Berbicara tentang hari akhir memang menyeramkan. Apalagi kini waktu terus berganti begitu cepat sehingga kiamat pun akan semakin dekat. Hal yang bisa kita lakukan hanyalah menambah pahala sebanyak-banyaknya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Tapi, berbeda dengan apa yang dilakukan oleh warga Desa Watubonang, Ponorogo, Jawa Timur. Diwartakan oleh jatimnow.com, 52 warga yang terdiri dari 23 perempuan, 29 laki-laki dan sembilan anak-anak berpindah dari desanya menuju ke Malang. Hengkangnya warga pun diketahui lantaran mereka mendapat doktrin tentang kiamat yang sudah dekat.
Sogi, selaku Perangkat Desa Watubonang mengatakan jika kepindahan warganya ini cukup aneh. Sebab mereka berpindah secara bergantian, tidak serta merta langsung secara bersamaan. Sehari bisa dua sampai tiga keluarga yang pindah, begitu juga di waktu berikutnya. Lalu, sebelum mereka pindah, masing-masing keluarga menjual harta bendanya masing-masing. Baik itu rumah, mobil, motor, sapi dan lain sebagainya. Entah untuk apa tujuannya, namun untuk 3 Kepala Keluarga (KK) yang menjual rumah memang ekonominya masih di bawah rata-rata.
Namun ada juga yang pindahnya tanpa permisi. Menghilang begitu saja tanpa meninggalkan kabar. Bahkan, tetangga di samping rumahnya pun tidak mengetahui kapan mereka keluar dari tempat tinggalnya. Entah apa tujuannya, tapi yang pasti Sogi meyakini jika ini adalah akibat dari doktrin hari kiamat.
Kabar ini pun ternyata diamini oleh Ringga Irawan selaku Camat Badegan. Menurutnya, para Warga Desa Watubonang ini dipengaruhi oleh Katimun, salah seorang warga Dukuh Krajan, Desa Watubonang. Katimun mempengaruhi warga dengan banyak doktrin yang salah satunya adalah kiamat sudah dekat. Nah, prakiraan Camat Badegan ini, Katimun juga menyuruh masyarakat menjual harta bendanya sebelum pindah dari Desa Watibonang. Ini berguna sebagai bekal untuk di akhirat.
Lantas, mengapa mereka harus pindah ke Malang, bukannya kota lain? Menurut keterangan Ringga kepada detik.com, Katimun merupakan santri di salah satu pondok pesantren di daerah Kasembon, Kabupaten Malang. Sehingga para warga diperkirakan mengikuti jejak Katimun untuk menjadi Jemaah Toriqoh MUSA.
Duh, ada-ada saja ya memang kelakuan dari warga zaman now. Ya bukannya apa-apa, jika dipikir-pikir, kiamat memang akan semakin mendekat kepada manusia. Namun kita tidak pernah tahu kapan datangnya hari akhir tersebut. Kita memang harus percaya dengan adanya hari kiamat, tapi kita tidak boleh mengiyakan perkataan orang terkait datangnya akhir zaman ini.
BACA JUGA : 6 Hal ini Dipercaya Akan Terjadi Menjelang Hari Akhir Tiba
Kalau di daerah Sahabat Boombastis ada orang yang melakukan hal serupa, jangan langsung menertawakan atau menentangnya. Cukup nasehati dan katakan bahwa hari kiamat memang sudah dekat, tapi untuk waktunya tidak ada yang pernah tahu. Apabila ia tetap memberikan petuahnya, cukup senyumi saja dan tinggalkan dia. Bukan bermaksud tidak sopan, namun menghindari diri dari rasa emosi berlebihan.