Sampai saat ini China masih menjadi pusat perhatian dunia karena kemajuan ekonomi dan teknologinya. Bagaimana tidak, meskipun masih masuk dalam kawasan Asia, namun perkembangannya luar biasa maju. Bayangkan saja gedung-gedung tinggi nan modern menjulang hingga berbagai alat transportasi terkini bisa ditemui.
Nah sepertinya China semakin menunjukkan taringnya dengan meluncurkan sebuah proyek luar biasa terbaru. Bukan gedung atau alat transportasi, namun sebuah bulan buatan yang tak ada duanya di dunia. Lalu benarkah hal itu? Simak ulasan berikut.
Proyek menggantikan sinar bulan dengan buatan
Ada sebuah berita besar yang akhir-akhir ini dibicarakan mengenai sebuah proyek besar yang ada di China. Bagaimana tidak pasalnya negeri tirai bambu ini ternyata sedang giat-giatnya merancang ‘bulan’ di mana akan diudarakan untuk menggantikan yang aslinya.
Sejatinya proyek yang sedang digarap China ini adalah sebuah satelit namun memiliki kemampuan menyinari, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Apalagi para pengembang meyakinkan kalau bulan buatan ini lebih terang 8 kali ketimbang yang aslinya, bahkan membuat lampu-lampu taman tidak dipakai lagi. Dilansir dari Liputan 6, sejatinya sudah beberapa tahun yang lalu dicanangkan namun banyak kendala yang ditemui.
Semua terinspirasi dari salah satu seniman
Siapa sangka proyek yang lekat dengan penemuan ilmiah ini malah tidak terinspirasi oleh para saintis maupun penemu lainnya. Sebaliknya justru malah dari seorang seniman lah gambaran awal dari bulan buatan ini dikenal. Seorang seniman Perancis ditengarai jadi inspirasi bulan buatan ini dimana dirinya menggambarkan sebuah cermin yang digantungkan di atas bumi.
Dan dari kalung cermin itulah sinar matahari dapat menerangi jalan di setiap tahunnya. Selanjutnya, inspirasi itu dihubungkan dengan Znamya yang sempat dicanangkan oleh Rusia tahun 90an, namun sayang harus terhenti karena berbagai kendala. Dari penyatuan dua ide itu, akhirnya gagasan awal bulan buatan ini dtemukan.
Bulan akan mulai mengudara tahun 2020
Namun buat mereka yang sangat ingin melihat bulan buatan ini, maka perlu lebih bersabar. Hal itu karena masih banyak pengembangan yang harus dilakukan. Dilansir dari Merdeka, paling tidak sampai 2020 barulah masyarakat, terutama China bisa melihat bulan buatan ini di langit mereka.
Nantinya jika benar-benar sudah mengudara dalam radius 10 sampai 80 kilometer, maka akan mendapatkan cahaya dari bulan buatan ini. Nah sedangkan cahaya yang berasal dari bulan buatan itu ternyata dari matahari yang dipantulkan di panel-panel surya. Dan sayapnya sendiri dapat dikendalikan untuk menyinari daerah-daerah tertentu, sehingga beberapa negara mungkin juga bisa melihatnya.
Tujuan utama dari peluncuran bulan buatan
Bukan hanya untuk gaya-gayaan, ternyata ada alasan lain China meluncurkan satelit dengan model seperti ini. Ya, siapa sangka kalau hal itu berhubungan dengan keadaan listrik di China sendiri. Ya, rencananya peluncuran satelit dilakukan agar penggunaan listrik di sana jadi berkurang.
Seperti yang diketahui ternyata ada bulan buatan ini bertujuan mengurangi pemakaian listrik untuk penerangan kota, sehingga makin sedikit pula pengeluarannya. Selain itu juga bertujuan untuk menarik minat para wisatawan datang ke kota Chengdu, China. Diharap adanya bulan buatan ini juga bisa menambah devisa negara dengan banyaknya turis asing datang ke sana.
Adanya bulan buatan yang ada di China ini tentu jadi bukti kemajuan negara ini dan berbagai terobosan terbarunya. Tentu hal ini bisa jadi motivasi buat kita Indonesia agar tidak mau ketinggalan. Mengingat dulu juga sempat punya setelit sendiri, jadi masih ada kesempatan untuk membuat yang lebih canggih.