Ada begitu banyak pejuang besar Indonesia, tapi jika harus menyebutkan sosok yang dianggap paling berjasa, maka pilihannya ada dua, Soekarno dan Pangeran Diponegoro. Kenapa dua nama ini yang diambil, hal tersebut berkaca pada perjuangan keduanya yang benar-benar hebat dan sosoknya yang sangat tidak tergantikan.
Bung Karno adalah pemrakarsa Indonesia untuk merdeka. Sedangkan jauh sebelumnya, Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan paling sengit melawan Belanda. Sangat sengit sampai Belanda harus menelan kerugian dengan kehilangan sekitar 8 ribuan tentara dan 20 juta gulden. Perang itu jadi yang paling dahsyat sepanjang sejarah Indonesia. Melihat apa yang mereka pernah lakukan, tak diragukan lagi kalau keduanya adalah pencetak sejarah bangsa ini.
Masih tentang dua tokoh besar Indonesia ini, kamu mungkin tak pernah sadar jika selain perjuangannya yang hebat, Bung Karno dan Pangeran Diponegoro ternyata memiliki banyak kesamaan lain. Nah, seperti apa kesamaan keduanya? Simak ulasannya berikut.
1. Keduanya Bukanlah Jawa Tulen
Jika merujuk pada silsilah keluarganya, kedua tokoh ini ternyata bukanlah berdarah Jawa tulen. Bung Karno seperti yang kamu tahu punya darah non Jawa dari Ibunya yang bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Beliau ini adalah seorang bangsawan asal Bali.
Pangeran Diponegoro pun demikian. Meskipun ia adalah putra Sultan Hamengkubuwana III dari Kesultanan Yogyakarta, sang pangeran ternyata juga punya darah non Jawa dari Ibunya, R. A. Mangkarawati. Diketahui R. A. Mangkarawati ini masih memiliki darah dari Kesultanan Bima yang ada di Nusa Tenggara Barat.
2. Sama-Sama Diasuh Oleh Tokoh yang Sangat Berpengaruh
Kesamaan selanjutnya dari dua tokoh ini adalah sama-sama diasuh oleh sosok yang sangat berpengaruh. Diketahui sejak kecil Pangeran Diponegoro banyak diasuh oleh eyang buyutnya yang bernama Gusti Kanjeng Ratu Tegalrejo. Beliau ini merupakan permaisuri dari Sultan Hamengkubuwana I yang bisa dibilang merupakan tokoh yang punya pengaruh besar.
Sama seperti Pangeran Diponegoro yang dididik oleh tokoh besar, Bung Karno pun demikian. Seperti yang kamu tahu, ketika remaja, Putra Sang Fajar ini banyak menimba ilmu kepada seorang HOS Tjorkoaminoto, salah satu tokoh besar Indonesia yang juga punya pengaruh kuat.
3. Bung Karno dan Pangeran Diponegoro Ditakdirkan Jadi Tokoh Besar
Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya untuk jadi orang besar. Pun begitu dengan Bung Karno dan Pangeran Diponegoro. Mereka berdua tak hanya diharapkan menjadi tokoh besar, tapi seolah ditakdirkan. Dan memang pada akhirnya dua sosok ini jadi tokoh yang benar-benar berpengaruh luas.
Pada suatu ketika Ibu Pangeran Diponegoro berkunjung kepada eyang Mangkubumi. Hanya silaturahmi biasa, namun dalam kunjungan ini ada momen yang unik di mana Mangkubumi seolah memberikan Diponegoro sebuah takdir. Beliau berkata, “Jagalah baik-baik anak ini, sebab anak ini akan mengakibatkan lebih banyak kerusakan kepada Belanda daripada aku sendiri.”
Bung Karno pun demikian, ketika dalam timangan beliau selalu mendengarkan kata-kata ibunya bahwa dirinya akan jadi tokoh besar di masa depan. Dan hal tersebut benar-benar terjadi puluhan tahun kemudian.
4. Percaya Tidak Percaya, Keduanya Juga Punya 9 Istri
Entah kebetulan atau takdir, tapi siapa yang menyangka jika Bung Karno dan Pangeran Diponegoro sama-sama memiliki 9 orang istri. Seperti yang kita tahu, jika dihitung mulai Oetari Tjokroaminoto sampai Heldy Djafar, istri Bung Karno berjumlah 9 orang. Bagaimana dengan Pangeran Diponegoro? Mari kita cari tahu sama-sama.
Berdasarkan catatan sejarah, Pangeran Diponegoro juga memiliki 9 orang istri. Kalau disebut satu persatu ada nama B.R.A. Retna Madubrangta, R.A. Supadmi, R.A. Retnadewati, R.Ay. Citrawati, R.A. Maduretno, R.Ay. Ratnaningsih, R.A. Retnakumala, R.Ay. Ratnaningrum, dan yang terakhir adalah yarifah Fathimah Wajo. Semua pas 9 orang.
5. Keduanya Sama-Sama Punya Akhir Hidup yang Miris
Satu lagi kesamaan antara Pangeran Diponegoro dan Bung Karno adalah ujung hidup mereka yang tragis dan miris. Ya, seperti yang kita tahu Bung Karno sendiri pada akhirnya diusir dari istana setelah sekian lama memimpin. Dan tak lama setelahnya meninggal dalam keadaan sakit. Akhir hidup yang sepertinya tidak terlalu pantas untuk pembesar bangsa sepertinya.
Demikian juga dengan Pangeran Diponegoro. Pejuang besar satu ini meninggal dalam belenggu Belanda yang berhasil menangkapnya dengan tipu daya. Pangeran Diponegoro juga sama, beliau sangat layak untuk mendapatkan akhir hidup yang lebih baik.
Kalau dipikir-pikir, memang begitu identik kedua tokoh ini. Terlalu identik sampai soal jumlah istri. Bahkan jika kesamaan ini belum cukup, ternyata masih ada satu lagi. Ya, keduanya ternyata juga sama-sama menelurkan sebuah tulisan yang sangat berpengaruh. Pangeran Diponegoro dengan Babad Diponegoro-nya, sedangkan Bung Karno dengan bukunya yang berjudul Di Bawah Bendera Revolusi.