Teror di ruang umum rupa-rupanya tak hanya dalam bentuk kriminal seperti penodongan dan sebagainya, tapi juga dilakukan dilakukan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan panah wayer. Peristiwa inilah yang kini terjadi di wilayah Kota Gorontalo yang meresahkan penduduknya.
Dilansir dari regional.kompas.com, Warga Kota Gorontalo merasa resah sejak beberapa pekan terakhir akibat panah wayer yang dilepaskan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Tak hanya meneror, benda tersebut bahkan bisa melukai tubuh jika terkena. Seperti kisahnya? Simak ulasan di bawah ini.
Panah besi yang mudah dibuat oleh siapa saja
Panah wayer sendiri merupakan sebuah benda tajam yang terbuat dari besi, dan ditembakkan dengan karet seperti ketapel. Secara umum, bahannya diambil dari dari jeruji sepeda yang ujungnya telah diruncingkan. Untuk bagian ekor, biasanya diberi benda seperti tali rafia sebagai penyeimbang dan berjalan lurus saat dilepaskan. Alhasil, benda semacam ini tergolong sangat mudah untuk dibuat.
Digunakan untuk meneror warga umum tanpa pandang bulu
Maraknya keberadaan panah wayer di Kota Gorontalo, membuat masyarakat setempat merasa khawatir. Hal ini terjadi karena benda berbahaya itu digunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk meneror warga. Karena dilepaskan tanpa memandang siapa korbannya, kejahatan semacam ini bisa dikategorikan sebagai Random Violence (kekerasan yang ditujukan pada sasaran secara acak).
Kasus yang sejak lama telah meresahkan masyarakat Kota Gorontalo
Menariknya, teror panah wayer ternyata telah terjadi di Kota Gorontalo pada Januari 2017 silam. Dilansir dari kumparan.com, pihak kepolisian mencatat adanya delapan kasus di sepanjang tahun tersebut. Jika dihitung sejak 2017 hingga 2019, ada 21 kasus yang berhasil ditangani oleh Polres Gorontalo Kota, dengan 14 korban dari panah wayer.
Teror yang juga mengganggu kenyamanan para driver online
Karena dianggap meresahkan, imbas dari teror panah wayer ini juga dirasakan oleh para pekerja ojek online (ojol), yang kerap menjadi sasaran saat bekerja pada malam hari. “Saya sudah tidak melakukan pekerjaan dengan waktu yang terlalu malam, saya takut jadi korban panah wayer,” tutur seorang ojol bernama Irfan Suleman yang dikutip dari kronologi.id.
Pelaku panah wayer yang ternyata masih di bawah umur
Ada sebuah fakta yang menarik sekaligus ironis, saat para pelaku teror panah wayer di Kota Gorontalo terungkap. Rata-rata dari mereka, ternyata merupakan anak di bawah umur. “Beberapa waktu lalu, Polres berhasil menangkap beberapa anak di bawah umur yang diduga terlibat dalam peristiwa panah wayer yang rata-rata usia mereka adalah 16 tahun,” kata Kepala Bidang Humas Polda Gorontalo Wahyu Tri Cahyono yang dikutip dari regional.kompas.com.
BACA JUGA: Bikin Merinding Pada Zamannya, Inilah 3 Teror “Mencekam” yang Pernah Terjadi di Indonesia
Dilihat dari peristiwa teror panah wayer yang telah terjadi sejak 2017 silam, jelas pihak kepolisian harus menindak tegas para pelakunya. Selain tak hanya meresahkan masyarakat, kasus tersebut juga bisa membuat nyawa para korbannya terancam. Gimana menurut pendapatmu Sahabat Boombastis?