in

Menilik Potensi Bisnis yang Tersembunyi di Tengah Nestapa dan Bencana di Indonesia

Beberapa bencana alam seperti gempa dan tsunami yang banyak menerjang wilayah Indonesia beberapa waktu lalu, memang banyak menimbulkan duka dan nestapa. Tak urung, kerugian materi yang diderita pun bisa mencapai angka miliaran rupiah. Meski demikian, tak selamanya bencana selalu mendatangkan kerugian.

Jika dicermati dengan jeli, ada banyak peluang bisnis pasca terjadinya bencana alam di suatu wilayah. Tentu saja, usaha yang dimaksud berada dalam jalur positif. Di mana keberadaannya juga dinilai saling menguntungkan satu dengan lainnya. Seperti apa sajakah bentuknya?

Usaha transportasi untuk kepentingan pengiriman bantuan dan logistik

Ilustrasi usaha angkutan dan transportasi [sumber gambar]
Selain proyek pembangunan kembali, transportasi juga bisa menjadi urat nadi untuk menyambung kembali denyut kehidupan sebuah wilayah pasca terjadinya bencana. Seperti pada tulisan Nurhadi, Praktisi Logistic and Supply Chain Management pada laman lifestyle.kompas.com mengatakan, kerja sama dan kolaborasi dengan sektor swasta seperti donatur, lembaga swadaya masyarakat, dan lain-lain merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Di sinilah menurut penulis, para para penyedia bisnis terkait agar bisa memberikan bantuannya berupa sarana transportasi yang dibutuhkan. Tentu saja dengan harga yang disesuaikan pada kondisi yang ada.

Penyediaan bahan pokok dan kebutuhan sehari-hari

Ilustrasi usaha sembako [sumber gambar]
Bahan makanan seperti sembako dan sejenisnya, merupakan kebutuhan vital selanjutnya yang perlu mendapatkan perhatian. Tanpa keberadaannya, bisa dipastikan para korban bencana yang selamat bakal terlantar dan terancam kekurangan gizi. Catatan Ahmad Arif pada Jurnalisme Bencana, Bencana Jurnalisme: Kesaksian dari Tanah Bencana (2010) mengungkapkan, adanya pemodal yang datang ke Aceh pasca tsunami dengan memanfaatkan tingkat inflasi yang tinggi. Mereka membuka restoran mewah, kedai-kedai kopi dan perhotelan. Namun ironisnya, konsumen utama adalah para pekerja organisasi non pemerintah, PBB dan BRR yang notabene bukan korban bencana alam. Pada celah inilah, usaha makanan atau bahan pokok bisa dialihkan pasarnya pada para korban yang terdampak musibah.

Persewaan alat-alat berat untuk keutuhan pembangunan infrastruktur

Ilustrasi usaha persewaan alat berat [sumber gambar]
Untuk menunjang pemulihan wilayah terdampak bencana, keberadaan alat-alat berat memang sangat dibutuhkan keberadaannya. Bisa dibilang, bisnis persewaan kendaraan di atas untuk memperlancar kegiatan lapangan sangat menguntungkan. Laman viva.co.id menuliskan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat memastikan bahwa semua biaya penggunaan alat berat untuk membantu evakuasi pasca bencana di Palu, akan dibayar oleh pemerintah. “Pak Menteri telah menyampaikan tidak ada yang gratis di sana, semua kita bayar. Jadi semua peralatan yang ada di sana kita butuhkan segera dan kita akan bayar sesuai dengan harganya,” ujar Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin yang dikutip dari viva.co.id.

BACA JUGA: 5 Perubahan Mencengangkan Aceh Setelah 13 Tahun Pasca Dihantam Tsunami Hebat

Di balik musibah yang terjadi, selalu saja ada celah untuk mendatangkan pundi-pundi rupiah. Meski terkesan tak etis, toh hal tersebut tidak dipungkiri telah menjadi semacam simbiosis mutualisme. Di mana korban bencana ingin segera hidup secara normal secepatnya, dan penjual menyediakan jalan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Gimana menurutmu Sahabat Boombastis?

Written by Dany

Menyukai dunia teknologi dan fenomena kultur digital pada masyarakat modern. Seorang SEO enthusiast, mendalami dunia blogging dan digital marketing. Hobi di bidang desain grafis dan membaca buku.

Leave a Reply

Dianggap Buatan Jin, Inilah Fakta Tumpukan Batu yang ada di Sungai Sukabumi

Mengenang Kisah Antun Pogacnik, Pelatih Berjasa Timnas yang Dikhianati Pemain Sendiri