesatria tentu sudah tidak ada lagi. Orang di Nias tidak melakukan lagi apa yang namanya berburu musuh lalu mempersembahkan kepalanya pada pemimpin. Perang yang terjadi di masa lalu akhirnya diubah menjadi sebentuk tarian perang yang diberi nama dengan Foluaya.
Foluaya dilakukan oleh pemuda lengkap dengan atribut perang tradisional. Anak-anak kecil juga didandani untuk terlibat langsung. Orang di Nias ingin budaya berperang ini tetap ada dan anak muda dari generasi baru tetap melakukan budaya ini sampai kapan pun. Kehilangan budaya bertarung adalah bencana besar bagi para penduduk yang tinggal di Pulau Nias.
Baca Juga :5 Fakta Panglima Burung, Sosok Sakti yang Sangat Dihormati Oleh Suku Dayak
Demikianlah lima fakta kegarangan dari Suku Nias yang merupakan bangsa petarung asli Indonesia. Mereka tak tak ubahnya Sparta yang berjuang tanpa henti dengan nyawa sebagai taruhannya. Anyway, pernah datang ke Pulau Nias?