Setiap orang pasti punya cara unik mencari jodoh. Ada yang suka lewat biro jodoh, internet atau harus tabrakan kecil dulu ala pasangan-pasangan di FTV. Meski hal itu dilakukan oleh masyarakat modern, rupanya di Indonesia sendiri ada banyak tradisi atau adat yang memiliki cara khas dalam perjodohan.
Kebutuhan untuk memiliki pasangan pasti ada pada diri setiap orang. Nah, dalam masyarakat tradisional, urusan mencari jodoh banyak diatur atau dilakukan lewat ritual atau peristiwa unik.
Kali ini kita akan mengupas beberapa cara unik mencari jodoh yang dilakukan oleh beberapa masyarakat tradisional Indonesia. Tidak kalah nyentrik nih dari masyarakat modern jaman sekarang lho, kita mulai dari yang satu ini…
Mungkin kalau baca namanya terkesan tabu, tapi tradisi ini punya sejarah dan sudah dilakukan sejak di masa penjajahan Belanda. Jaman sekarang, ritual ini dijadikan salah satu cara unik mencari jodoh oleh muda mudi atau Sekaha Teruna Teruni. Tapi, bagi wanita yang datang bulan tidak diperbolehkan ikut acara tersebut agar menjaga kesucian ritual.
Setelah sebuah ritual sembahyang, para pemuda dan pemudi akan mengarak salah satu anggotanya. Kemudian kedua muda mudi ini berpelukan sambil berciuman di muka umum. Dua insan ini akan dipisahkan setelah diguyur dengan air.
Setelah itu, Sekaha Teruna Teruni tadi akan terbagi dalam 2 kelompok pria dan wanita. Panitia acara akan meniup sempritan dan setiap kelompok akan mendorong seorang wakilnya untuk menjadi yang pertama berciuman sambil berpelukan. Kadang karena perwakilannya tidak saling suka, mereka akan saling menghindar untuk berciuman meski sudah didorong untuk melakukannya.
Ini merupakan salah satu tradisi cari jodoh yang masih banyak dilakukan Suku Osing di Banyuwangi. Geredoan dilakukan dengan cukup meriah dan diikuti oleh para single, bahkan janda dan duda. Ritual ini punya cara unik untuk mendapatkan jodoh atau cinta sejati.
Para wanita bersama keluarganya menyiapkan kue basah dan tumpeng dalam sebuah bangunan bambu. Para pria ada di luar bangunan itu sambil sesekali mengintip para perempuan lewat celah bangunan bambu. Nanti kalau ada yang menarik hati, pria ini akan memasukkan semacam batang lidi ke dalam celah bangunan.
Mereka juga bisa saling bicara meski terpisah sekat bangunan. Nanti di malam hari bila mulai mengalami ketertarikan, pria akan memasukkan batang lidi dalam celah bambu. Kalau ditolak, nanti batang lidinya dipatahkan. Kalau diterima, lidi itu akan dibentuk mirip daun waru.
Sebenarnya yang ini bukan mencari jodoh, namun mendapatkan jodoh yang diinginkan. Tradisi ini juga ada di Banyuwangi. Ini merupakan salah satu cara untuk memperjuangkan cinta yang tak mendapat restu dari orang tua. Sesuai namanya, cara unik ini digunakan untuk nyolong atau mencuri gadis yang disukai lebih dulu.
Caranya, pria yang melarikan anak perempuan itu mengawasi dari jauh bersama seorang kerabat. Kamudian ia akan mengirim seseorang yang disebut colok. Colok akan memberitahukan pada keluarga perempuan itu bahwa anaknya sudah ada di rumah pria yang mengirimnya
Biasanya keluarga perempuan mau tidak mau akan merestui hubungan tadi karena mengira bahwa anaknya sudah tidak suci. Pada akhirnya keluarga kedua belah pihak akan membicarakan kelanjutan hubungan anak-anaknya ke jenjang pernikahan.
Meski nampak seperti ini, rupanya cara unik mencari jodoh ini juga beresiko. Misalnya karena orang tua si wanita emosi atau konflik yang membuat colok jadi terbawa masalah. Oleh karena itu colok yang dipilih haruslah orang yang punya pengaruh dan dihormati. Sehingga bisa ‘berdiplomasi’ dengan cara yang baik pada orang tua sang gadis.
Orang Papua terkenal dengan tradisi yang kental dengan menari dan menyanyi. Ternyata cara ini juga ampuh dan sering digunakan untuk menarik perhatian para lawan jenis. Tradisi ini sering dilakukan oleh Suku Mee di Papua.
Orang Suku Mee membangun rumah yang terbuat dari kayu dan bambu. Nanti saat mereka menari di dalamnya, rumah itu akan ikut bergoyang-goyang. Nah dalam sesi tari menari itulah para pria dan wanita Suku Mee saling menarik perhatian lawan jenisnya.
Tarian unik ini disebut Emaida Yibu, artinya menari di dalam rumah adat. Momen ini sering dimanfaatkan para ‘kawula muda’nya Suku Mee untuk bisa mendapatkan pasangan.
Tradisi orang jawa banyak menggunakan perhitungan, termasuk dalam menemukan pasangan yang tepat. Cara unik mencari jodoh ala orang jawa adalah dengan mempertimbangkan bibit, bebet dan bobotnya.
Mengetahui bibit atau asal usul serta latar belakang dari calon pasangan. Memperhatikan bebet yakni lingkungan dan keluarga ia berasal. Serta mengenal bobot atau kualitas yang dimiliki oleh sosok idaman tersebut.
Menentukan bibit, bebet dan bobot ini jadi patokan orang Jawa untuk menemukan pasangan ideal. Perhitungan ini sudah tidak terlalu kaku lagi, seiring dengan makin majunya kehidupan sosial masyarakat Jawa masa kini. Meski begitu, patokan dasar ini tetap banyak digunakan oleh calon mertua mempertimbangkan calon menantunya.
Tradisi cari jodoh unik lainnya berasal dari Wakatobi yang disebut tradisi Kabuenga. Saat tradisi ini dimulai para muda-mudi akan dikumpulkan dalam sebuah lapangan. Perempuan di sana akan Perempuan di sana kemudian akan berjualan makanan dan minumandengan memakai sanggul dan pakaian wolio di malam itu sebagai identitasnya. Uniknya, sanggul yang dipakai para gadis akan berbentuk bundar sedangkan untuk wanita beristri harus memakai sanggul berkuncir lancip ke belakang.
Perbedaan bentuk sanggul ini akan mempermudah para pria untuk mendekati sang pujaan hati. Para pria ini akan mencari gadis yang mereka sukai. Dan jika mereka tertarik dengan seseorang gadis, mereka bisa memberli makanan atau minuman dari gadis itu. Dari sana proses perkenalan akan terjadi dan diharapkan hubungan mereka bisa berlanjut ke pelaminan.
Upacara kikir gigi atau potong gigi ini merupakan upacara masyarakat hindu yang dilaksanakan pada anak remaja yang sudah menginjak dewasa. Upacara kikir gigi dilakukan oleh pendeta Hindu tanpa menggunakan obat-obatan apapun. Enam gigi depan yang berada di rahang atas akan mereka kikir sampai berbentuk rata.
Pemotongan gigi ini dimaksudkan untuk menghilangkan sifat buruk dalam diri remaja yang akan tumbuh dewasa. Masyarakat Bali percaya dengan mengikir gigi, maka roh-roh jahat yang ada di dalam diri mereka dapat diusir. Tradisi kikir gigi ini juga dipercaya menyegerakan seseorang untuk mendapatkan jodohnya. Masyarakat Bali menganggap jika remaja yang sudah melakukan kikir gigi berarti dia telah siap menjadi dewasa dan menikah.
Jodoh memang tidak ke mana, tapi kalau tidak ke mana-mana ya tidak bertemu juga dengan jodohnya. Itulah cara-cara unik mencari jodoh yang khas dari adat tradisional Indonesia. Apakah di daerah Anda juga ada cara unik semacam ini untuk mencari jodoh? Boleh share juga lho pada kolom komentar di bawah ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…