in

Kisah Susahnya Warga Gunung Kidul Cari Air, Terpaksa Beli dan Mengebor Tanah hingga 160 Meter

Tidak semua daerah di Indonesia bisa menikmati sumber air dengan lancar lantaran terganjal oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kekeringan yang akhirnya memaksa masyarakat di dalamnya untuk berusaha mencari sumber air lainnya. Perjuangan inilah yang dialami oleh masyarakat di Gunungkidul, Yogyakarta.

Akibat kekeringan yang melanda di wilayah Kelurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, masyarakat kelimpungan mendapatkan air. Pemerintah bahkan telah berusaha mencari sumber air dengan cara mengebor tanah ratusan meter ke dalam tanah. Pada tahun-tahun sebelumnya, warga Gunungkidul juga harus berjuang mencari sumber air bersih untuk keperluan sehari-harinya.

Mengebor tanah hingga kedalaman 160 meter

Ilustrasi mengebor tanah [sumber gambar]
Upaya mengatasi kekeringan di wilayah Kelurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta bukannya tak dilakukan. Menurut Lurah setempat, pihaknya telah berusaha mencari sumber air bagi dusun yang langganan kekeringan setiap tahunnya dengan cara mengebor tanah, yang bekerjasama dengan sebuah lembaga pada 2018 silam. Meski kedalaman mencapai 160 meter, air tak kunjung keluar hingga pengeboran pun dihentikan.

Jual ternak demi mendapatkan air bersih

Ilustrasi menjual ternak untuk membeli air [sumber gambar]
Demi mendapatkan air bersih, warga di Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mulai menjual ternak miliknya. Bagi warga setempat, hewan peliharaan tersebut bisa dibilang sebagai tabungan atau aset yang sewaktu-waktu bisa dijual untuk kebutuhan sekolah anak hingga membeli air bersih.

Antre berjam-jam menampung air dari bocoran pipa

Mengantri air dari bocoran pipa [sumber gambar]
Usaha lainnya juga dilakukan oleh sejumlah warga di Dusun Bulurejo, Desa Kepek, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Demi mendapatkan air, mereka rela antri berjam-jam dengan memanfaatkan bocoran pipa. Meski debit air yang dikeluarkan sangat kecil, hal tersebut tak menyurutkan semangat mereka yang terlihat membawa wadah seperti jeriken, galon, hingga ember dan gayung.

Memanfaatkan rembesan air dari pohon beringin

Memanfaatkan rembesan dari pohon beringin untuk mendapatkan air [sumber gambar]
Rembesan air dari pohon beringin ternyata menjadi berkah bagi warga RT 1 dan RT 2 Dusun Duwet, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Dengan sabar, mereka mengambil air sedikit demi sedikit dengan cara menampung dari tetesan yang mengalir maupun mengambil langsung di sebuah cekungan yang tergenang.

Membeli air yang harganya mencapai ratusan ribu rupiah

Ilustrasi warga beli air [sumber gambar]
Tingginya kebutuhan air bagi warga Gunungkidul yang terdampak kekeringan akibat musim kemarau, membuat harga air ikut melambung tinggi. Dilansir dari jogjainside (05/09/2020), harga untuk ukuran 5000 liter di wilayah Banyumanik, Pacarejo, Semanu mencapai Rp130 ribu hingga Rp150 ribu. Bahkan di wilayah Gedangsari, harganya melambung hingga Rp300 sampai Rp350 ribu untuk ukuran tangki 5000 liter.

BACA JUGA: 13 Foto ini Akan Membuatmu Sadar Jika Air Lebih Mahal Daripada Emas

Kekeringan yang terjadi di Gunungkidul membuat masyarakat kesulitan mendapatkan sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Seperti yang terjadi di Kelurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Gunungkidul, Yogyakarta, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul juga telah menyalurkan bantuan air bersih ke 8 dusun yang terdampak kekeringan.

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Desa-desa Ini Sukses Budidaya Ikan Di Selokan, Got jadi Bersih dan Bisa Panen Sampai Ratusan Juta

Bisa Untung Jutaan Rupiah jika Tekun, Begini Cara Bangun Rumah Burung Walet untuk Usaha