Layaknya kondisi yang kini terjadi di Timur Tengah, wilayah Afrika juga tak lepas dari konflik berdarah yang menyelengarakan masyarakat di dalamnya. Salah satunya yang kini dialami oleh Suku Fulani yang beragama muslim. Menurut laporan PBB yang dikutip dari kumparan.com, kelompok bersenjata berpakaian khas pemburu suku Dogon mengepung desa dan kemudian menembaki warga serta membakar rumah-rumah mereka.
Bisa ditebak, hal yang terjadi selanjutnya adalah pemandangan mengerikan yang tersisa usai aksi pembantaian berlalu. Buntut dari peristiwa ‘banjir darah’ ini, Presiden Mali Ibrahim Boubacar memecat dua jenderal dan memerintahkan pembubaran kelompok bersenjata Dogon, Dan Na Ambassagou. Dikenal sebagai biang keladi dari peristiwa di atas. siapa Dan Na Ambassagou sebenarnya?
Sejak awal kemunculan radikalisme yang membawa Islam sebagai kedoknya, Mali menjadi salah satu negara di kawasan Afrika Barat yang juga ikut merasakan dampak tersebut. Dilansir dari theguardian.com, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya keberadaan ekstrimis dari para jihadis yang merebak pada tahun 2015. Pada waktu yang sama pula, hal tersbut akhirnya memecah hubungan antara suku Fulani dan Dogon.
Suku Dogon yang merasa perlu untuk melawan gerakan ‘Jihadis radikal’ yang dituduhkan pada kaum Fulani, akhirnya membentuk kelompok bersenjata yang bernama Dan Na Ambassagou. Dalam perjalannya, kelompkk tersebut banyak diisi oleh pemburu tradisional dari etnis Dogon.
Mereka inilah yang bergerak di lapangan dan melakukan penyerangan terhadap suku Fulani yang dianggap bekerjasama dengan para jihadis ekstrem. Laman abc.net.au menuliskan, pemimpinnya telah dikaitkan dengan banyak kekejaman dan menyerukan pemerintah Mali untuk menuntut para pelaku. Jika pada mulanya mereka berdalih ingin memberantas terorisme, kini berbalik arah lebih banyak menyasar Suku Fulani dengan alasan serupa.
Pada bulan Desember, Human Rights Watch telah memperingatkan bahwa “pembunuhan milisi” terhadap warga sipil di Mali tengah dan utara “melonjak tak terkendali”. Hal ini terkait dengan aktifitas anggota kelompok bersenjata bernama Dan Na Ambassagou yang memang menarget orang-orang muslim dari suku Fulani. Hingga pada akhirnya, lambat laun merembet menjadi besar dan memicu konflik antara kedua belah pihak.
BACA JUGA: Inilah 5 Fakta Mengerikan Boko Haram, Teroris yang Menguasai Afrika
Tindakan kekerasan kepada suatu kaum tanpa didasari dengan bukti dan argumen yang kuat, termasuk perbuatan keji yang jelas melanggar undang-undang dan Hak Asasi Manusia (HAM). Hal inilah yang nantinya berpotensi menjadi konflik berdarah yang lebih besar di kemudian hari. Tak hanya internal pemerintah, baik dari kubu Dan Na Ambassagou dan suku Fulani harus duduk bersama mencari jalan tengah untuk menghindari pertumpahan darah yang tidak perlu.
———-
1. Pembantaian di Mali, Buntut Cekcok Panjang Fulani dan Dogon
https://kumparan.com/@kumparannews/pembantaian-di-mali-buntut-cekcok-panjang-fulani-dan-dogon-1553674555574979262
2. Militia attack on Mali village leaves at least 134 dead
https://www.theguardian.com/world/2019/mar/23/militia-attack-mali-village-at-least-115-dead
3. “We Used to Be Brothers” | Self-Defense Group Abuses in Central Mali
https://www.hrw.org/report/2018/12/07/we-used-be-brothers/self-defense-group-abuses-central-mali
4. Mali: Militias Kill Over 75 Civilians
https://reliefweb.int/report/mali/mali-militias-kill-over-75-civilians
Fenomena viral Arra, bocah lima tahun yang dikenal karena kepandaiannya berbicara dengan gaya dewasa, kembali…
Nama Fedi Nuril akhir-akhir ini kembali dikenal publik. Bukan karena kembali membintangi film dengan tokoh…
Kamis (20/3/2025) pukul 03.00 WIB, saat asyik scrolling media sosial X sambil sahur, mata tertambat…
Dunia aviasi Indonesia bakal semakin berwarna dengan kehadiran burung-burung besi baru. Indonesia Airlines, sebuah perusahaan…
Lagi-lagi rakyat Indonesia dibikin geleng-geleng kepala oleh ulah aparat penegak hukum. Kali ini kasusnya sedang…
Baru-baru ini, dunia hiburan Korea Selatan diguncang oleh skandal yang melibatkan aktor papan atas, Kim…