Kasus perusakan terhadap rumah ibadah kembali terjadi di Indonesia. Peristiwa ini diketahui telah viral di media sosial dan banyak membuat netizen di tanah air geram. Dalam tayangan berdurasi 1,33 menit, beberapa orang dengan mengenakan ikat kepala merah tampak melakukan perusakan sebuah masjid di Minahasa, Sulawesi Utara.
Karena yang disasar adalah tempat ibadah umat Islam, jelas hal tersebut kemudian memantik reaksi hingga akhirnya pemerintah turun tangan untuk meredam suasana. Uniknya, gaya bicara Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke Panambunan justru menjadi sorotan karena terlihat tidak formal untuk ukuran seorang pejabat. Selengkapnya? Simak ulasan berikut ini.
Peristiwa perusakan masjid yang kemudian viral di media sosial
Ketenangan masyarakat tiba-tiba terusik dengan adanya perusakan terhadap Masjid Alhidayah (sebelumnya tertulis musala) di Perumahan Agape, Desa Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara, Rabu (29/1/2020) malam. Saat peristiwa terjadi, tampak beberapa pelaku perusakan menyerang bangunan masjid.
https://youtu.be/NPQ-3FG8q80
Tak lama kemudian, pihak kepolisian pun mulai datang ke lokasi kejadian dan aksi anarkis dari massa yang sebelumnya terlihat beringas berangsur-angsur surut. Dilansir dari Jatim.sindonews.com (30/01/2020), sejumlah aktivis Islam, organisasi kemasyarakatan Islam, tokoh Islam, para intelektual dan pemuda masjid di Sulawesi utara (Sulut), menyesali adanya kasus perusakan masjid oleh oknum-oknum tersebut.
Gaya bicara Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke Panambunan jadi sorotan
Saat angkat bicara terkait kasus perusakan masjid yang terjadi, Bupati Minahasa Utara Vonnie Anneke Panambunan justru menjadi sorotan lantaran gaya bicaranya yang terkesan unik dan jauh dari kata formal. Dalam video, tampak dirinya memberikan penjelasan sembari disertai gerakan tangan.
Dalam pernyataan di hadapan warga dan sejumlah pejabat maupun anggota TNI/Polri, dirinya menghimbau bahwa kerusakan yang ada akan diperbaiki oleh Kapolres Minahasa Utara dan meminta umat muslim setempat shalat di rumah dulu. “Kalau surat-suratnya sudah lengkap, kita tutup mata tanda tangan bisa berdiri masjid. Dan okee…dan itu sudah persetujuan DPRD Provinsi, forkopimda, dan developer..okee”, ucapnya Bupati Vonnie.
Suasana telah kondusif setelah diselesaikan pihak MUI Manado
Setelah peristiwa perusakan mereda, situasi di Desa Tumalutung Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara pun mulai kondusif. Hal ini tak lepas dari pembicaraan dan kerjasama pihak-pihak setempat seperti MUI Manado, pemerintah, dan aparat keamanan di sana. Masalah pun telah diselesaikan secara baik-baik.
Oleh Ketua MUI Bidang Kerukunan Umat Beragama Yusnar Yusuf mengatakan, provokator dari perusakan masjid telah ditangkap. “Sudah diselesaikan oleh MUI Manado. Provokatornya sudah ditangkap, dan para pendeta mau mengganti kerusakan masjid serta membantu keluarnya izin pendirian masjid,” kata Yusnar yang dikutip dari Republika.co.id (30/01/2020).
Meski sempat menuai sorotan di masyarakat, Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast mengatakan bahwa yang dirusak oleh massa bukan musala. “Bukan perusakan masjid atau musala. Itu perusakan balai pertemuan. Itu sebenarnya balai pertemuan umat muslim di Perum Griya Agape, Desa Tumalunto, Kauditan, Minahasa Utara,” ujarnya mengkonfirmasi yang dikutip dari News.detik.com (30/01/2020).
BACA JUGA: 3 Kasus Intoleransi di NKRI yang Buktikan Negara Ini Masih Rentan Ancaman SARA
Selain situasi yang telah kondusif, pihak kepolisian juga dikabarkan telah berhasil mengamankan satu orang yang diduga sebagai provokator terjadinya perusakan. Ya, semoga saja kejadian di atas, bisa menjadi pelajaran yang berharga di masa depan demi terciptanya kerukunan antar umat beragama.