Di masa kejayaan Nazi khususnya saat kepemimpinan Adolf Hitler, Jerman menjadi negara yang sangat disegani. Berbagai mega proyek raksasa dijalankan dengan harapan tinggi. Salah satunya adalah Prora, hotel yang memiliki 10.000 tempat tidur yang ke semuanya menghadap ke laut. Melalui bangunan ini, Hitler kala itu menginginkan Prora menjadi hotel wisata termegah yang tidak ada duanya.
Sayangnya, Perang Dunia II yang tiba-tiba meletus memupuskan harapan sosok yang disebut-sebut sebagai diktator kejam itu. Sebab sejak dibangun hingga 73 tahun kemudian, tidak ada satu pengunjung pun yang pernah menginap di tempat ini dengan tujuan berwisata seperti harapan Nazi.
Prora, Hotel 10 Ribu Kamar yang Mampu Menampung 20 Ribu Orang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dibanding negara lain membuat Jerman semakin ingin menjadi yang terdepan kala itu. Tak heran di berbagai kesempatan Jerman berusaha terlihat istimewa. Tak hanya dalam hal kekuatan perang, tapi juga di bidang infrastruktur. Salah satu buktinya adalah dengan adanya proyek hotel raksasa bernama Prora. Prora merupakan bangunan yang berdiri sebelum era Perang Dunia ke-II. Dibangun dengan melibatkan 9000 kuli yang tak henti-hentinya membanting tulang selama tiga tahun. Bangunan seluas 4,5 kilometer ini memiliki 10 ribu kamar.
Proyek Ambisius Adolf Hitler
Hotel Prora merupakan ambisi Hilter yang bermula dari keinginannya memiliki resor pantai tak tertandingi. Selain sebagai hotel, bangunan ini juga direncanakan menjadi kawasan serba guna. Misalnya sewaktu-waktu bisa digunakan sebagai rumah sakit militer jika terjadi perang. Tak hanya itu, Hitler juga berambisi agar hotel tersebut dilengkapi bioskop, teater, dermaga, bahkan aula untuk konser yang berisi 20 ribu orang. Selain tujuan komersil, Hitler ternyata juga memiliki maksud mulia saat mendirikan Prora. Tempat itu konon dirancang oleh Hitler guna dijadikan media liburan terjangkau bagi pekerja Jerman kelas menengah ke bawah.
Sebagai Camp Indoktrinasi Alias Cuci Otak
Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan pembangunan Prora terhenti. Saat PD II pecah pada tahun 1939, hotel raksasa itu ditelantarkan sebelum resmi dibuka. Akibatnya, bangunan megah dengan berbagai fasilitas itu sekalipun belum pernah menerima tamu. Di era peperangan, Prora dikatakan pernah dipakai sebagai tempat indoktrinasi atau cuci otak untuk membangun loyalitas masyarakat pada Nazi. Dan kegiatan inilah yang disebut-sebut sebagai rahasia dari kuatnya loyalitas masyarakat terhadap Partai Pekerja Sosialis Nasional Jerman itu.
Beralih Fungsi Menjadi Berbagai Fasilitas, Termasuk Diskotik
Tahun 1945, pulau Rugen dikuasai Rusia dan Prora digunakan sebagai pangkalan militer. Beberapa bangunan dirobohkan dalam rentang waktu setahun itu. Nah pada tahun 1950, militer Jerman Timur membangun kembali bangunan yang telah dilebur. Prora dihidupkan kembali dan difungsikan sebagai sekolah teknik militer, asrama pemuda, kamp untuk pencari suaka dari Balkan, museum bahkan sebagai tempat disko.
Nasib Prora Saat Ini
Kondisi Prora dari saat dibangun hingga kini cukup miris. Mengingat bangunan itu tidak pernah sekalipun difungsikan sebagaimana apa yang diinginkan Hitler dan para penggagasnya. Kini, sebagian besar wilayah Prora cukup sepi dan tidak dihuni kecuali beberapa blok yang telah dijual. Blok-blok tersebut kemudian oleh pemiliknya diubah menjadi hostel yang memiliki 400 tempat tidur. Sisanya, masih berupa puing-puing yang tak terurus.
Meski kini nampak tak terurus, banyak pihak yang mengincar Prora untuk ladang investasi. Sebab bagaimanapun juga, Prora adalah komplek bersejarah yang dulu menggambarkan ketangguhan Jerman. Kalau kamu diberi tiket gratis ke Jerman kemudian disuruh menginap ke hotel ini, kira-kira mau nggak?