Hidup memang tidak semudah apa yang kita pikirkan terkadang ada kalanya seseorang hidup bermewah-mewahan namun disisi lain masih banyak orang yang hidup dengan serba kekurangan dan kemiskinan. Kesenjangan sosial menjadi penyebab utama keadaan ini. Bagi yang kaya maka kekayaannya akan terus meningkat namun orang-orang miskin malah semakin terpuruk. Amirah salah satu contohnya. Ia merupakan salah satu korban dari kesenjangan sosial ini. Hidupnya yang serba kekurangan makin menambah penderitaannya.
Bisa merasakan kebutuhannya tercukupi saja sudah merupakan kemewahan bagi Amirah. Seorang buruh petani mawar yang sudah memasuki usia kepala tujuh ini harus banyak berkorban demi menghidupi keluarganya. Apapun ia lakukan demi menghidupi keluarganya.
Meskipun di usianya yang kepala tujuh, tenaganya masih terbilang sekeras baja. Dengan hanya berbekal bakul dan ember ia bekerja. Setiap hari ia bekerja menuju perkebunan mawar yang tempatnya cukup jauh dari rumahnya. Tanpa alas kaki ia berangkat dengan bakul dan embernya tersebut. Selangkah demi selangkah ia tempuh untuk sampai di perkebunan mawar tempat ia bekerja. Tubuhnya yang mulai rentan dan rapuh untuk membawa barang- barang berat terkalahkan oleh semangat Amirah yang ingin bertahan hidup bersama keluarganya.
Rasa sakit akibat tertusuk duri di jalan pun sudah menjadi teman sehari hari baginya. Satu demi satu mawar susah payah ia kumpulkan hingga bakulnya terisi penuh. Namun terkadang harga jual mawar per embernya sangat murah. Dari seribu lima ratus rupiah hingga lima ribu rupiah saja per embernya. Sebuah harga yang sangat tidak pantas dengan usaha yang telah ia lakukan.
Setiap hari wanita renta ini mencari mawar mawar yang kelopaknya sudah mekar sempurna. Ia tidak pernah mengeluh ataupun merasa lelah dengan keadaannya saat ini. Karena hanya itu yang bisa ia lakukan untuk menghidupi keluarganya.
Lauk makan Amirah dan keluarganya pun sangat sederhana. Jika ada sedikit nasi dengan lauk ikan asin dan sayur bening yang bisa dimakan bersama keluarganya, maka akan menjadi hal yang istimewa baginya. Biasanya, Amirah dan keluarganya hanya makan dengan lauk peyek laron. Namun, ia tetap bersyukur karena bisa makan bersama-sama keluarganya.
Tak jarang hasil mawar perolehannya yang ia dapat hanya sedikit. Jika sudah seperti itu, ia tidak dapat membeli beras dan keperluan lainnya. Ia hanya mampu membeli beberapa mie instan untuk dimakan bersama keluarganya.
Wanita bertenaga baja ini mempunyai satu anak dan satu cucu yang tinggal bersamanya. Yatini adalah anak perempuannya yang mempunyai keterbelakangan mental sejak dalam kandungan. Ditambah lagi Yatini juga ditinggal suaminya yang tidak mau mengakui anak yang kandung dari Yatini. Dengan kedaan yang seperti itu, tak ada lagi yang bisa Amirah lakukan selain menyayangi keluarganya dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagus adalah begitulah cucu satu-satunya yang amirah punya ini kerap disapa. Hanya Bagus lah yang bisa menghibur Amirah, karena anaknya, Yatini susah untuk di ajak bicara lantaran ia mengalami keterbelakangan mental. Hanya sepatah atau dua patah kata saja yang mampu keluar dari mulut anak Amirah yang malang ini.
Bagus pernah bersekolah hingga sekolah menengah pertama hingga akhirnya ia memutuskan untuk berhenti bersekolah karena tunggakan biaya pembelian seragam yang belum lunas hingga berbulan-bulan. Memang, berhenti sekolah merupakan suatu keputusan yang sulit baginya. Namun apa daya dengan keadaan keluarganya yang serba kekurangan, ia tidak dapat berbuat apa-apa selain pasrah dengan nasibnya saat ini.
Meskipun saat ini Bagus tidak bersekolah. Namun, semangatnya tidak pernah pudar. Ia selalu bekerja keras agar dapat membantu neneknya, Amirah. Setiap musim penghujan bagus membantu keluarganya dengan mencari laron yang nantinya akan diolah untuk menjadi peyek untuk lauk saat makan. Setiap sore, Bagus selalu membuat jebakan untuk menangkap laron-laron tersebut. Ia membuat jebakan laron dengan lubang yang telah ia gali ditanah. Setelah itu ia menutupinya dengan sebuah plastik sebagai alas dan beberapa dedaunan untuk menarik perhatian laron tersebut. Setelah semua selesai, ia membiarkan jebakan itu hingga beberapa laron terkena jebakan yang ia buat. Keesokan harinya Bagus mengambil hasil dari jebakan yang ia buat dan memberikannya kepada neneknya, Amirah.
Rumah yang mereka tinggali saat ini pun masih terbilang cukup kecil. Didalamnya hanya terdiri dari dua ruangan. Satu ruangan untuk tempat tidur mereka bertiga dan satunya lagi untuk dapur sebagai tempat untuk mereka memasak makanan. Perabotnya pun tidak banyak, hanya beberapa lemari yang sudah usang dimakan rayap. Sisanya hanya tempat tidur dan beberapa peralatan untuk memasak.
Mereka tidak bisa menolak dengan apa yang ditakdirkan oleh Tuhan. Mereka hanya bisa menerima kenyataan yang ada. Meskipun didera cobaan yang luar biasa mereka bertiga tetap tabah. Mereka tetap bersyukur dikarenakan mempunyai keluarga yang menyayangi satu sama lain.
Setiap kali Amirah memikirkan menantunya yang meninggalkan anaknya, Yatini, seorang diri dan tidak mengakui keberadaan Bagus sebagai anak kandungnya, muncul rasa sakit hati yang sangat dalam di lubuk hatinya. Jika sudah seperti, Amirah bersih keras untuk menghilangkan pikiran itu. Ia akan selalu mengingat tentang kehidupannya saat ini dengan keluarga yang sangat ia sayangi sepenuh hati. Namun terkadang sebagai anak, Bagus, ingin sekali mencari ayahnya yang meninggalkan mereka. Tetapi neneknya, Amirah, selalu berkata untuk tidak mencarinya. Setelah itu, Bagus tidak pernah mempunyai niatan lagi untuk mencari ayahnya karena ia tahu bahwa ayahnya lah yang telah meninggalkan mereka dan tidak mengakui dirinya sebagai anaknya.
Meskipun dengan keadaan ibunya yang mempunyai keterbelakangan mental dan susah untuk diajak berkomunikasi, Bagus tidak pernah merasa malu dengan keadaan tersebut. Ia sangat menyayangi ibunya maupun neneknya. Bagus tetap bersikeras untuk tidak bersekolah karena ia tidak mau menambah beban neneknya yang setiap hari bekerja keras banting tulang untuk menghidupi keluarganya. Selain itu Bagus hanya ingin membantu meringankan beban neneknya yang selama ini merawatnya. Bahkan satu-satunya yang dia inginkan jika ia besar nanti adalah bisa mencari uang agar bisa merawat ibu dan neneknya hingga tua nanti. Hingga ia nanti dipanggil oleh yang kuasa. Sungguh cita-cita yang sangat mulia.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…