Sangat miris mendengar kabar perlakuan buruk terhadap umat Muslim Rohingnya di Vietnam. Mereka diperlakukan tidak adil, disiksa hingga dibunuh. Sungguh perlakuan yang sangat hina sebagai sesama manusia yang punya hati nurani. Namun, hal itu menjadi biasa bila menyangkut tentang kekuasaan. Tapi tentu saja kebiadaban yang melanggar HAM tersebut mendapat kecaman dunia.
Beralih dari Rohingnya, tanpa kita sadari ternyata ada etnis lain yang juga memiliki nasib sama tertindasnya, baik itu etnis muslim atau non-muslim. Nasib mereka juga sama terkatung-katung meminta bantuan dari negara lain. Motif penyiksaan pun bervariasi.
Etnis Uighur
Selain terkenal dengan etnis Han yang bermata sipit, di China terdapat juga etnis minoritas yang bernama Uighur. Mereka menempati daerah Xinjing yang keberadaannya telah tercatat dalam sejarah. Meskipun bermukin di daratan China, kulit etnis ini lebih mengarah ke ciri-ciri kulit Kaukasia. Tak heran bila Uighur memiliki bidadari-bidadari cantik. Namun, paras ayu para bidadari tetap tidak bisa membuat etnis Uighur hidup nyaman di negeri sendiri.
Etnis Yazidi
Berita etnis Yazidi menjadi viral karena cara ibadahnya yang disebut musyrik. Meskipun tinggal di Irak Utara, tepatnya Provinsi Nineveh, Yazidi menganut agama kuno yang disebut Zoroastrianisme dan Sufisme. Dalam agama Zoroastrianisme memiliki Tuhan yang disebut Ahura Mazda dan menyembah api sebagai sosok Tuhan yang Bijaksana. Kehidupan mereka pun cenderung memisahkan diri dari masyarakat.
Etnis Kurdi
Etnis di bagian Timur Tengah yang memiliki nasib tertindas lain adalah Kurdi. Mereka tinggal di daerah Kurdistan yang dekat dengan Irak, Iran, dan Turki. Namun etnis ini menjadi minoritas di negara Turki, Iran dan Suriah. Kelompok yang tidak memiliki wilayah negara ini, hingga saat ini berjuang untuk memburu daerah otonomi. Sebagai pemilik etnis Kurdi, pemerintah Turki, Irak dan Iran tidak mengakui keberadaan kelompok tersebut. Bahkan dunia pura-pura buta dengan kondisi etnis Kurdi.
Etnis Hazara
Tak asing dengan nama Taliban? Ya, nama etnis ini sering dikait-kaitkan sebagai pengikut Taliban. Pemenggalan tujuh orang yang dikira Taliban membuat etnis Hazara mengajukan protes pada pemerintah. Diantara yang dipenggal, didalamnya terdapat tiga perempuan dan dua anak-anak. Tapi bukannya keadilan yang didapat, etnis Hazara malah semakin teraniaya.
Etnis Indian
Siapa yang tak kenal dengan Indian? Etnis yang sering disebut-sebut dalam sejarah ternyata juga memiliki cerita menyakitkan. Sebagai etnis asli benua Amerika, masa-masa kejayaan sudah sulit dirasakan sejak Bangsa Eropa yang dipimpin Christopher Columbus masuk. Awalnya, penjajah tersebut disambut dengan baik, tapi ternyata kebaikan tersebut disalahgunakan. Penjajah Eropa menyebarkan bibit penyakit mematikan, sehingga banyak etnis Indian yang meninggal.
Etnis Tutsi
Afrika pernah menjadi sorotan dunia hingga PBB juga ikut bertindak. Genosida terhadap etnis Tutsi dipicu karena kematian Presiden Juvenal Habyarimama pada 6 April 1996, tepat mengakhiri masa pemerintahannya selama dua tahun. Pembersihan yang dilakukan oleh etnis Hutu terjadi cukup singkat, yaitu selama tiga bulan, telah terbunuh setidaknya sampai satu juta orang. Segera PBB menarik mundur pasukannya karena prajurit penjaga perdamaian dibunuh sehari setelahnya.
Bagaimana? Sangat keji bukan bentuk penyiksaan yang dilakukan? Hanya demi kekuasaan, sekelompok orang yang kuat tega menyiksa sesama. Dan kaum minoritas selalu menjadi korban kebiadaban. Padahal belum tentu kaum tersebut bersalah. Bukan tidak mungkin suatu pemerintahan akan hancur hanya karena masyarakat tidak bisa hidup berdampingan.