Demonstrasi yang dilakukan mahasiswa bukan pertama kali terjadi. Mahasiswa kerap melakukan demo, ada yang kecil maupun besar. Beberapa demo mahasiswa skala besar yang pernah terjadi di Indonesia, salah satunya adalah pada 1998. Kejadian ini disebut demonstrasi reformasi yang menuntun turunnya Soeharto dan berakhirnya Orde Baru.
Sementara kejadian demo mahasiswa besar lainnya terjadi lagi pada 2019. Mereka menolak revisi UU KPK dan RUU KUHP. Demo ini berlangsung di depan Gedung DPR/RI, Senayan, Jakarta. Demo mahasiswa serupa pun baru saja terjadi, tepatnya pada 11 April 2022 dan lokasinya pun di depan gedung yang sama. Bagaimana kronologi demo mahasiswa tersebut dan apa yang menjadi tuntutan mereka?
Demonstrasi pada 11 April 2022 dikoordinasi oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Diperkirakan ribuan mahasiswa turun ke jalan untuk melakukan demo. Awalnya, demo akan dilaksanakan di depan Istana Merdeka, tetapi bergeser menjadi di depan Gedung DPR/RI Senayan. Salah satu tuntutan utama dalam demo ini adalah menolak adanya 3 periode jabatan presiden.
Demo terbilang berjalan aman dan lancar dengan pengawalan dari Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya. Layaknya demo dengan massa sampai ribuan, kejadian ini juga menimbulkan kemacetan terutama di sekitar Kantor TVRI, Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta Pusat. Kawasan tersebut sampai macet total.
Selain tuntutan utama yaitu menolak 3 periode jabatan presiden, ada juga 3 tuntutan lain dari demonstrasi mahasiswa pada 11 April 2022. Terkait menolak 3 periode, hal tersebut pada dasarnya tidak sesuai dengan undang-undang dasar negara. Sehingga mahasiswa pun menuntut dilaksanakan pemilu 2024.
Mahasiswa juga meminta wakil rakyat untuk mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat, bukan partai. Selain itu juga menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat seperti aksi massa yang telah dilakukan di berbagai daerah dari 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022. Pada kesempatan demo tersebut, mahasiswa juga mendesak wakil rakyat untuk mengkaji 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang belum terjawab sampai sekarang.
Awalnya demo memang berjalan lancar, tetapi menjelang sore kericuhan mulai terjadi. Ada oknum yang menyusup di dalam demo, ada pula yang membawa senjata tajam. Padahal, mahasiswa bertekad tidak menggunakan kekerasan saat demonstrasi. Sampai terjadi pula pelemparan botol, pembakaran ban, sampai memakan korban. Ada mahasiswa yang terluka terkena pecahan kaca.
Bukan sampai di situ. Kericuhan kembali memanas ketika terjadi pengeroyokan kepada pegiat sosial media sekaligus dosen Universitas Indonesia, Ade Armando. Ia pun merupakan salah satu peserta demo. Ade mengalami pendarahan otak dan kini dirawat di RS Siloam Semanggi, Jakarta. Sebanyak 6 pelaku keroyokan berhasil diidentifikasi, 2 di antaranya sudah ditangkap.
BACA JUGA: Kontroversi Ade Armando yang Membuat Dirinya Kerap Dilaporkan ke Polisi oleh Masyarakat
Semoga demonstrasi mahasiswa yang tuntutannya untuk rakyat tersebut, bisa dijawab oleh pemerintah. Harapan ke depan adalah jika terjadi demonstrasi, tidak ada lagi kericuhan terutama karena oknum.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…