Riuh atlet Indonesia yang berhasil menyabet 14 medali emas di cabang olahraga silat, ternyata mengundang nyinyiran dari tetangga sebelah, Malaysia. Pihak negeri Jiran itu menuduh Indonesia bersikap tidak fair dalam penjurian. Alhasil, pesilat mereka Mohd Al Jufferi Jamari terpaksa meninggalkan pertandingan dan mencak-mencak di ruang ganti.
Seolah lupa dengan aib sendiri, Malaysia ternyata juga pernah melakukan serangkaian kecurangan saat bersua dengan Indonesia. Mulai dari pertandingan berlangsung, kepemimpinan wasit yang tidak fair, merusak peralatan atlet, hingga menuduh Indonesia berbuat curang dalam menjalani perlombaan. Mungkin, 5 dosa Malaysia di bawah ini merupakan penyebab mereka tak banyak mendulang emas di ajang Asian Games 2018.
Tak terima kalah dari pesilat Indonesia, Mohd Al Jufferi Jamari yang mewakili Malaysia di gelaran Asian Games 2018, mencak-mencak dan merusak fasilitas di ruang warming-up atlet. Dilansir dari tirto.id, Jufferi yang masih merasa emosi dan tak puas dengan hasil pertandingan, berteriak-teriak memaki juri sembari memekikkan kalimat syahadat dan takbir.
Buntut dari aksi walk out (WO) dan perusakan fasilitas yang dilakukan atlet silat Malaysia, Mohd Al Jufferi Jamari, Ketua Asosiasi Silat Malaysia (PESAKA) Zulkarnain Omardin akhirnya buka suara. Ia mengatakan bahwa pihaknya merasa dirampok dari perebutan medali emas di cabang olahraga silat kelas E putra 65-70kg. Tentu saja, tuduhan tak berdasar ini bisa mencederai sportivitas dan hubungan antar kedua negara.
Ajang SEA Games 2017 Kuala Lumpur, merupakan hal yang tak terlupakan bagi atlet silat Hendy dan Yolla Primadona Jumpil. Keduanya harus puas meraih medali perak setelah kalah skor dengan perwakilan Malaysia, Mohd Taqiyuddin bin Hamid dan Rosli bin Mohd Sharif. Aroma kecurangan pun menyeruak, kala juri dinilai memberikan nilai yang tidak wajar. Hal ini pun mengundang kekesalan manajer tim Pencak Indonesia, Silat Edhy Prabowo.
Kecurangan Malaysia yang paling kentara adalah, pada saat pertandingan sepak takraw dengan Indonesia di ajang Sea Games 2017. Saat itu, Indonesia tengah unggul jauh atas Negeri Jiran 16-10 di set kedua. Di sinilah letak kejanggalan itu dimulai.
Saat berlaga di lapangan hijau, Indonesia yang kala itu berlaga melawan Timor Leste, dipimpin oleh wasit asal Malaysia, Nagor Amir bin Noor Mohamed. Sayang, sang pengadil dinilai tidak fair. Beberapa tekel keras menjurus kasar yang diperagakan pemain Timor Leste, seolah luput dari pandangannya.
Ironis memang. Mengaku-ngaku saudara serumpun, tapi perlakuannya jauh bertolak belakang. Sebuah pertandingan olahraga yang digadang-gadang bisa merekatkan hubungan kedua negara, nyatanya kembali ternoda oleh hal-hal yang tak patut dilakukan. Semoga saja, permasalahan di atas tak sampai membuat hubungan Indonesia dan Malaysia memanas kembali seperti di era Soekarno silam.
Media sosial akhir-akhir ini sedang dihangatkan dengan topik seputar perusakan alam, di mana salah satunya…
Sedang viral di platform media sosial X mengenai kehebohan penemuan bunga Rafflesia Hasseltii. Yang menemukan…
Sumatera berduka setelah banjir bandang disertai tanah longsor menyapu Pulau Sumatera bagian utara. Tak hanya…
Ribuan kabar duka dari Pulau Sumatera. Salah satunya adalah seorang pemuda bernama Erik Andesra, pria…
Masih teringat dahsyatnya bencana alam di Sumatera bagian Utara. Aceh, Medan, Tapanuli, Sibolga, hingga sebagian…
Jangan remehkan kekuatan tumbler. Tak hanya tahan pecah, hilang dikit, dua-tiga orang bisa kena pecat…