Dalam setiap penemuan baru, entah itu obat atau pun alat kesehatan pasti ada fase uji coba terlebih dahulu. Fase ini akan diberikan kepada objek uji coba yang biasanya berupa hewan atau manusia sendiri. Perlakuan obat atau alat kepada objek uji coba akan diteliti hingga menghasilkan sebuah kesimpulan akan fungsi dari penemuan tersebut.
Baca Juga : 7 Peristiwa Paling Misterius Di Dunia
Manusia jarang sekali dijadikan objek uji coba karena alasan keselamatan atau tidak sesuai dengan nurani. Tapi beberapa tahun lalu, manusia kerap dijadikan proyek uji coba sebuah eksperimen mengerikan. Mereka diberi perlakuan tidak manusiawi agar ilmuwan menemukan data yang valid akan proyek uji cobanya. Berikut proyek mengerikan itu!
Pada tahun 1923, Amerika pernah melakukan percobaan yang sangat mengerikan. Mereka mengumpulkan sekitar 400 orang yang menderita Sifilis, lalu diberi perlakuan yang tidak baik. Penderita ini dibohongi akan diobati hingga sembuh. Namun nyatanya mereka justru dibiarkan karena ilmuwan ingin mengetahui bagaimana pertumbuhan penyakit mematikan ini di tubuh pasien.
Ilmuwan mengumpulkan data yang dianggap sangat valid ini agar kelak dapat mengatasi penyakit Sifilis dengan benar. Hingga tahun 1940 saat penicillin telah disetujui sebagai salah satu obat sifilis, para objek uji coba ini tidak mendapatkan perawatan lanjutan. Mereka tetap dibiarkan menderita. Beberapa objek akhirnya meninggal dunia secara perlahan hingga pada tahun 1972 penelitian ini dihentikan.
The United Atomic Energy Commission (AEC) harus mempertanggungjawabkan segala percobaan mengerikan di tahun 1953. Banyak orang di seluruh dunia mengutuk apa yang dilakukan oleh organisasi ini. Pasalnya mereka menggunakan ibu hamil dan bayi sebagai objek uji coba dari benda yang sangat mengerikan.
Ibu hamil diberi radiasi iodine di perutnya dan membuat bayi dalam kandungannya gugur. Ilmuwan akan meneliti bayi gugur itu untuk melihat pengaruh iodine dalam kehamilan. Tak berhenti di situ saja, ilmuwan juga menyuntikkan iodine ke 25 bayi baru lahir dan meneliti bagaimana pengaruh akumulasi iodine dalam kelenjar tiroid bayi. Percobaan ini akhirnya dihentikan pada tahun 1974 setelah kritik tajam menggempur mereka tanpa henti.
Pada tahun 1950 seorang pakar imunologi bernama Chster Southam melakukan percobaan paling kontroversial. Ia memasukkan ratusan sel kanker kepada para narapidana di penjara Ohio. Ia ingin membuktikan jika sel kanker mampu menyebar dengan sangat cepat. Dan benar saja, semua narapidana yang ia suntikkan sel kanker, tubuhnya mulai dijangkiti tumor ganas.
Ia memberi perlakuan kepada para narapidana ini di sebuah rumah sakit bernama Brooklyn Jewish Chronic Disease. Para tahanan tidak ada yang tahu jika ia telah dijadikan objek uji coba mengerikan ini. Mereka hanya diberi tahu jika suntikan itu adalah hormon pertumbuhan agar mereka sehat. Akibat hal ini Chester harus mendekam di penjara selama setahun. Dan setelah bebas ia justru dipilih menjadi presiden di Asosiasi Peneliti Kanker Amerika. Miris!
Sebuah penelitian mengerikan dilakukan di Universitas John Hopkins Amerika. Beberapa ilmuwan ingin membuktikan dua buah teori. Pertama: rasa takut paling dalam ada di dalam tubuh manusia sendiri. Kedua: bayi dapat dibuat takut dengan banyak hal. Dalam percobaan ini, bayi berumur 9 bulan harus menerima perlakuan yang tak manusiawi dari para ilmuwan.
Bayi itu diberi beberapa objek seperti topeng, kapas, wool, koran yang terbakar dan lainnya. Dalam percobaan ini bayi tidak menangis. Lalu ilmuwan memberinya hewan seperti kelinci, tikus, anjing, dan keras. Saat inilah bayi mulai menangis dan berusaha menghindar. Ilmuwan mengamati bayi dengan detail dan membuatnya tak berhenti menangis. Hari berikutnya percobaan diulangi hingga dugaan mereka terbukti. Bayi bisa memproduksi sebuah ketakutan sangat cepat oleh hal-hal yang dianggap baru dan “berbahaya”.
Celebral Palsy adalah sebuah kelainan pada otak manusia yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan fungsi organ gerak. Beberapa pasien bisa mengalami lumpuh di beberapa kaki dan tangan. Jika parah mereka hanya bisa duduk atau berbaring di tempat tidur sampai akhir hayatnya. Kondisi tubuh yang sangat aneh ini digunakan oleh ilmuwan di Amerika pada tahun 1955-1960 sebagai objek uji coba.
Pasien ini diberi perlakuan yang sangat tidak manusiawi. Di dalam kepala mereka diinjeksikan udara lalu mereka juga diberi radiasi kimia. Akibatnya beberapa pasien haus mengalami kematian. Akhirnya percobaan ini dihentikan dan ilmuwan yang berada di belakangnya harus menerima hukuman yang sangat setimpal. Keluarga pasien menyayangkan perlakuan dokter yang harusnya memberi pertolongan tapi justru membunuh secara perlahan-lahan dengan dalih eksperimen.
Pada tahun 1950 di Amerika dilakukan sebuah percobaan yang sangat mengerikan. Satu kota disemprot dengan bakteri mematikan bernama Serratia marcesens. Penyemprotan ini dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui reaksi bakteri pada masyarakat. Dan juga bersiap-siap jika ada serangan senjata biologi dari negara lain.
Kejadian ini mengakibatkan sebelas orang di kota ini terinveksi. Mereka akhirnya dirawat di Rumah Sakit Stanford University. Satu dari pasien itu akhirnya meninggal dunia karena bakteri menyerangnya dengan sangat ganas. Percobaan ini akhirnya diketahui publik beberapa tahun kemudian karena penyemprotan bakteri ke kota adalah misi yang sangat rahasia.
Era tahun 1930-1950-an menjadi narapidana di Amerika sama halnya kehilangan hak hidup. Mereka dapat digunakan sebagai kelinci percobaan oleh beberapa ilmuwan tanpa bisa melakukan apa-apa. Seperti yang dialami oleh narapidana di Penjara San Quentin. Mereka digunakan sebagai kelinci percobaan oleh dokter Leo Stanley.
Narapidana yang akan dieksekusi, diamputasi testisnya. Ilmuwan akan memotong dan meneliti apakah hal ini berpengaruh pada perilakunya. Selain itu, ilmuwan juga mentransplantasikan sejumlah testis pria muda kepada pria tua. Dari percobaan ini didapatkan fakta jika orang tua bin pikun bisa jadi lebih semangat, bahkan pikunnya berkurang. Penelitian ini akhirnya dihentikan setelah mendapat protes dari beberapa pihak. Narapidana bukanlah kelinci yang bisa diberi perlakukan semaunya, mereka masih manusia yang butuh hidup dengan baik.
Baca Juga : Ternyata 7 Penemuan Hebat Ini Ditemukan Saat Bermimpi
Itulah tujuh percobaan mengerikan yang menggunakan manusia sebagai kelinci percobaannya. Ngeri! Semoga di era modern seperti sekarang, hal tak masuk akal seperti ini bisa dihindarkan. Manusia bukanlah sesuatu yang bisa digunakan untuk objek uji coba!
Kaesang Pangarep, anak bungsu Presiden Joko Widodo, dan istrinya, Erina Gudono, heboh dibicarakan publik karena…
Jessica Kumala Wongso, terpidana kasus kopi sianida akhirnya menghirup udara bebas. Dinyatakan sebagai orang yang…
Kasus perundungan ternyata tidak hanya marak di kalangan pelajar dan mahasiswa. Bahkan ketika sudah memasuki…
Indonesia patut berbangga pada Veddriq Leonardo. Ketika harapan untuk meraih medali emas Olimpiade Paris 2024…
Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-79, ada kado baru yang dipersembahkan Pemerintah…
Mukbang merupakan salah satu kategori konten yang sangat disukai masyarakat media sosial. Suatu jenis siaran…