Membudidayakan sayuran jenis tertentu yang mampu menghasilkan keuntungan di tengah pandemi Covid-19 sedang menjadi trend baru pada saat ini. Salah satunya adalah selada, sayuran hijau yang banyak dikonsumsi oleh rumah tangga dan kaya akan gizi.
Siapa sangka jika sayuran ini tak hanya mudah dikonsumsi dalam bentuk non-olahan maupun dimasak bersama kuliner lainnya, tapi juga cukup gampang dibudidayakan. Permintaan pasar yang tinggi memberikan peluang bagi mereka untuk meraup pundi-pundi rupiah jika mau membudidayakannya. Simak cara mudahnya berikut ini.
Memilih bibit selada yang berkualitas
Mencari bibit selada berkualitas bisa dengan beragam cara. Mulai dari membeli dari petani yang memang menyediakan bibit tersebut, atau membenihkan sendiri. Caranya, rawat selada yang akan dijadikan sebagai indukan hingga menghasilkan biji yang banyak. Nantinya, akan muncul bunga yang akan membentuk biji-bijian yang bisa menjadi bibit bagi tanaman yang baru.
Persiapan media tanam dengan beragam campuran bahan
Media tanam yang perlu disiapkan untuk menanam selada adalah sekam padi, tanah gembur, dan pupuk kompos atau pupuk kandang yang dicampur menjadi satu. Setelah siap, media bisa mulai digunakan sebagai tempat menanam selada. Namun sebelum itu, ada proses penyemaian benih terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke lahan.
Menyemai benih sebelum dipindah ke lahan
Ada baiknya jika benih selada di semai terlebih dahulu sembari menyiapkan lahan. Caranya adalah mencampur tanah, pupuk kompos, sekam padi dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian tuangkan campuran tersebut ke dalam polybag dengan takaran 3/4. Setelahnya, buat lubang di bagian tengah sedalam 2 cm dan masukkan 1-2 biji selada ke dalamnya. Terakhir, timbun dengan tanah dan siram air secukupnya.
Penanaman dan proses perawatan selada
Setelah dipindah ke lahan, proses selanjutnya adalah merawat selada agar bisa tumbuh dan bisa segera dipanen. Beberapa jenis perawatan yang dilakukan adalah penyiraman secara rutin pagi dan sore hari, penyiangan terhadap gulma agar tidak mengganggu tanaman, dan memperhatikan drainase agar aliran air tidak menggenang di media tanam. Hal ini mencegah selada menjadi busuk karena terlalu banyak menyerap air.
Selada siap panen untuk dikonsumsi atau dijual
Selada sudah bisa dipanen pada usia 40-60 hari jika cara tanamnya dilakukan dengan benar. Perlu diperhatikan tata cara saat memulai pemanenan agar tanaman tidak rusak, yakni mencabut tanaman hingga bagian akar, pilih yang berdaun segar, cuci selada di air yang mengalir, dan kelompokkan selada berdasarkan jenis daun yang memiliki ukuran sama.
BACA JUGA: 5 Cara Menyulap Limbah Dapur jadi Pupuk Penyubur hingga Pestisida Nabati bagi Tanamanmu!
Kesuksesan menanam selada dirasakan langsung oleh Deni Saputra, pemilik Muria Farm, Besito, Kecamatan Gedog, Kudus. Dalam sehari, ia mampu memanen 80 hingga 90 kilogram sayuran yang dibudidayakan dengan cara hidroponik tersebut dan dijual Rp23 ribu per kilonya. Jumlahnya tersebut jika dikalikan 30 hari atau sebulan, maka Deni mampu meraih omset mencapai Rp55,2 juta. Tertarik mencoba Sahabat Boombastis?