Hasil manis beberapa waktu yang lalu sukses ditorehkan Timnas U-16, berlaga di kompetisi AFF Cup 2018 anak asuh Fachri Husaini sukses menembus partai puncak. Dan sekaligus menjadi satu langkah besar untuk bisa memenangi turnamen U-16 paling bergengsi di Asia Tenggara tersebut. Hasil ini juga melanjutkan trans positif sebagai salah satu negara yang belum terkalahkan di ajang tersebut.
Apa yang dicatatkan Timnas muda di babak semifinal 9 Agustus 2018. Tak bisa dilepaskan dari aksi gemilang David Maulana dan kawan-kawan yang sukses mencakar Harimau Malaya. Bermain selama 80 menit punggawa Malaysia terus-terusan dipaksa untuk bertahan. Hingga akhirnya di babak kedua Timnas memastikan kemenangan 1-0 lewat sepakan titik putih. Tapi tahukah kalian di balik hasil bagus tersebut menyimpan fakta penting. Bahkan catatan tersebut bisa dibilang seperti menciptakan rekor baru. Seperti apakah bentuknya? Simak ulasan berikut ini.
Timnas U-16 menciptakan sebuah nasionalisme ke penjuru nusantara
Seperti yang sudah diketahui setiap laga Timnas bisa dibilang selalu sukses menciptakan jiwa nasionalisme penontonnya meningkat. Begitu juga untuk pertandingan Timnas U-16 kemarin kala menghadapi Malaysia. Di awal pertandingan dimulai menyanyikan laga kebangsaan Indonesia Raya. Lalu saat usai laga kedua negara ribuan penonton kembali menyanyikan dua lagu nasional. Lewat alunan gitar para penonton larut dalam lagu Indonesia Pusaka dan Bagimu Negeri. Hal yang juga membuat pencinta bola seluruh nusantara tergugah rasa cintanya kepada Indonesia. Ditambah lagi para penonton di stadion juga pertontonkan kehikmatan dalam melantunkan lagu tersebut.
Salah satu laga junior yang mampu hadirkan ratusan penonton
Luar biasa agaknya menjadi kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana antusias nya penonton di pertandingan kemarin. Bahkan apabila dilihat sejarahnya di kompetisi junior di kawasan Asia Tenggara, Malaysia melawan Timnas U-16 kemarin merupakan pertandingan pemain muda yang mampu hadirkan ratusan penonton. Padahal bila digelar di negara hal itu tersebut belum mesti terjadi. Kondisi yang juga menggambarkan bagaimana atmosfer sepak bola Indonesia adalah yang terbaik dibanding dengan negara tetangga. Hal juga menjadikan olahraga ini di tanah dipuja-puji oleh media luar negeri.
Menjadi final kedua untuk Indonesia di Stadion Gelora Delta
Lolosnya Timnas ke partai final ini menjadi pengulangan ajang yang sama tahun 2013 yang lalu. Namun bagi Stadion Gelora Delta, gelanggang olahraga tersebut menjadi kedua setelah beberapa waktu lalu juga jadi tempat digelarnya final Timnas U-19 di ajang samatapi tingkatan umur berbeda. Dan dalam sejarahnya Garuda Asia U-16 tersebut belum pernah sekalipun mendapatkan gelar di ajang itu. Prestasi terbaik yang pernah mereka catatkan adalah juara kedua saja. Besar harapan untuk partai puncak hari sabtu, 12 Agustus 2018, David Maulana dan punggawa Tim Merah Putih bisa menorehkan gelar pertamanya.
Kemenangan yang menjadi ending konflik pelecehan bendera
Selain lantaran rivalitas kuat yang sudah berjalan bertahun-tahun. Pertemuan Indonesia dengan Malaysia kemarin bisa ramai, juga disebabkan oleh kasus pelecehan bendera yang dilakukan oleh salah satu punggawa Tim Harimau Malaya. Pertandingan yang pada akhirnya dimenangkan oleh Timnas tersebut seperti menjadi penanda akhir dari kasus tersebut. Ribuan bahkan ratusan pencinta tanah air yang dibuat geram oleh aksi tidak terpuji dari pembalikan bendera pusaka. Seperti telah terobati oleh aksi kemenangan yang dilakukan oleh anak-anak asuh Fachri Husaini.
Apa yang terjadi di pertandingan Indonesia Vs Malaysia adalah bukti bagaimana sepak bola tanah air juga menjadi salah satu alat pemersatu. Tidak itu saja, juga mampu menghembuskan sebuah semangat nasionalisme masyarakat tanah air. Kendati hasil bukanlah akhir, namun setidaknya kini anak asuh mantan pemain PKT Bontang sedang di jalur yang bagus.