in

Desa-desa Ini Sukses Budidaya Ikan Di Selokan, Got jadi Bersih dan Bisa Panen Sampai Ratusan Juta

Memelihara ikan kini tak melulu harus di sebuah tambak atau kolam khusus. Seperti yang dilakukan oleh kelompok masyarakat kreatif di beberapa desa Indonesia, mereka menggunakan selokan yang disulap menjadi kolam untuk budidaya ikan air tawar. Terdengar aneh, tapi hal tersebut nyata adanya.

Tak hanya sekedar membudidayakan ikan semata, kegiatan tersebut secara tidak langsung juga mengajak para masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Terutama pada selokan yang selama ini dikenal kotor dan berbau tak sedap. Dari sana, beberapa dari warga desa bahkan sukses memanen ikan hasil budidaya yang bernilai hingga Rp290 juta.

Desa Bendungan di Bogor Panen ikan dengan nilai total mencapai Rp290 juta

Ikan yang dibudidayakan di selokan Desa Bendungan, Bogor [sumber gambar]
Inovasi yang kreatif bisa menjadi jalan untuk meraih keuntungan. Hal inilah yang dilakukan warga yang ada di Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Lewat budidaya ikan di dalam selokan, mereka bisa memanen setiap 3 bulan sekali 1 ton dari setiap 4 sekat yang ada. Total ada 40 sekat yang menghasilkan 10 ton atau 10.000 kg ikan yang per kilonya dijual seharga Rp29 ribu. Jika ditotal, hasilnya mencapai Rp290 juta setiap panen 3 bulan sekali

Selokan bersih dan digantikan dengan budidaya ikan di Desa Klodran, Karanganyar

Ikan nila yang dibudidayakan Desa Klodran, Karanganyar [sumber gambar]
Menumpuknya sampah dan limbah industri di selokan Desa Klodran, Karanganyar, pada 2009 silam membuat warga berinisiatif untuk membersihkannya. Tak hanya itu, merek juga menggunakan saluran sepanjang kurang lebih 800 meter itu untuk budidaya ikan nila. Inovasi tersebut membuat Desa Klodran menjadi percontohan dalam teknik mina padi hingga menjadi tempat rekreasi anak-anak.

Budidaya ikan di selokan yang mengubah citra kumuh Kampung Mrican, Yogyakarta

Selokan yang kini berubah menjadi tujuan wisata dan budidaya ikan [sumber gambar]
Sebelum menjadi tujuan rekreasi oleh warga sekitarnya, saluran irigasi di Kampung Mrican, Giwangan, Umbulharjo, tak ubahnya seperti selokan kebanyakan yang penuh sampah dan bau tak sedap. Namun hal tersebut perlahan sirna setelah dibersihkan dan digunakan untuk budidaya ikan nila. Selain bisa panen hingga 8,5 kuintal, saluran irigasi tersebut juga objek wisata usai viral di media sosial.

Budidaya ikan Koi di Desa Pluneng, Klaten yang kini jadi wisata air

Ikan Koi di selokan Desa Puneng, Klaten, yang kini jadi destinasi wisata air [sumber gambar]
Anggapan bahwa ikan hias yang berharga mahal seperti Koi dipelihara di kolam rupanya berhasil ditepis oleh Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten. Mereka sukses mengubah selokan menjadi rumah bagi ikan koi dengan sumber air yang sangat jernih. Inovasi tersebut juga membuat kawasan ini menjadi destinasi wisata air yang kian diminati.

Selokan di Desa Jajag, Banyuwangi yang kini menjadi lokasi bernama Kampung Ikan

Kampung Ikan di Desa Jajag, Banyuwangi, Jawa Timur [sumber gambar]
Inovasi serupa juga diterapkan di selokan Desa Jajag, Banyuwangi, Jawa Timur. Selokan dan saluran irigasi yang tadinya kumuh dan kotor karena dijadikan tempat pembuangan sampah, kini bersalin rupa menjadi tempat budidaya ikan. Jenis yang ditebar adalah koi, tombro, nila merah, dan nila hitam. Tak heran jika selokan tersebut kemudian menjadi wisata air yang dinamakan Kampung Ikan.

BACA JUGA: Viral Cara Mudah Ternak Lele Sekaligus Tanam Kangkung Sendiri dalam Satu Tempat di Rumah

Membudidayakan ikan di selokan bisa menjadi alternatif yang bagus tanpa harus repot membuat kolam dan semacamnya. Selain itu, kegiatan ini juga berkontribusi positif pada banyak hal, yakni menjaga kebersihan lingkungan, menambah pemasukan, hingga melatih kreativitas untuk memunculkan inovasi menjadi destinasi wisata air misalnya. Keren ya Sahabat Boombastis.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

10 Tahun Berlalu, Begini Kabar Satpam Muklis yang Dulu Sering jadi Korban Tipu Abdel Temon

Kisah Susahnya Warga Gunung Kidul Cari Air, Terpaksa Beli dan Mengebor Tanah hingga 160 Meter