Pernahkah terlintas di pikiran anda dari mana asalnya buku? Sebelum menjadi buku proses apa saja yang terjadi? Kita cenderung cuek dengan hal-hal semacam itu. Padahal buku erat hubungannya dengan lingkungan. Buku juga memberi sumbangan eksploitasi kayu di hutan-hutan di seluruh dunia. Ya, karena buku berisi kertas yang terbuat dari serat kayu.
Untuk itulah muncul inovasi berupa e-book. Membaca tanpa membutuhkan buku secara fisik. Lalu muncullah lagi buku yang ramah lingkungan. Buku yang bisa tumbuh menjadi tanaman jika kita tanam dalam tanah. Berikut ulasan buku unik yang di setiap lembar halamannya berisi biji tanaman.
Buku ini memiliki judul “Mi papa estuvo en la selva” atau dalam bahasa Inggris memiliki arti “My Daddy was in the jungle”. Buku ini diperuntukkan untuk anak-anak dengan usia 8-12 tahun. Penulis dan ilutrator dari buku ini adalah Gusti dan Anne Decis.
Buku ini bisa ditanam dalam tanah. Pada Lembaran-lembaran buku terdapat biji tanaman Jacaranda. Sesaat setelah buku ini ditanam dan disiram dengan air, biji-biji akan mulai menyerap air dan akhirnya tumbuh menjadi tunas baru hingga akhirnya tumbuh dan membesar. Buku ini satu-satunya di dunia yang bisa ditanam dan merupakan inovasi ramah lingkungan yang ditujukan pada anak-anak.
Buku ini adalah buku ilustrasi dengan disertasi narasi pendek yang menceritakan gambar secara jelas. Seorang anak kecil dalam buku ini bercerita tentang ayahnya yang berpetualang di dalam hutan Ekuador. Sang Ayah melakukan kegiatan-kegiatan hebat dalam cerita.
Salah satu hal yang dilakukan Sang Ayah adalah dengan tidak merusak hutan. Bahkan ikut menjaga kelangsungan ekosistem hutan agar tetap bertahan. Merusak hutan hanya akan membuat banyak binatang di dalam hutan akan perlahan mati dan punah. Buku ini mengajarkan anak-anak untuk mengetahui cara menjaga lingkungan dan tahu dari mana asalnya buku. Yaitu dari kayu yang didapat dari pepohonan.
Buku ini dibuat dengan penuh rasa cinta. Bahkan satu persatu buku dibuat menggunakan tangan. Tidak dengan mesin percetakan yang akan menghasilkan ribuan buku dalam waktu yang relatif cepat. Seorang seniman membuat buku ini secara perlahan-lahan menggunakan tangannya sendiri.
Buku ini dibuat dengan menggunakan sablon yang terbuat dari bahan tinta ramah lingkungan. Selain itu kertas terbuat dari serat semacam sutra. Dalam kertas akan ditanamkan satu persatu biji Jacaranda. Setelah itu ditutup lagi dengan lapisan serat. Buku ini akan muda hancur di dalam tanah dan biji bisa segera pecah dan tumbuh jadi tanaman baru.
Buku yang benar-benar menarik. Tidak hanya mengajarkan untuk menghargai alam, tapi secara tidak langsung juga membantu proses penghijauan. Semoga di Indonesia ada inovasi buku ramah lingkungan seperti ini.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…