in

5 Fakta di Balik Perompak Somalia yang Pamornya Ditakuti Pelaut Dunia

Saat ini, bisa dibilang Somalia merupakan negara yang menjadi surga bagi para bandit. Julukan tersebut hadir karena wilayah lautan negara ini memiliki jumlah bajak laut yang begitu banyak dan sulit diberantas. Oleh karena itu, pelaut juga harus berpikir dua kali jika ingin melintasi perairan Somalia. Bukan karena ombaknya kencang atau badai yang sewaktu-waktu bisa datang, melainkan keganasan para bajak laut yang garang.

Hanya membahas soal bajak laut yang menjarah kapal saja sudah meremangkan bulu kuduk. Namun, rupanya bajak laut Somalia memiliki perbedaan dengan bandit lautan yang lainnya. Mereka garang, tapi juga memiliki sisi lain yang tak banyak diketahui. Lalu seperti apa? Simak ulasan menariknya berikut ini.

Bajak laut Somalia dulunya adalah nelayan biasa

Pada awalnya, Somalia merupakan negara yang mampu memberi lapangan pekerjaan pada warganya. Namun, pada tahun 1970, negara ini mulai didera kekeringan yang lumayan parah. Tak hanya itu, krisis dan perang saudara juga membuat para warganya pontang-panting. Bencana kemiskinan dan kerasnya kehidupan saat itu membuat nelayan mulai banting stir menjadi bajak laut.

Nelayan Somalia [image source]
Peralihan profesi tersebut rupanya menjadi lahan penghasilan yang cukup menjanjikan. Bagaimana tidak, lautan Somalia merupakan jalur utama dari kapal-kapal tengker. Dalam sekali keberhasilan bajak laut menyandra kapal, setidaknya kelompok mereka menghasilkan jutaan dollar. Perekonomian mereka pun makin membaik. Bahkan, bajak laut merupakan profesi yang banyak diimpikan oleh masyarakat setempat.

Jarang gagal saat menjarah kapal

Somalia bisa dikatakan negara yang kenyang dengan kekerasan dan konflik antar sodara. Kehidupan keras tersebut menuntut setiap warganya untuk selalu berpikir cerdas demi bertahan hidup, termasuk para bajak lautnya yang nyaris tak pernah gagal saat beroperasi. Salah satu trik cerdas yang mereka terapkan adalah menggunakan kapal korban sebagai kapal induk.

Bajak Laut Somalia [image source]
Dengan cara ini, mereka bisa mendapatkan dua kapal dalam sekali keberangkatan. Setelah menerima tebusan, biasanya mereka juga mempersilakan para bajak laut lain untuk menggunakan kapal tersebut. Dengan begitu, sesama bajak laut juga tidak akan susah-susah berebut target dengan rekan seprofesi. Mereka hanya perlu menunggu hingga rekannya selesai dalam misi.

70% penduduk pesisir pantai Somalia mendukung profesi bajak laut

Banyaknya uang yang didapat dari profesi bajak laut juga telah merubah cara pandang masyarakat soal aksi kriminal. Di tengah kemiskinan dan kejamnya kehidupan di Somalia, mendapatkan banyak uang adalah hal utama agar dapat bertahan hidup.

Salah satu bajak laut dari Somalia [image source]
Orang-orang di sana bahkan menganggap jika bajak laut merupakan pahlawan, karena peran mereka bukan hanya membajak kapal lain, bajak laut juga melindungi kekayaan lautan Somalia yang kerap dijarah oleh kapal-kapal asing. Dari hasil survey, setidaknya 70% masyarakat di pesisir pantai Somalia sangat mendukung pekerjaan sebagai bajak laut.

Tak perlu bertatap muka untuk mendapatkan tebusan

Bajak laut di wilayah Somalia bisa disebut paling licin dan sulit dilacak. Bagaimana tidak, untuk menyerahkan uang tebusan saja mereka menolak untuk bertemu langsung. Mereka biasanya meminta uang tebusan diantar dengan cara dijatuhkan dengan parasut, atau dilempar ke tengah laut.

Cara mengirim uang tebusan dari udara [image source]
Cara ini memang efektif untuk mengantisipasi agar orang lain tidak sampai menginjak kapal mereka. Setelah uang tebusan diterima, mereka pun bisa kabur di tengah luasnya lautan Somalia. Dari survey yang dilakukan pada tahun 2011, satu kelompok bajak laut setidaknya mampu mengumpulkan hingga 146 juta dollar dalam setahun.

Ada pihak yang diuntungkan dari aksi penjarahan bajak laut

Hingga saat ini, keberadaan bajak laut di perairan Somalia memang sulit diberantas. Namun, maraknya penjarahan di wilayah tersebut rupanya memberikan berkah tersendiri bagi perusahaan asuransi. Rasa takut perusahaan kapal kargo pada bajak laut membuat mereka selalu ikut program asuransi. Setidaknya ada 30.000 kapal yang melintas di perairan Somalia yang rata-rata membeli asuransi.

Hampir semua kapal yang melintasi Somalia memiliki asuransi [image source]
Namun, dari 30.000 kapal tersebut hanya sekitar 0,2% saja yang berhasil dijarah. Bisa dipastikan jika yang paling diuntungkan dengan keberadaan bajak laut adalah pihak asuransi. Para petugas asuransi di sana selain menyiapkan uang tebusan, mereka juga bertugas menyelamatkan sandera.

Itulah lima fakta tak terduga tentang bajak laut di Somalia. Penjarahan yang mereka lakukan mungkin bisa dibilang aksi kriminal. Namun, jika dilihat dari sisi lain ternyata banyak hikmah yang bisa diambil. Bagaimana menurut kalian? Perlu dibasmi atau didukung saja gerakan bajak laut di Somalia ini?

Written by Nikmatus Solikha

Leave a Reply

10 Meme Nyentriknya Menteri Susi Jalan-Jalan dengan Mobil Bak Polisi

Status Boleh Bekas, Tapi Ponsel-Ponsel Cerdas ini Punya Kualitas yang Tetap Berkelas!