in

Duyung Ancol Pakai Baju untuk Tutupi Aurat, 4 Patung Ini Pernah Alami Kasus Serupa

Warganet dihebohkan dengan patung Putri Duyung di Resort Ancol, Jakarta Utara yang tiba-tiba memakai baju –tepatnya kemben sih, karena hanya menutupi bagian dadanya saja. Alasannya, karena kita adalah orang-orang berbudaya Timur, maka sudah sepantasnya hal yang tak pantas dibuat lebih baik, salah satunya menutup aurat si patung. Singkatnya, patung Putri Duyung ini dianggap sebagai salah satu bentuk pornografi.

Melihat si Putri Duyung yang mendadak sopan dan berkain kemben, bisa ditebak bagaimana komentar para netizen. Pernyataan pihak Manajemen Ancol yang mengatakan ini sebagai penyesuaian budaya inipun dibalas dengan candaan, meme, serta tweet kocak. Hmm, ternyata bukan hanya si Duyung saja yang diberi baju gratis, 4 patung ini juga pernah mengalami perlakuan serupa.

Patung koleksi istana di pameran seni rupa Yogyakarta

Patung berbaju di pameran seni [Sumber gambar]
Seperti yang kalian lihat, jika dua patung di atas masing-masing memakai baju warna oranye dan kain batik. Jika dilihat asal usulnya, kedua patung tersebut merupakan karya seniman Cekoslovakia, Marta Jiranskova yang dibuat pada 1938. Patung itu diberikan sebagai hadiah kepada Presiden Soekarno yang terkenal sangat mencintai seni. Kedua patung ini adalah koleksi istana yang diikutkan dalam pameran seni rupa bertajuk “Museum Tanpa Tanda Jasa” yang digelar di Kedai Kebun Forum Yogyakarta, 22 Oktober-11 November 2016 lalu. Menurut sang penggagas proyek, dua patung bugil ini dianggap meresahkan masyarakat, jadi diberikan baju. Hmm, kalau takut masyarakat resah mending tak usah diikutkan pameran sekalian kan? Kan malah jadi aneh dan enggak ada bedanya dengan manekin~

Nasib patung dewa Cina di bumi pertiwi

Patung Dewa Cina yang ditutupi kain [Sumber gambar]
Bukan hanya orang-orang Cina saja yang dianggap sebagai aseng di tanah air tercinta, patung yang notabenenya punya embel-embel Cina pun pernah mendapat perlakuan serupa –diminta masyarakat untuk dihancurkan. Dibangun dengan biaya 2,5 miliar Rupiah, Guan Yu yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur serta merupakan jenderal perang ini harus merasakan sensasi ditutupi kain putih. Pembangunan patung ini sendiri diprakarsai oleh kuil Kwan Sing Bio. Tapi, kalau kata masyarakat sekitar, keberadaannya melambangkan kekuasaan Cina atas Indonesia. Padahal, tujuan dibangunnya patung ini adalah untuk menarik minat turis mengunjungi Indonesia. Apakah ini yang dinamakan krisis toleransi?

Patung istana ‘diamankan’ sementara saat kunjungan Raja Salman

Patung yang sudah dan belum ditutupi tanaman [Sumber gambar]
Februari 2017 lalu, Indonesia mendapat kunjungan dari Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz Al Saud. Tujuan yang pasti didatangi tentunya adalah Istana Negara, di mana masih banyak patung-patung telanjang yang dianggap kurang sopan kalau sampai dilihat oleh Raja Arab. Oleh karena itu, patung tersebut ‘diamankan’ sementara dengan diberi baju darurat berupa kain atau dilindungi oleh tanaman yang lebih tinggi dari si patung. Selain saat kunjungan raja Salman, saat kedatangan Emir Qatar, Tamim bin Hamad Al Thani, patung istana kembali disembunyikan di balik tanaman agar tak terlihat. Apa yang akan terjadi ya kira-kira kalau patung ini tidak disembunyikan?

Patung dua penari balet di Surabaya yang diturunkan

Patung penari balet yang akhirnya diturunkan [Sumber gambar]
Bernasib sama bak si Putri Duyung Ancol, patung dua penari balet di Surabaya juga pernah didemo oleh masyarakat setempat. Berlokasi awal di pintu masuk Citraland, Surabaya, patung ini menampilkan seorang lelaki dan perempuan yang sedang menari. Sayang, bagian dada patung dibiarkan terbuka hingga payudaranya terlihat dengan jelas. Patung ini dianggap sebagai salah satu bentuk pornografi. Sempat ditutupi oleh kain hitam, namun sayang pada akhirnya si patung tetap harus diturunkan. Pertanyaannya, sebegitukah merangsangnya patung tersebut?

BACA JUGA: 5 Patung di Indonesia yang Pendiriannya Menuai Banyak Kontroversi

Patung-patung di atas tentu merupakan karya seni ya Sobat, tentu tidak sengaja dibuat untuk merusak moral orang yang melihatnya. Tetapi di Indonesia rasanya hal ini dianggap sebagai hal yang tidak sopan dan tidak sesuai dengan budaya kita sebagai Orang Timur. Masalahnya, apakah hal tersebut memberikan pengaruh banyak kepada masyarakat? Apakah cukup ampuh untuk menanggulangi masalah pornografi yang ada?

Written by Ayu

Ayu Lestari, bergabung di Boombastis.com sejak 2017. Seorang ambivert yang jatuh cinta pada tulisan, karena menurutnya dalam menulis tak akan ada puisi yang sumbang dan akan membuat seseorang abadi dalam ingatan. Selain menulis, perempuan kelahiran Palembang ini juga gemar menyanyi, walaupun suaranya tak bisa disetarakan dengan Siti Nurhalizah. Bermimpi bisa melihat setiap pelosok indah Indonesia. Penyuka hujan, senja, puisi dan ungu.

Leave a Reply

ISIS Akhirnya Tumbang, 4 Hal Mengerikan Ini Justru Patut Diwaspadai Oleh Indonesia

Ramalkan Kisah Cinta Gisella Anastasia-Wijaya Saputra, Begini Kata Mbah Mijan & Denny Darko