Kalau dulu masyarakat dibuat resah oleh game skip challenge, kini kembali muncul permainan membahayakan yang disebut sebagai Blue Whale Challenge. Tantangan ini tersebar luas di sosial media, dan membuat para orang tua harus lebih hati-hati. Pasalnya penggagas Blue Whale mengondisikan korbannya agar mau menyelesaikan 50 hari tantangan untuk menyakiti diri sendiri. Semakin berbahaya tindakan melukai diri, semakin dekat dengan kemenangan.
Mirisnya kemenangan yang dimaksud adalah kematian pemain Blue Whale Challenge. Karena itu, baru-baru ini ramai di berbagai sosial media perlawanan terhadap game yang berasal dari Rusia itu.
Para pemain Blue Whale Challenge berkumpul dalam sebuah situs jejaring sosial terbesar di Rusia, VKontakte. Selanjutnya, ada grup khusus Blue Whale dalam situs tersebut yang menggiring remaja mendaftar permainan ekstrem. Di grup ini dipandu administrator atau kurator Blue Whale Challenge yang terus menghasut para anggotanya untuk berani melukai dirinya sendiri. Keberadaan tantangan berbahaya ini baru diketahui saat dua orang remaja meninggal lantaran terjun dari apartemen pada Februari lalu. Dan korban yang bernama Yulia Konstantnova (15) terlebih dulu menggunggah foto paus biru (lambang Blue Whale Challenge) dan catatan “end” di media sosialnya beberapa saat sebelum bunuh diri.
Berbagai tantangan ekstrem dalam Blue Whale Challenge harus dilakukan pemainnya semata-mata untuk membuktikan keberanian. Tantangan itu di antaranya masuk ke rumah sunyi (silent house) yang dipilihkan kurator, duduk di atas atap rumah pada pukul 04.20 pagi, hingga menonton film horor pilihan kurator. Beberapa tantangan tersebut semakin lama berubah menjadi semakin ekstrem seperti membentuk gambar ikan paus di tubuh dengan pisau, silet, dan benda tajam lainnya. Dan puncaknya mereka harus lompat dari gedung atau cara lain untuk mengakhiri hidupnya.
Blue Whale Challenge diberitakan telah membunuh sebanyak 130 remaja Rusia sejak November 2015 hingga April 2016. Dan harian Novaya Gazeta menyebutkan jika kebanyakan korbannya merupakan remaja dari keuarga baik-baik. Sebelum mengakhiri hidupnya, para remaja itu kerap memamerkan foto melukai dirinya di sosial media. Hingga saat mereka mengunggah foto paus biru dan catatan good bye atau end, beberapa saat kemudian mereka telah meninggal dunia.
Penggagas Blue Whale Challenge adalah pemuda yang baru berusia 21 tahun bernama Phillip Budeykin yang sudah ditangkap pihak kepolisian. Budeykin beralasan membuat tantangan itu karena termotivasi untuk membersihkan sampah biologis di dunia. “Dunia ini sudah tercemar! Kita bersihkan dunia dari sampah biologis!”, jelas Budeykin yang dilansiri news.pn dan lenta.ru. Lebih lanjut grup flashmop itu dibentuk hanya untuk tujuan mencari kesenangan. Meski Budeykin ditangkap, dikabarkan masih ada 8 administrator Blue Whale Challenge lainnya. Nama dari tantangan ini terinspirasi dari sifat asli paus biru. Konon hewan tersebut sengaja menepi ke pinggiran pantai untuk menghilangkan nyawanya.
Para kurator Blue Whale Challenge selalu menegaskan siapapun yang setuju mengikuti permainan tidak boleh menghentikannya di tengah jalan. Kurator juga menekankan jika dalam 50 permainan dan berakhir kamu tidak mati, sang kurator yang akan membantu. Namun ada cara mudah untuk menghentikan game ini, yaitu dengan memblokir akun kurator sehingga tak bisa lagi mengirim perintah. Dan saat itu, permainan pun terhenti.
Hal ini telah dilakukan pemain Rusia bernama Stefan. Remaja 15 tahun itu memutuskan menghentikan permainan dengan cara memblokir akun admin si pemberi perintah. Beberapa jejaring sosial seperti Instagram pun andil dalam meminimalisir menyebarnya Blue Whale Challenge. Karena itu, setiap orang yang mencari #BlueWhaleChallenge #i_am_whale #wakemeat420 #f40 #f57 #curatorfindme dan #imready akan diberi peringatan konten yang mengacu pada tindakan menyakiti diri sendiri.
Game meresahkan ini dengan cepat menyebar di berbagai belahan dunia. Kepolisian Inggris pun telah memberikan peringatan resmi kepada orang tua. Meski belum ada kabar jika tantangan ini menyebar di Indonesia, tidak ada salahnya para orang tua di tanah air juga lebih memperhatikan anak-anaknya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Doktif alias ‘Dokter Detektif,’ adalah sosok yang viral di media sosial karena ulasannya yang kritis…
Baru-baru ini, Tol Cipularang kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan beruntun yang melibatkan sejumlah kendaraan. Insiden…
Netflix terus menghadirkan deretan serial live action yang menarik perhatian penonton dari berbagai kalangan. Dari…
Selalu ada yang baru di TikTok. Salah satu yang kini sedang nge-trend adalah menari rame-rame…
Siapa bilang memulai bisnis harus dengan modal yang besar? Ternyata, sebuah bisnis bisa dimulai dengan…
Viral sebuah kisah yang membuat hati netizen teriris, ialah seorang perempuan yang rela merawat suaminya…