Nasib satu negara memang bisa naik turun, sekarang berjaya besok bisa saja melarat. Di era 2000-2006, Malaysia mendapat julukan Macan Asia Tenggara, namun berbeda dengan sekarang. Negeri Jiran tak ubahnya dengan macan ompong yang kehilangan taring dan gigi, tak berdaya.
Pasalnya, Malaysia dililit krisis ekonomi, sehingga negara mau tak mau harus membayar utang yang semakin menumpuk. Selama beberapa bulan terakhir mungkin banyak berita yang tersebar bahwa penduduknya melakukan segala cara untuk membantu negara, termasuk menggalang dana bersama. Pemerintah tentu tak tinggal diam, demi makmurnya Malaysia, perdana menterinya sampai melakukan beberapa hal berikut ini.
Punya jabatan sebagai pejabat, tentu gaji yang diperoleh juga lebih besar. Oleh karenanya, PM Mahatir Mohamad membuat kebijakan bahwa gaji para menteri negara akan dipotong sebanyak 10%. Hal ini sudah diungkapkan sejak bulan Mei 2018 lalu. Namun, bagi mereka yang gajinya kecil, pemangkasan tidak akan diberlakukan. Persetujuan ini juga diamini oleh Raja Malaysia, Sultan Muhammad V –yang ikut menyepakati gaji dan tunjangannya dipotong sebanyak 10% hingga akhir masa jabatannya.
Melansir mediaindonesia.com, sejak Oktober 2018 lalu, Malaysia punya rencana akan menerapkan skema pajak baru, untuk mendongkrak penerimaan negara. Pun, penjualan aset masuk dalam opsi pembayaran utang negara yang kian membengkak. Pajak yang akan diterapkan ini berbeda dari penjualan dan jasa, serta tidak akan memberatkan rakyat menurut PM Mahatir Mohamad. Uang yang dihasilkan dari pajak akan digunakan untuk membantu pelunasan utang negara yang semakin banyak.
Salah satu proyek yang sedang dibiayai oleh China adalah kereta cepat (menghubungkan pesisir timur Malaysia ke Thailand Selatan dan Kuala Lumpur) serta dua jalur pipa gas , yang memakan biaya sekitar $22 miliar (Rp325,4 triliun) Rupiah. Pembatalan tiga mega proyek ini tak lain demi kemakmuran Malaysia ke depannya. Percuma dong kalau punya fasilitas negara yang bagus, tetapi utang menumpuk dan bikin bangktur, kan?
Sebagai orang yang bertanggungjawab atas semua masyarakat di dalam suatu negara, pasti berat sekali berada di posisi Mahatir Mohamad. Ia harus putar otak bagaimana agar Malaysia kembali bangkit. Selain cara di atas, inisiatif lain adalah menjual asset negara, dalam hal ini tanah dan pulau. “Kami masih memiliki sejumlah aset lainnya. Bahkan, kami mungkin, jika perlu, menjual tanah milik pemerintah,” ucap Mahathir kepada wartawan di gedung parlemen, Kamis (4/4), melansir cnnindonesia.com. Tetapi, dalam hal ini Mahatir tetap memastikan bahwa asset milik pemerintah yang akan dijual harus jatuh ke tangan orang Malaysia sendiri, bukan pihak asing.
BACA JUGA: Bukan Hanya Patungan Rakyat, Malaysia Lakukan 4 Hal Ini untuk Tutupi Utang Negara
Upaya lain yang dilakukan oleh PM Malaysia adalah mengerahkan semua rakyatnya untuk membantu meringankan negara yang sudah terseok-seok. Ia menginisiasi terbukanya Hope Fund atau Tabungan Harapan, di mana rakyat –siapapun dan di manapun ia, bisa membantu memberikan donasi berapapun jumlahnya. Hingga kini, jumlah tabungan tersebut sudah mencapai ratusan miliar. Solid banget kan kalau utang negara dibayar dengan cara seperti ini?
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…