Warna-warni perjalanan kemerdekaan Indonesia di masa lalu, menceritakan banyak kisah di dalamnya. Bagi mereka yang telah berjuang mati-matian bagi negara, gelar pahlawan dan panggung kehormatan pun menjadi hadiahnya. Namun, bagaimana dengan sosok lainnya yang juga ikut berjasa memberikan kemerdekaan bagi negeri ini?
Disinilah letak ironi itu berada. Ikut bersusah payah demi kedaulatan suatu negara, jasa mereka seolah terpinggirkan dari panggung sejarah. Mirisnya, generasi penerusnya pun banyak yang tak ingat lagi akan keberadaan mereka. Padahal, tugas dan sumbangsih mereka juga sangat besar pada negeri ini. Keberadaan mereka yang terlupakan di bawah ini, mudah-mudahan membuka mata dan hati kita akan jasa para pahlawan.
Frans Mendur dan foto proklamasi Presiden Soekarno
Peristiwa pembacaan teks Proklamasi pada 17 Agustus 1945, menjadi sebuah momen spesial bagi bangsa Indonesia. Suasana pada saat itu, berhasil diabadikan dengan apik oleh fotografer yang bernama Frans Mendur dan saudara kandungnya, Alex Mendur.
Lahir di Kawangkoan, Sulawesi Utara, 16 April 1913, dirinya sangat berjasa dalam mendokumentasikan tentang kemerdekaan Indonesia. Sebagai generasi penerus, kita selama ini hanya melihat dengan foto Bung Karno membacakan teks proklamasi. Tanpa tau sosok yang memotret momen tersebut.
Menyebarkan informasi kemerdekaan secara internasional ala Syahrudin
Bisa dibilang, aksi sosok yang satu ini termasuk nekat luar biasa. Saat itu, Indonesia yang telah resmi berdaulat penuh meraih kemerdekaannya, berusaha menyiarkan kabar tersebut secara internasional. Adalah sosok Syahrudin, seorang telegraphis pada kantor berita Jepang (DOMEI), yang berjasa menyebarkan berita proklamasi pada dunia.
Ia melakukannya secara sembunyi-sembunyi, disaat para serdadu Jepang sedang beristirahat pada pukul 4 sore. Tanpa jasanya, dunia internasional tak akan pernah tahu jika Indonesia telah menjadi negara yang merdeka.
S.K. Trimurti sang srikandi kemerdekaan
Peran dan jasa perempuan tangguh ini sangat besar artinya bagi kemerdekaan Indonesia. S.K. Trimurti sendiri dikenal sebagai seorang penulis, guru, dan wartawati. Saat bekerja sebagai guru, dirinya sangat aktif menyebarkan pamflet anti-penjajahan kepada anak muridnya dan masyarakat luas.
Alhasil, sosok dirinya sangat dibenci oleh pihak Belanda. Tak cukup disitu, S.K. Trimurti juga kerap berganti-ganti identitas untuk menghindari kejaran Belanda yang mencari keberadaannya. Sempat dipenjara selama sembilan bulan di Semarang, S.K. Trimurti adalah salah satu saksi dari pembacaan teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia berawal dari ketikan Muhammad Ibnu Sayuti
Akrab dengan nama Sayuti Melik, dirinya dikenal sebagai pengetik teks pada naskah proklamasi Indonesia yang dibacakan Presiden Soekarno. Ia merupakan anggot Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk pada 7 Agustus 1945.
Bersama sang istri, S.K. Trimurti yang juga seorang pegiat politik, Sayuti Melik mendirikan koran Pesat di Semarang yang terbit tiga kali seminggu dengan tiras 2 ribu eksemplar.Sayang, ia kemudian ditangkap Jepang pada 1942 dan perusahaan persnya dibredel. Kini namanya dikenang sebagai pengetik naskah proklamasi yang bersejarah itu.
Djuwari, Tukang Panggul Jenderal Sudirman yang Terlupakan
Sebagian besar orang, pasti tak pernah mendengar nama Djuwari sebagai salah satu pahlawan Indonesia. Bagaimana tidak, dirinyalah yang menjadi tukang panggul Jenderal Sudirman saat sosok ikonik tersebut tengah bergerilya melawan Belanda.
Sayang, di hari tuanya, Djuwari seolah hilang ditelan zaman. Sehari-hari dia menghabiskan waktunya di sawah dengan kondisi ekonomi yang serba pas-pasan di sebuah desa yang berada di kaki Gunung Wilis. Tak ada yang tahu, dirinya merupakan salah satu saksi penting bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Setiap peristiwa sejarah, memang menyimpan misterinya masing-masing. Seperti kisah pahlawan di atas, peran dan sumbangsih mereka pada kemerdekaan juga sangat besar. Mudah-mudahan, generasi penerus bangsa Indonesia pada saat ini, tak lagi melupakan jasa para pahlawannya.