3. Operation Plumbob
Sejak Mei hingga Desember 1957, militer Amerika Serikat mulai melakukan serangkaian tes dan melibatkan simulasi perang nuklir di lapangan. Yang lebih gila lagi, mereka menggunakan nuklir sungguhan untuk melihat apakah mereka bisa menyembuhkan efek radiasi pada para tentara jika seandainya terjadi peperangan di area beradiasi.
Operation Plumbob menjadi tes nuklir terbesar, terlama, dan paling kontroversial dalam sejarah Amerika. Operasi ini melibatkan 29 ledakan dan bom terbesar diledakkan pada 5 Juli 1957. Bom tersebut bahkan memiliki efek yang 5 kali lebih besar dari yang dijatuhkan di Hiroshima. Sebuah balon membawa bom tersebut ke udara setinggi 460 meter sebelum kemudian diledakkan.
Ribuan prajurit diletakkan di tempat yang sangat dekat dengan ledakan sebelum kemudian diperintahkan untuk berlari ke arah ledakan untuk menyiapkan diri dalam peperangan nuklir. Para prajurit setuju melakukan hal berbahaya ini karena mereka diberi informasi yang keliru tentang radiasi. Akibatnya, 38 ribu prajurit akhirnya menderita tumor tiroid dan 1.900 orang lainnya tewas.
4. Nuklir di Ruang Angkasa
Pada 9 Juli 1962, Amerika Serikat meluncurkan nuklir sejauh 402 km ke luar angkasa dan kemudian meledakkannya. Roket yang membawa hulu ledak nuklir. Tujuan tes ini adalah untuk melihat bagaimana reaksi radiasi nuklir terhadap medan magnet bumi dan apakah mungkin hal ini bisa dimanfaatkan untuk tujuan pertahanan nasional. Saking dahsyatnya, ledakan ini bisa dilihat dari Hawaii dan New Zealand.
Gara-gara tes Hawaii mengalami mati listrik karena getaran elektromagnetik yang sangat dahsyat dan sabuk radiasi yang mengelilingi bumi merusak 3 satelit. Warna-warni cerah terlihat di angkasa yang disebabkan karena partikel radiasi bersentuhan dengan oksigen dan nitrogen di atmosfer bumi. Butuh waktu bertahun-tahun agar partikel di atmosfer bumi kembali normal. Sampai perjanjian yang melarang meledakkan nuklir di luar angkasa disetujui pada tahun 1967, setidaknya sudah ada 105 nuklir yang diledakkan.