Akhir-akhir ini mulai muncul banyak kafe dan restoran yang tiba-tiba menjadi tren di masyarakat. Hal ini sesuatu yang aneh mengingat beberapa tempat tersebut memang menyediakan makanan yang sangat cocok buat mengisi timeline instagram. Meskipun nanti mungkin akan merogoh kocek yang banyak, itu bukan masalah yang penting gak kalah trendy ketimbang yang lain.
Rupanya tidak semuanya seperti itu, pasalnya lebih banyak pula orang-orang yang lebih memilih warung kaki lima ketimbang tempat berkelas seperti itu. Mulai karena alasan murah dan lain-lain, menjadi petimbangan mereka lebih memilih ngemper di pinggir jalan. Bahkan mungkin jumlah para penikmat warung pinggir jalan ini lebih banyak dari pada para pemburu makanan instagramable itu, Kira-kira kenapa ya? Simak ulasan berikut.
Gak perlu takut kalau mau beli banyak
Ya, sangat berbeda dengan restoran atau tempat makan terkenal, yang namanya para penjual kaki lima pasti memiliki harga makanan yang super terjangkau. Jadi tidak perlu takut jikalau pun beli sampai lebih dari lima porsi, palingan juga gak sampai seratus ribu. Jelas beda dengan saat kita makan dengan saat di restoran atau cafe, beli kopi sama kentang goreng saja mungkin sudah lebih dari lima puluh ribu. Ya, bagaimana lagi, kita kan harus membayar pajak tempat, penambahan nilai dan segala macam uang “fasilitas” yang ada di sana, jadi bukan hal yang aneh kalau mahal.
Entah mengapa rasanya selalu nempel di lidah
Dibandingkan makanan atau minuman yang ada di restoran atau cafe, sebenarnya rasa yang ditawarkan oleh pedagang kaki lama kadang lebih enak loh. Entah mungkin pengaruh harga murah yang ditawarkan seolah mengubah cita rasa pada lidah kita sehingga membuatnya terasa lebih enak. Atau justru memang benar-benar yummy, entahlah. Namun tak jarang banyak orang yang bercanda, karena keringat penjualnya yang tercampur lah mengakibatkan cita rasa dari makanan kaki lima jadi lebih enak. Tapi ya apa mungkin keringat bisa berasa seperti penyedap rasa? Aneh-aneh saja orang-orang ini.
Porsi “jumbo” restoran sama dengan “biasa”nya warung kaki lima
Umumnya warung kaki lima dipilih memang karena biasanya menyuguhkan porsi yang benar-benar banyak. Bayangkan saja dengan uang gak sampai 10 ribu, kita bisa dibuat kenyang bukan main. Apalagi kalau sedang lapar banget, menemukan warung kali lima sudah ibarat bertemu oase di tengah gurun Sahara. Pastinya hal ini sangat berbanding terbalik dengan yang ada di restoran atau pun kafe yang porsinya hanya seupil tapi bayarnya lebih mahal, mana kenyangnya.
Berjibun, dapat ditemui di mana-mana
Hal lain yang juga membuat banyak orang yang lebih memilih makan di pedagang kaki lima adalah banyak yang berjejer di pingiran jalan. Apalagi umunnya para penjual ini berkerumun, jadinya kita bisa pilih sendiri misalnya mau makan apa. Namun demikian banyak hal yang juga harus diperhatikan ketika ingin membeli makan atau minum di pedagang kaki lima. Pasalnya tak jarang dari oknum mereka yang sembarangan saat menjajahkan dagangannya. Alias tidak terlalu memperdulikan kebersihan, jadinya kita sendiri yang dibuat rugi.
Sering dapat diskon, apalagi kalau sudah kenal
Ini yang paling disenangi ketika makan di kaki lima. Apalagi kalau bukan potongan yang mungkin diberikan pada pelanggan. Apalagi yang sudah kenal dekat, jangankan potongan, ngutang pun kadang dijabani, tapi ingat harus dibayar loh ya. Selain itu kadang tak jarang pula mereka melebihkan porsi kita atau bahkan mengratiskannya, pastinya syarat dan ketentuan berlaku. Misalnya saja saat kita lupa bawa uang, atau pas ketemu berasal dari daerah yang sama, dijamin deh kalian pasti dapat banyak bonus ketimbang pembeli lainnya. Tentunya hal ini tidak mungkin ditemui di kafe atau pun restoran.
Ya, kembali lagi semua dikembalikan pada selera masing-masing. Ada yang lebih suka restoran atau kafe karena bersih dan terjamin, namun ada juga yang lebih memilih warung kali lima yang lebih merakyat. Semua memang sama-sama benar karena punya alasan yang logis.